Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polusi Pabrik Kimia di Tunisia Picu Gelombang Protes di Ibu Kota

Bendera Tunisia
Bendera Tunisia (commons.m.wikimedia.org/Aerra Carnicom)
Intinya sih...
  • Ratusan warga Tunisia turun ke jalan di ibu kota Tunis untuk memprotes krisis lingkungan akibat polusi pabrik kimia di Gabes.
  • Warga menuntut penutupan pabrik milik Tunisian Chemical Group (GCT) karena meningkatkan penyakit dan menolak solusi sementara dari pemerintah.
  • Presiden Kais Saied menyebut situasi di Gabes sebagai pembunuhan lingkungan, tetapi para pengunjuk rasa menuntut penutupan dan pemindahan permanen pabrik polusi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ratusan warga Tunisia turun ke jalan di ibu kota Tunis pada Sabtu (25/10/2025), untuk memprotes krisis lingkungan yang semakin parah akibat polusi dari pabrik kimia milik negara di Gabes. Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes yang sebelumnya dimulai di kota selatan Gabes dan kini meluas hingga ke ibu kota.

Protes ini menunjukkan bagaimana kekecewaan masyarakat terhadap penanganan pemerintah atas polusi dan memburuknya layanan publik. Demonstrasi ini menjadi tantangan terbesar bagi Presiden Kais Saied sejak ia mengambil alih seluruh kekuasaan pada 2021.

1. Aksi mendukung warga Gabes yang terdampak polusi pabrik kimia

Ratusan pendemo berjalan di jalan-jalan Tunis membawa spanduk dan meneriakkan slogan mendukung warga Gabes yang terdampak polusi pabrik kimia. Mereka mengecam tindakan aparat yang dinilai melakukan represi. Pemerintah mengatakan telah menangkap beberapa orang yang melakukan kekerasan selama unjuk rasa.

"Ini sederhana, warga Gabes hanya ingin bernapas. Gabes perlahan-lahan sekarat. Kami tidak akan diam. Kami akan tingkatkan protes damai kami," kata Hani Faraj, salah seorang aktivis, dilansir First Post.

2. Peningkatan penyakit akibat polusi dari pabrik

Kota Gabes sempat lumpuh pada Selasa (21/10/2025), akibat mogok umum dan demonstrasi besar menuntut penutupan pabrik milik Tunisian Chemical Group (GCT) yang diduga menyebabkan polusi berat. Warga melaporkan peningkatan penyakit pernapasan, osteoporosis, dan kanker yang mereka kaitkan dengan gas beracun yang dilepaskan pabrik.

Bulan ini, belasan anak sekolah di Gabes mengalami kesulitan bernapas akibat uap beracun dari pabrik yang memproses fosfat menjadi asam fosfat dan pupuk kimia. Hal ini memicu kemarahan warga yang semakin besar dan berujung pada serangkaian protes.

3. Tuntutan penutupan dan pemindahan pabrik secara permanen

Presiden Kais Saied menyebut situasi di Gabes sebagai pembunuhan lingkungan, menyalahkan kebijakan kriminal pemerintah sebelumnya yang menyebabkan krisis tersebut. Ia memerintahkan perbaikan segera di fasilitas pabrik untuk menghentikan kebocoran serta berjanji akan membangun rumah sakit kanker di Gabes, dilansir Al Jazeera.

Namun, pada Sabtu (25/10/2025), para pengunjuk rasa menolak upaya pemerintah yang dianggap hanya solusi sementara. Mereka menuntut penutupan dan pemindahan permanen pabrik polusi.

Organisasi lingkungan juga memperingatkan bahwa limbah industri dalam jumlah besar masih dibuang ke laut di Chatt Essalam, yang telah merusak ekosistem laut dan menurunkan populasi ikan, mengancam mata pencaharian nelayan lokal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Pramono Apresiasi Pasar Malem Narasi 2025 Beri Ruang UMKM

26 Okt 2025, 23:57 WIBNews