Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prancis Dilanda Demo Besar, Raja Charles III Batal Datang

Raja Charles III. (twitter.com/Royal Family)
Raja Charles III. (twitter.com/Royal Family)

Jakarta, IDN Times - Kunjungan kenegaraan Raja Inggris Charles III ke Prancis ditunda. Hal ini disebabkan oleh kondisi Prancis yang cukup mencekam akibat demo ratusan ribu warga yang menolak reformasi usia pensiun.

Sedianya kunjungan Raja Charles akan dilaksanakan pada Minggu kemarin. Namun, atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron, kunjungan tersebut ditundan untuk sementara.

Dilansir dari BBC, Senin (27/3/2023), Raja Charles III diagendakan bakal mengunjungi Paris dan Bordeaux. Dua kota ini cukup parah situasinya karena dilanda protes besar.

1. Demo bakal berlanjut pekan ini

Sementara itu, Macron mengatakan bahwa serikat pekerja Prancis mengumumkan bahwa unjuk rasa akan dilanjutkan pekan ini.

“Karena kami memiliki hubungan persahabatan, rasa homat dan penghargaan untuk Yang Mulia, Permaisuri dan rakyat Inggris, saya berinisiatif untuk menjelaskan situasinya. Kami menyarankan agar kunjungan ditunda dulu,” ucap Macron.

Pemerintah Inggris menambahkan bahwa keputusan penundaan itu disetujui kedua belah pihak dengan mempertimbangkan situasi di Paris saat ini. Kunjungan Raja Charles rencananya akan diundur hingga musim panas tahun ini.

2. Bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa

Polisi Prancis dilaporkan menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa pada aksi unjuk rasa di Sainte-Soline, yang terletak di barat Prancis.

Kerusuhan ini terjadi setelah unjuk rasa anti-pemerintah selama berhari-hari yang terjadi di Paris dan sejumlah kota besar lainnya terkait penolakan reformasi usia pensiun gagasan Macron.

Macron sendiri berencana menaikkan batas usia pensiun dari 62 tahun ke 64 tahun dan mengesahkannya di dalam Undang-undang.

3. Reformasi usia pensiun yang kedua

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)

Pemerintahan Macron sebelumnya telah memiliki rencana untuk melakukan reformasi usia pensiun. Namun, rencana itu belum dapat dilaksanakan karena mendapatkan penolakan.

Rencana kali ini adalah yang kedua kalinya. Dari jajak pendapat yang dilakukan, semuanya menunjukkan sebagian besar warga Prancis menentang reformasi usia pensiun yang direncanakan Macron.

Kegagalan meloloskan rencana undang-undang reformasi pensiun yang pertama, karena berhadapan dengan penolakan serikat pekerja Prancis yang terkenal kejam. Selain itu, usulan juga terganjal oleh protes publik dan badai COVID-19.

Kini, upaya reformasi usia pensiun kembali dilakukan. Macron secara resmi akan mengirimkan rancangan undang-undang yang diperkirakan akan dilanjutkan ke Parlemen Prancis bulan depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us