Presiden Republika Srpska Rayakan Kemenangan Trump di Pemilu AS

Jakarta, IDN Times - Presiden Republika Srpska, Bosnia Herzegovina, Milorad Dodik, pada Rabu (6/11/2024), merayakan kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat (AS). Ia mengadakan acara pesta cocktail bersama beberapa anggota pemerintahan lainnya.
Dodik sudah masuk daftar sanksi AS karena dituding berniat merusak Perjanjian Dayton dan memecah belah Bosnia-Herzegovina. Pada Desember, Dodik mengatakan akan mendeklarasikan kemerdekaan Republika Srpska jika Trump kembali terpilih menjadi presiden AS.
1. Sebut kemenangan Trump akan membawa perubahan
Dodik mengatakan bahwa perayaan ini diselenggarakan karena Kantor Kedutaan Besar AS di Sarajevo tidak menyelenggarakan pesta perayaan. Ia menyebut kembalinya Trump adalah simbol kembalinya nilai-nilai kebebasan.
"Karena Dubes AS di Sarajevo tidak mengadakan perayaan kemenangan Donald Trump, maka saya mengadakan acara ini. Bagi Republik Srpska dan saya terutama, kemenangan Trump adalah simbolisasi kembalinya nilai-nilai keluarga, kebebasan memilih, dan hak untuk mempertahankan tradisi," tuturnya, dikutip Balkan Insight.
Ia menambahkan, kepemimpinan Trump akan memberikan sebuah perubahan dan tidak ada pemaksaan untuk mengubah dan melupakan akar budayanya. Dodik menyebut Trump tidak akan menerapkan ide yang tidak didukung di negaranya sendiri.
Dalam perayaan tersebut, Istana Republika Srpska di Banja Luka sudah dihiasi oleh lampu berbendera AS untuk merayakan kemenangan Donald Trump dalam pemilu.
2. Harapkan hubungan baik AS-Republika Srpska
Dodik menambahkan, kemenangan Trump akan memberikan perbaikan situasi geopolitik di Republika Srpska dan Bosnia-Herzegovina. Ia pun mengharapkan hubungan baik antara kedua negara.
"Ini adalah arah keberlanjutan perdamaian dan progres untuk setiap komunitas agar mendapatkan kebebasan dalam mempertahankan nilai-nilai dan tradisi Republika Srpska. Saya mengekspresikan optimisme penguatan hubungan Republika Srpska-AS dan penghargaan satu sama lain," terangnya, dilansir N1.
Dodik mengharapkan selama kepemimpinan Trump mendatang, sanksi AS yang dijatuhkan kepadanya akan dicabut. Selama pemerintahan Biden, sanksi kepada Dodik justru semakin intens atas dugaan rencana memisahkan Republika Srpska dari Bosnia.
Di sisi lain, kemenangan Trump juga disambut baik oleh pemimpin Partai Demokratik Albania, Sali Berisha. Pemimpin oposisi Albania tersebut sudah masuk dalam daftar hitam di AS karena dugaan terlibat kasus korupsi.
3. AS jatuhkan sanksi kepada individu yang membantu Dodik

Pada hari yang sama, Kementerian Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada seorang individu dan sebuah perusahaan yang membantu Dodik dan anaknya menghindari sanksi-sanksi Washington.
"Korupsi ini sudah merusak kepercayaan publik terhadap institusi Bosnia-Herzegovina dan penegakan hukum di sana. Jaringan Dodik sudah mengupayakan strategi dalam menghindari sanksi AS, terutama dalam merestrukturisasi dan pengembangan korporasi dan transfer aset perusahaan," ungkapnya, dilansir RFE/RL.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Mattew Miller, mengatakan bahwa individu yang dimasukkan daftar sanksi ini bernama Vladimir Perisic yang menjabat sebagai kepala perusahaan Prointer ITSS. Perusahaan itu melanjutkan bisnis sesuai dengan arahan dari Dodik dan anaknya, Igor Dodik.
Selama ini, Dodik membantah tuduhan Washington terkait upaya memerdekakan Republika Srpska dari Bosnia-Herzegovina. Namun, pernyataan dan tindakan mengarah pada percobaan memisahkan wilayahnya.