Rusia Rekrut Eks Pasukan Elite Afghanistan untuk Perang di Ukraina

AS akui pasukan elite Afghanistan ganas dan berbahaya

Jakarta, IDN Times - Tiga mantan jenderal Afghanistan, pada Senin (31/10/2022), mengatakan bahwa Rusia telah merekrut tentara khusus Afghanistan untuk bertempur di Ukraina. Para tentara khusus itu pernah bertempur dan mendapat pelatihan dari pasukan Amerika Serikat (AS).

Para tentara Afghanistan adalah pasukan elite yang melarikan diri ke Iran setelah AS menarik diri dari negara itu. Mereka disebut ditawarkan gaji tetap 1.500 dolar AS atau Rp23,4 juta per bulan, serta perlindungan yang aman bagi mereka dan keluarga agar tidak dideportasi.

1. Tidak mau berperang tapi tidak punya pilihan lain

Rusia Rekrut Eks Pasukan Elite Afghanistan untuk Perang di Ukrainailustrasi (Pexels.com/Jakson Martins)

Para tentara elite itu akan bergabung dengan pasukan legiun asing milik Rusia yang bertempur di Ukraina.

"Mereka tidak ingin pergi berperang, tetapi mereka tidak punya pilihan," kata Abdul Raof Arghandiwal, mantan jenderal Afghanistan, dikutip Associated Press.

"Mereka bertanya kepada saya, 'Beri saya solusi. Apa yang harus kami lakukan? Jika kami kembali ke Afghanistan, Taliban akan membunuh kami'," Arghandiwal menambahkan.

Menurut mantan jenderal Afghanistan itu, perekrutan tersebut dipimpin oleh pasukan bayaran Rusia Wagner Group. Selain itu, upaya tersebut juga dibantu mantan komandan pasukan khusus Afghanistan yang tinggal di Rusia.

Baca Juga: PBB Peringatkan Ancaman Kemiskinan Afghanistan di Bawah Taliban

2. Gaji tetap dan jaminan berlindung untuk keluarga

Penarikan pasukan AS dan sekutu dari Afghanistan telah menyisakan banyak masalah yang sampai saat ini masih belum terselesaikan. Di antara masalah tersebut adalah nasib mantan tentara elite Afghanistan yang melarikan diri karena tidak ingin dibunuh Taliban.

Beberapa di antara mantan tentara elite itu melarikan diri ke Iran. Namun nasib mereka di negara tersebut terancam dideportasi.

Melansir The Guardian, Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan komentar tentang kabar tersebut. Pendiri Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menolak gagasan merekrut mantan tentara Afghanistan dan menyebutnya sebagai omong kosong gila.

3. Mantan tentara elite Afghanistan terkenal ganas dan terlatih

Rusia Rekrut Eks Pasukan Elite Afghanistan untuk Perang di Ukrainailustrasi tentara (Pixabay.com/Military_Material)

Tidak diketahui secara rinci berapa banyak mantan tentara elite Afghanistan yang akan direkrut Rusia. Namun beberapa informasi menyebutkan, jumlah mereka yang telah mempertimbangkan tawaran itu ada sekitar 400 personel.

Michael Mulroy, pensiunan perwira CIA yang pernah bertugas di Afghanistan, memberikan penjelasan singkat tentang kemampuan para mantan tentara tersebut. 

"Saya tidak ingin melihat mereka di medan perang mana pun, terus terang, tetapi tentu saja tidak melawan Ukraina," kata Mulroy dikutip Al Jazeera.

Salah satu mantan tentara elite Afghan yang berbicara dengan syarat anonim mengira bahwa AS akan membuat semacam program khusus. Tapi rupanya AS meninggalkan mereka semua di bawah ancaman Taliban.

Salah satu anggota keluarga mantan tentara elite Afghan mengaku, sudaranya terpaksa menerima tawaran rekrutan dari Rusia. Meski itu bukan keputusan yang mudah, tapi terpaksa keputusan itu diambil karena tidak ada pilihan lain.

Baca Juga: Belarus Akan Dirikan Pusat Latihan Militer Bersama Rusia 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya