UE Temukan Hubungan Pembekuan Darah dengan Vaksin J&J

Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai

London, IDN Times - Badan regulator Uni Eropa yang bernama European Medicines Agency (EMA) di London menemukan kemungkinan hubungan antara efek samping langka pembekuan darah dengan suntikan vaksin virus corona buatan Johnson & Johnson (J&J).

Kabar tersebut disampaikan pada hari Selasa (20/4) dan EMA menyimpulkan bahwa peringatan tentang pembekuan darah yang tidak biasa dengan trombosit rendah harus ditambahkan ke label vaksin seperti halnya pada vaksin virus corona produksi AstraZeneca.

1. Pukulan baru terhadap Uni Eropa

Program kampanye vaksinasi virus corona di Uni Eropa telah mendapatkan pukulan yang keras karena keterlambatan pasokan dari AstraZeneca. Saat ini ketika negara-negara tersebut sepakat akan melakukan kampanye dengan vaksin J&J, hambatan baru muncul kembali.

Melansir dari kantor berita Reuters, peninjauan terhadap beberapa kasus langka pembekuan darah dalam peluncuran vaksin J&J di Eropa dan Amerika Serikat minggu lalu mengalami jeda dan tertunda.

Itu adalah kemunduran dan pukulan terbaru dalam ikhtiar mengatasi pandemik di benua Biru.

Direktur Eksekutif EMA yang bernama Emer Cooke menjelaskan bahwa "saya harus menekankan lagi (kasus) yang sangat jarang." Dalam sebagian besar kasus, menurut Cooke, "vaksin ini (J&J) akan mencegah kematian dan rawat inap akibat COVID-19."

Pihak EMA telah memeriksa sebanyak delapan kasus pembekuan yang terjadi pada orang dewasa di Amerika Serikat yang memiliki usia di bawah 60 tahun. Kebanyakan kasus dialami oleh wanita, dalam waktu tiga minggu setelah vaksinasi dengan suntikan tunggal J&J.

2. Risiko tertular COVID-19 lebih tinggi daripada risiko vaksin

Kabar efek samping langka pembekuan darah setelah vaksinasi AstraZeneca telah membuat ketegangan dalam kampanye vaksinasi untuk mengatasi pandemik virus corona. Beberapa negara bahkan menunda penggunaan vaksin tersebut.

Kini, J&J diterpa isu serupa setelah Amerika Serikat melaporkan efek samping kasus pembekuan darah langka, yang disebut cerebral venous sinus thrombosis (CVST)

J&J dan AstraZeneca dibuat dengan teknologi yang sama. Mereka menggunakan virus, yang disebut adenovirus, untuk membawa gen spike ke dalam tubuh untuk melawan virus corona.

Melansir dari laman Al Jazeera, profesor imunologi dan penyakit menular Edinburgh University yang bernama Eleanor Riley mengatakan "kecurigaan meningkat bahwa kasus langka ini mungkin dipicu oleh komponen adenovirus dari vaksin AstraZeneca dan J&J."

Masih dibutuhkan lebih banyak data yang harus dikumpulkan untuk membuat kesimpulan kemungkinan hubungan efek samping vaksin dengan CVST. Meski begitu, Riley menekankan bahwa "risiko yang terkait dengan tertular COVID-19 jauh, jauh lebih besar daripada risiko vaksinasi apa pun."

Amerika Serikat yang melaporkan, kasus langka itu hanya dialami delapan orang, satu meninggal, dari 7 juta dosis vaksin yang telah digunakan.

Baca Juga: Sebabkan Pembekuan Darah, FDA Minta AS Setop Vaksin Johnson & Johnson

3. Gejala yang harus diwaspadai setelah mendapat suntikan vaksin J&J

Vaksin J&J telah digadang-gadang akan mengubah permainan kampanye vaksinasi COVID-19 karena dosis yang dibutuhkan hanya tunggal. Vaksin lainnya membutuhkan dosis ganda bahkan untuk beberapa vaksin Tiongkok, butuh tiga dosis suntikan.

Namun, vaksin J&J tersandung dengan kasus serupa seperti yang dialami oleh vaksin AstraZeneca. UE, AS dan Afrika Selatan sempat menghentikan sementara suntikan vaksin tersebut.

Melansir dari laman BBC, meski risiko efek samping dari vaksin J&J jauh lebih kecil dan keuntungannya disebut jauh lebih banyak, regulator obat UE mengingatkan tentang gejala yang timbul setelah seseorang mendapatkan suntikan vaksin J&J.

Enam gejala yang mesti diwaspadai oleh orang yang mendapat suntikan vaksin J&J adalah sesak napas, nyeri dada, kaki bengkak, sakit perut yang terus-menerus, gejala neurologis (seperti sakit kepala parah atau penglihatan kabur) dan bintik darah kecil di bawah kulit di luar tempat suntikan.

EMA memperingatkan jika seseorang mengalami enam gejala tersebut dalam waktu tiga minggu setelah mendapatkan suntikan, harus segera mencari pertolongan medis.

Baca Juga: Sebabkan Pembekuan Darah, FDA Minta AS Setop Vaksin Johnson & Johnson

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya