Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Program Bagi-bagi Uang Elon Musk Lolos Gugatan Jelang Pilpres AS

potret Elon Musk (x.com/@america)
potret Elon Musk (x.com/@america)

Jakarta, IDN Times - Hakim dari Pennsylvania, Angelo Foglietta mengizinkan program hadiah 1 juta dolar AS (Rp15,7 miliar) per hari dari Elon Musk untuk terus berjalan hingga pemilihan presiden AS pada Selasa (5/11/2024).

Melansir Reuters, program yang dijalankan melalui America PAC ini beroperasi di tujuh negara bagian penting AS, termasuk Pennsylvania, Michigan, dan Arizona.

Elon Musk, pendiri America PAC, telah menggelontorkan dana sebesar 70 juta dolar AS (Rp1,1 triliun) untuk mendukung Donald Trump dan Partai Republik dalam pemilu kali ini. Sebanyak 16 juta dolar AS (Rp252 miliar) telah disalurkan kepada pemilih yang memenuhi syarat melalui program hadiah harian ini.

Program ini akan berakhir pada Selasa, bertepatan dengan hari pemilihan presiden AS. Pemenang terakhir akan diumumkan di negara bagian Michigan. Sebelumnya program ini telah menyasar pemilih di Arizona, Georgia, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.

1. Musk dituduh berniat memengaruhi hasil pilpres AS

Melansir NBC News, Jaksa Distrik Philadelphia, Larry Krasner, telah menggugat program ini. Krasner menuduh aksi Musk sebagai lotre ilegal dan penipuan yang dirancang untuk memengaruhi pemilihan nasional.

Krasner menyatakan, program ini merupakan salah satu bentuk penipuan terbesar dalam 50 tahun terakhir.

Chris Young, direktur America PAC, mengakui bahwa pemenang tidak dipilih secara acak seperti yang diumumkan Musk sebelumnya.

Young menjelaskan bahwa pihaknya memilih pemenang berdasarkan kesesuaian dengan nilai organisasi untuk menjadi juru bicara mereka. Setiap pemenang harus menandatangani perjanjian untuk merahasiakan proses pemberian uang tersebut.

Pengacara Musk, Chris Gober, berargumen bahwa program ini merupakan bagian dari ekspresi politik karena peserta menandatangani petisi mendukung Konstitusi AS. Namun, Departemen Kehakiman AS telah memperingatkan America PAC bahwa program ini berisiko melanggar hukum federal.

2. Pemenang wajib nyatakan dukungan terhadap Konstitusi AS

Melansir dari AP, untuk mengikuti program ini, peserta harus menandatangani petisi yang menyatakan dukungan terhadap hak kebebasan berbicara dan kepemilikan senjata.  Kedua hak ini tercantum dalam Amandemen 1 dan 2 Konstitusi AS.

Hingga saat ini, lebih dari 1 juta orang dari tujuh negara bagian telah mendaftar dengan menandatangani petisi tersebut.

Program ini diluncurkan pada 19 Oktober saat Musk tampil dalam acara kampanye Trump di Harrisburg, Pennsylvania. Tiga pemenang pertama berasal dari Pennsylvania, menjelang batas waktu pendaftaran pemilih pada 21 Oktober. Para pemenang dijanjikan menerima uang mereka paling lambat 30 November 2024.

Young menjelaskan bahwa pihaknya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap setiap calon penerima. Proses evaluasi meliputi pemeriksaan media sosial hingga pertemuan langsung di lokasi acara. Semua tahapan ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian calon penerima dengan visi dan misi organisasi.

3. Jutaan data pemilih berisiko disalahgunakan pascapemilu

Pennsylvania, dengan 19 suara elektoral, merupakan salah satu negara bagian kunci dalam pemilihan presiden AS.

Krasner menyatakan kekhawatirannya bahwa jutaan warga telah ditipu untuk memberikan informasi pribadi mereka. Menurutnya, data yang terkumpul memiliki risiko penggunaan yang hampir tak terbatas bahkan hingga pemilu usai.

Krasner masih mempertimbangkan tuntutan pidana dan ganti rugi untuk pendaftar dari Pennsylvania. Ia juga merasa bertanggung jawab melindungi integritas pemilu dan regulasi lotre di wilayahnya.

Sementara itu, America PAC dinilai memainkan peran besar dalam upaya kampanye Trump. Pasalnya, Trump sangat bergantung pada kelompok-kelompok luar untuk mengumpulkan suara pemilih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aria Hamzah
Rama
Aria Hamzah
EditorAria Hamzah
Rama
EditorRama
Follow Us