Trump Pede Bakal Menangi Pilpres AS, Klaim Unggul di 7 Negara Bagian

- Donald Trump yakin bisa memenangkan Pilpres AS 2024 dengan keunggulan suara dibanding Kamala Harris.
- Trump melakukan kampanye besar di tujuh negara bagian penting yang berpengaruh besar pada hasil akhir Pilpres.
- Lebih dari 78 juta warga AS telah memberikan suara awal, dengan Demokrat (Partai Kamala Harris) unggul 700 ribu suara dari Republik (Partai Donald Trump).
Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump optimistis dirinya bisa memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) AS yang dilaksanakan pada Selasa, (5/11/2024).
Dalam sebuah telepon dengan ABC News, Trump mengklaim dirinya memiliki keunggulan suara dibandingkan lawannya, Kamala Harris.
1. Trump yakin bisa kalahkan Kamala Harris

Trump menanggapi pertanyaan tentang apakah dia berpikir bisa kalah: “Saya kira Anda bisa kalah, bisa kalah. Maksud saya, itu terjadi, bukan? Tapi saya pikir saya memiliki keunggulan yang cukup besar, tapi, Anda bisa mengatakan, ya, ya, Anda bisa kalah. Hal-hal buruk bisa terjadi. Anda tahu, hal-hal terjadi, tapi ini akan menarik.”
Dilansir ANTARA, ketika ditanya kapan dia akan menyampaikan pernyataan kepada publik tentang hasil pemilu, Trump menjawab, “Saya akan muncul pada waktu yang tepat.”
2. Trump klaim unggul suara di 7 negara bagian

Trump mengklaim dirinya juga melakukan kampanye besar yang tak bisa dilakukan orang lain. Di hari-hari terakhir kampanye, Trump berkunjung ke negara-negara bagian yang punya peran penting.
Trump menyatakan dirinya unggul di tujuh negara bagian penting, yakni Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.
3. Harris juga kampanye besar-besaran di 7 negara bagian penting

Tujuh negara bagian itu memiliki jumlah penentu yang besar, sehingga berpengaruh besar pada hasil akhir Pilpres. Selain Trump, Harris juga menghabiskan banyak waktu untuk berkampanye di tujuh negara bagian tersebut.
Menurut data University of Florida Election Lab, lebih dari 78 juta warga AS telah memberikan suara awal, termasuk sekitar 700 ribu suara lebih banyak dari Demokrat (Partai Kamala Harris) dibandingkan Republik (Partai Donald Trump).