Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putra Rival Presiden Lukashenko Dijatuhi Hukuman 8 Tahun

Eduard Babaryka. (Twitter.com/Sviatlana Tsikhanouskaya)

Jakarta, IDN Times - Eduard Babaryka, aktivis oposisi Belarusia dijatuhi hukuman penjara 8 tahun, pada Rabu (5/7/2023). Dia merupakan putra dari Viktar Babaryka, kandidat presiden pada pemilu 2020 yang pendaftarannya ditolak.

Babaryka dan ayahnya telah ditahan sejak 18 Juni 2020, dua bulan sebelum Presiden Alexander Lukashenko memenangi pemilihan yang dianggap curang oleh oposisi dan Barat. Lukashenko telah memimpin Belarusia sejak 1994 dan telah menindak keras lawan politiknya.

1. Ayahnya telah dijatuhi hukuman 14 tahun penjara

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Umanoide)

Pengadilan Distrik Minsk menghukum Eduard karena dituduh mengorganisir kerusuhan massal dan menghasut kebencian. Dia membantah tuduhan tersbut.

“Saya tidak melakukan satu pun kejahatan yang dituduhkan kepada saya. Investigasi tidak menemukan satu pun bukti kesalahan saya," kata Babaryka, dikutip dari Associated Press.

Sementara ayahnya, Viktor Babaryka telah dijatuhi hukuman penjara 14 tahun pada 2021 atas tuduhan korupsi. Kondisi Viktor Babaryka tidak diketahui selama lebih dari dua bulan, dan para pendukungnya menduga dia dipukuli dan dimasukkan ke rumah sakit penjara.

2. Kritikan terhadap hukuman

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Dilansir BBC, Pavel Sapelka, pengacara kelompok hak asasi manusia Spring 96, mengatakan hukuman panjang Babaryka tidak mengejutkan karena setiap terdakwa dalam kasus kriminal terkait politik mempertaruhkan hukuman penjara yang sangat lama. Dia mengatakan hukuman itu dilakukan karena Babaryka adalah putra salah satu saingan Lukashenko yang paling sukses dalam pemilihan presiden.

Pacar Babaryka, Alexandra Zvereva, mengatakan bahwa dia telah dipenjara sebagai tindakan balas dendam oleh pemimpin Belarusia, hanya karena Viktor Babaryka maju dalam pemilihan presiden.

"Bagi saya ini hukuman yang paling menyakitkan bagi orang tua, ketika anak-anak mereka dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka, itu harus ditekankan ketika tidak ada yang salah," katanya.

Sviatlana Tsikhanouskaya, pemimpin oposisi yang menantang Lukashenko dalam pemilu 2020, mengutuk hukuman terhadap Babaryka. Dia menganggap hukuman itu merupakan tindakan balas dendam keji karena mendukung ayahnya.

“Ketidakadilan ini tidak bisa dibiarkan,” kata Tsikhanouskaya.

3. Kandidat presiden lainnya juga ditahan

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

Tsikhanouskaya mengatakan pada hari Selasa bahwa dia telah menerima pesan anonim yang menyatakan bahwa suaminya, Siarhei Tsikhanouski telah meninggal di balik jeruji besi. Pesan itu tidak benar karena pada besok harinya aktivis pro-Lukashenko mengunggah video dari kamera penjara bertanggal 5 Juli, menunjukkan Tsikhanouski sedang melakukan latihan leher dan makan.

“Hati saya sangat lega melihat suami saya Siarhei hidup dan kuat,” kata Tsikhanouskaya di Twitter, menambahkan bahwa pihak berwenang sekarang harus merilis video yang menunjukkan Babaryka dan tokoh oposisi lainnya yang kondisinya tidak diketahui.

Tsikhanouski adalah blogger populer yang ditangkap pada 2020 setelah mengumumkan rencana untuk mencalonkan diri melawan Lukashenko. Tsikhanouskaya kemudian mencalonkan diri sebagai penggantinya dan mengklaim kemenangan, tapi terpaksa meninggalkan Belarusia setelah Lukashenko mengatakan dia menang telak dan menindak secara brutal pengunjuk rasa dan lawan.

Usai pemilu negara itu dilanda protes besar-besaran, beberapa di antaranya menarik lebih dari 100 ribu orang. Pihak berwenang menanggapi dengan penumpasan brutal yang menyebabkan lebih dari 35 ribu orang ditangkap, ribuan dipukuli oleh polisi saat dalam tahanan, dan puluhan organisasi dan media independen ditutup.

Spring 96 mengatakan Tsikhanouski tidak diberi akses bertemu pengacara dan keluarganya untuk memberikan perincian tentang kondisinya. Kelompok itu juga mengatakan bahwa pesan jahat kepada istrinya kemungkinan besar merupakan provokasi yang melibatkan layanan khusus Belarusia.

Kelompok hak asasi manusia Viasna memperkirakan bahwa Belarusia memiliki sekitar 1.500 tahanan politik. Pemimpin kelompok itu, Ales Bialiatski, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2022 telah dihukum 10 tahun karena dituduh mendanai tindakan yang melanggar ketertiban umum dan penyelundupan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us