Rashida Tlaib Angkat Papan Penjahat Perang saat Netanyahu Pidato

Jakarta, IDN Times - Di tengah pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (24/7/2024), seorang anggota kongres Rashida Tlaib mengangkat slogan yang bertuliskan "Penjahat Perang" dan "Bersalah atas genosida". Tlaib adalah perempuan Palestina pertama yang bertugas di Kongres AS.
Tlaib merupakan tokoh Demokrat progresif terkemuka dan sangat vokal menentang genosida Israel di Gaza. Saat menghadiri pidato Netanyahu, anggota kongres perwakilan Michigan itu mengenakan pin bendera Palestina dan keffiyeh, yakni syal hitam putih yang telah dikaitkan dengan perjuangan negara yang dilanda genosida tersebut.
Dilansir The Guardian, Tlaib didampingi oleh seorang tamu undangan, Hani Almadhoun, seorang warga Palestina yang telah kehilangan lebih dari 150 anggota keluarga besarnya sejak negara Yahudi itu menginvasi dengan tujuan yang disebut Netanyahu untuk menghancurkan Hamas.
Pada satu titik, anggota kongres Anna Paulina Luna tampaknya mencoba membuat Tlaib menurunkan slogannya. Namun, Tlaib terus mengangkatnya sepanjang pidato Netanyahu.
1. Partai Demokrat AS ramai-ramai memboikot pidato Netanyahu
Sekitar 40 anggota DPR dan Senat dari Partai Demokrat memboikot pidato Netanyahu. Mereka marah dengan cara pemimpin Israel itu menangani perang dan menyebut pidatonya yang dilakukan beberapa bulan sebelum pemilu dipolitisasi dan tidak pantas.
"Serangan Hamas pada 7 Oktober tidak beralasan dan pengecut, dan tindakan mereka yang terus menerus menyandera adalah tindakan yang tidak masuk akal," kata senator Durbin.
"Namun, perang Israel di Gaza di bawah arahan Netanyahu yang menyebabkan 39 ribu warga Palestina tewas dan 90 ribu lainnya terluka adalah strategi brutal yang melampaui tingkat pertahanan diri yang dapat diterima," tambahnya.
Sebelum pidato Netanyahu, koalisi progresif, pembela hak asasi manusia, mantan pejabat di pemerintahan Joe Biden, dan beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat mengecam undangan pemimpin negara Yahudi itu ke Capitol Hill. Mereka juga menyerukan embargo senjata AS terhadap Israel dan menuntut gencatan senjata.
2. Hamas sebut Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata

Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan bahwa pidato Netanyahu menunjukkan dia tidak ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata.
"Pidato Netanyahu penuh kebohongan dan tidak akan berhasil menutupi kegagalan dan kekalahan dalam menghadapi perlawanan untuk menutupi kejahatan perang genosida yang dilakukan tentaranya terhadap rakyat Gaza," ujar Abu Zuhri, dikutip dari Reuters.
Netanyahu juga tidak menyebutkan secara langsung mediasi yang dipimpin AS selama berbulan-bulan untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera. Pernyataannya di Kongres tampaknya tidak menutup kemungkinan tercapainya kesepakatan.
3. Banyak pihak yang kecewa terhadap Netanyahu

Keluarga sandera warga AS yang ditahan di Gaza mengaku sangat kecewa dengan pidato Netanyahu. Mereka mengatakan bahwa pemimpin itu gagal berkomitmen terhadap kesepakatan penyanderaan yang kini dibahas, meskipun pejabat senior pertahanan dan intelijen Israel telah memintanya untuk melakukan hal tersebut.
Menurut laporan Associated Press, delapan orang AS diyakini ditahan oleh Hamas, termasuk tiga orang yang terbunuh.
Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, yang memboikot pidato tersebut, menyebut pidato Netanyahu sebagai presentasi terburuk dari setiap pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres.
Washington merupakan sekutu terpenting Israel, yang menjadi pemasok senjata dan sumber bantuan militer. Pemerintahan Biden telah mengatakan pihaknya ingin melihat Netanyahu memfokuskan kunjungannya untuk membantunya menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Semakin banyak warga Israel yang menuduh Netanyahu memperpanjang perang untuk menghindari kemungkinan jatuhnya kekuasaan ketika konflik tersebut berakhir.