Reaksi Dunia atas Keputusan Perang yang Dilancarkan Rusia di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Operasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina Timur sejak Kamis (24/2/2022) menimbulkan kegemparan di seluruh dunia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan cepat mendapat kecaman dari beberapa negara.
Tindakan yang diambil Putin dilakukan ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengadakan pertemuan pada Rabu malam. Pertemuan tersebut merupakan yang kedua dalam minggu ini untuk mendesak de-eskalasi dan meminta kedua pihak bernegosiasi.
Putin dilaporkan telah memberi lampu hijau untuk mengadakan operasi di wilayah Donbass, Ukraina. Wilayah itu dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia dan mengatakan bahwa mereka meminta bantuan.
Lalu bagaimana reaksi dari negara dunia usai Putin mengambil langkah itu? Dilansir Al Jazeera, berikut beberapa di antaranya.
1. Amerika Serikat

Kecaman keras datang dari presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Menurutnya, serangan itu tidak dapat dibenarkan dan dia berjanji bahwa negaranya dan sekutunya akan meminta pertanggung jawaban terhadap Rusia.
“Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia yang sangat besar. Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan ini, dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitranya akan merespon dengan cara yang bersatu dan tegas. Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia,” kata Biden.
2. NATO

Sekjen Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan Rusia telah melancarkan agresi terhadap sebuah negara berdaulat.
Serangan itu disebut dapat membahayakan warga sipil dan merupakan pelanggaran berat hukum internasional, serta menjadi ancaman serius bagi keamanan Euro-Atlantik.
Setelah memimpin pertemuan darurat para duta besar NATO, Stoltenberg mengatakan bahwa aliansi militer Barat akan mengerahkan kemampuan dan pasukan di wilayahnya usai Rusia menginvasi Ukraina.
Dia mengatakan pihaknya menempatkan lebih dari 100 pesawat tempur dalam siaga tinggi.
3. Turki

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam invasi Rusia ke Ukraina. Dia menyebut langkah itu sebagai pukulan berat bagi perdamaian regional.
“Kami menolak operasi militer Rusia,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi, setelah megadakan pertemuan keamanan darurat.
Kementerian Luar Negeri Turki juga telah mengatakan, pengakuan Rusia terhadap Donetsk dan Luhansk bertentangan dengan perjanjian Minsk.
4. PBB

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk tindakan Rusia dan menyerukan kepada Putin untuk menarik kembali pasukannya ke Rusia. Dia juga memohon agar Putin mau memberi kesempatan bagi perdamaian.
“Atas nama kemanusiaan, jangan biarkan perang dimulai di Eropa yang bisa menjadi perang terburuk sejak abad ini, dengan konsekuensi tidak hanya menghancurkan Ukraina, tidak hanya tragis bagi Federasi Rusia, tetapi dengan dampak yang bahkan tidak dapat diramalkan,” kata Guterres.
5. Inggris

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengaku terkejut dengan peristiwa mengerikan di Ukraina dan telah berbicara dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk membahas langkah selanjutnya.
Dalam pidatonya, Johnson mengatakan Barat akan menjatuhkan sanksi bagi Rusia.
"Presiden Putin telah memilih jalan pertumpahan darah dan kehancuran dengan meluncurkan serangan tak beralasan ini ke Ukraina. Hari ini, bersama dengan sekutu kami, kami akan menyetujui paket sanksi ekonomi besar-besaran yang dirancang tepat waktu untuk melumpuhkan ekonomi Rusia," cuit Johnson.
6. Uni Eropa

Kepala komisi eksekuitif Uni Eropa (UE), Ursula Von Der Leyen, mengaku akan meminta pertanggungjawaban Putin atas serangan yang tidak dapat dibenarkan itu.
UE akan membahas sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari. Sanksi itu dinilai akan menurunkan ekonomi Rusia.
“Di saat-saat gelap ini, pikiran kami bersama Ukraina dan wanita, pria, dan anak-anak yang tidak bersalah saat mereka menghadapi serangan dan ketakutan yang tidak beralasan ini untuk hidup mereka,” kata Von Der Leyen di Twitter.
7. China

Sementara, China menolak untuk menyebut langkah Rusia di Ukraina sebagai 'invasi', namun tetap mendesak semua pihak untuk menahan diri.
“Anda menggunakan metode pertanyaan media Barat yang khas dengan menggunakan kata invasi. China memantau dengan cermat situasi terbaru. Kami meminta semua pihak untuk menahan diri untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali,” kata Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China.