Rumah Presiden Peru Digerebek untuk Cari Jam Tangan Mewah Rolex

Jakarta, IDN Times - Pihak berwenang Peru menggerebek rumah Presiden Dina Boluarte, pada Sabtu (30/3/2024), terkait skandal dugaan korupsi yang dijuluki Rolexgate. Pemerintah menyebut tindakan tersebut tidak proporsional dan inkonsitutional.
Awal bulan ini, pengawas keuangan pemerintah mengumumkan akan meninjau aset Boluarte dalam dua tahun terakhir. Pekan lalu, Boluarte bersikeras mengatakan bahwa dia memasuki pemerintahan dengan tangan yang bersih dan akan meninggalkannya dengan tangan yang bersih pula.
1. Sekitar 40 petugas terlibat penggerebekan

Sekitar 40 petugas terlibat dalam penggerebekan pada Sabtu. Mereka merupakan bagian dari penyelidikan dugaan korupsi dan mencari jam tangan Rolex yang tidak dumumkan Boluarte.
Dilansir Al Jazeera, itu merupakan operasi gabungan polisi dan kejaksaan dan disiarkan saluran televisi lokal. Para petugas terlihat menerobos masuk rumah presiden dengan palu godam. Petugas juga melakukan pemblokiran lalu lintas ketika operasi dilaksanakan.
"Personel dari istana menyediakan semua fasilitas untuk uji tuntas yang diminta," kata pihak kepresidenan.
2. Penggerebekan disebut inkonstitusional
Perdana Menteri (PM) Peru, Gustavo Adianzen, mengkritik penggerebekan itu. Dia menyebut telah terjadi kegaduhan politik sangat serius dan itu mempengaruhi investasi serta berdampak pada seluruh negeri.
"Apa yang terjadi dalam beberapa jam terakhir adalah tindakan yang tidak proporsional dan inkonstitusional," katanya dikutip dari The Guardian.
Adianzen mengatakan, presiden akan memberikan pernyataan kepada kantor kejaksaan jika dipangil untuk memberi keterangan jam tangan tersebut. Presiden dijadwalkan memberi keterangan bulan depan.
3. Boluarte dilaporkan memiliki 14 jam tangan mewah

Boluarte mengakui memiliki jam rangan Rolex. Dia mengatakan telah membelinya dengan uang yang dia peroleh sejak masih muda. Dilansir CNN, media lokal yang melaporkan kepemilikan jam tangan menyatakan presiden setidaknya memiliki 14 jam tangan mewah.
Pengacara presiden, Mateo Castaneda, mengatakan bahwa kehadiran petugas polisi dan kejaksaan berlebihan serta dirancang untuk membuat pertunjukan.
Castaneda mengatakan, polisi sudah mengambil foto sekitar 10 jam tangan, namun dia belum bisa memastikan mereknya apa.