Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia dan Ukraina Bertemu di Turki, Bahas Ekspor Gandum

Tanaman gandum. (pixabay.com/Ralf Kunze)
Tanaman gandum. (pixabay.com/Ralf Kunze)

Jakarta, IDN Times - Rusia dan Ukraina untuk pertama kalinya melakukan pertemuan langsung sejak Maret 2022. Pertemuan langsung itu digelar di Turki.

Melansir laman Aljazeera, Kamis (14/7/2022), pertemuan itu membahas mengenai krisis pangan yang kini melanda dunia. Pertemuan berisiko tinggi itu digelar pada Rabu (13/7/2022) di Istanbul, Turki.

Pertemuan itu dihadiri pejabat Ukraina, Rusia, Turki dan PBB. Salah satu penyebabnya karena pemblokiran ekspor biji-bijian, termasuk gandum, di Laut Hitam Ukraina.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, berharap pertemuan langsung itu bisa membuka jalur ekspor kembali. Sebab, banyak masyarakat dunia terdampak akibat adanya perang Rusia dan Ukraina.

"Secercah harapan untuk meringankan penderitaan manusia dan mengurangi kelaparan di seluruh dunia, tetapi dia juga memperingatkan bahwa meskipun dia optimistis, kesepakatan belum sepenuhnya selesai," ujar Guterres.

1. Sekitar 20 juta biji-bijian gandum terjebak di pelabuhan

ilustrasi gandum (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi gandum (pexels.com/Pixabay)

Dalam pertemuan itu, turut dibahas mengenai nasib sekitar 20 juta biji-bijian gandum yang terjebak di dalam pelabuhan Odesa, Ukraina. Pengiriman dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina terhambat sudah diblokir oleh Rusia.

Pemblokiran itu dilakukan dengan memasang ranjau di Laut Hitam Ukraina. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya serangan amfibi yang menjadi kekhawatiran dari Moskow.

Rusia dan Ukraina sudah melakukan pembicaraan terkait ekspor gandum . Pertemuan itu juga diklaim sudah mendekati kesepakatan.

2. Rusia ingin periksa setiap kapal yang masuk Ukraina

Ilustrasi bendera Rusia (DyMax/Adobe Stock)
Ilustrasi bendera Rusia (DyMax/Adobe Stock)

Pada Selasa (12/7/2022), Rusia mengirimkan persyaratan kesepakatan. Salah satunya ingin menggeledah setiap kapal yang masuk ke Ukraina. Tujuannya agar tidak terjadi penyelundupan senjata.

Namun, syarat tersebut ditolak oleh Kyiv. Dalam kesempatan itu, Kyiv meminta Turki  menemani kapalnya di sepanjang "koridor gandum" yang aman untuk menghindari ranjau di Laut Hitam.

para ahli menyebutkan menghilangkan ranjau di Laut Hitam akan memakan waktu berbulan-bulan, terlalu lama sementara masalah krisis pangan semakin dekat.

Turki mengatakan memiliki 20 kapal dagang menunggu di wilayah yang dapat dengan cepat dimuat dan dikirim ke pasar dunia.

3. Belum ada kesepakatan

Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)
Ilustrasi - Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022). (ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS.)

Setelah pertemuan tiga jam, belum ada kesepakatan yang terjadi. Negosiasi menjadi rumit muncul kecurigaan terhadap Rusia yang diklaim akan mengekspor sendiri gandum yang ditanam dari petani Ukraina.

Data badan antariksa Amerika Serikat yang dirilis pekan lalu menunjukkan 22 persen lahan pertanian Ukraina berada di bawah kendali Rusia sejak invasi 24 Februari 2022.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Stella Azasya
Dwi Agustiar
Stella Azasya
EditorStella Azasya
Follow Us