Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tangkap 2 Pejabat Lagi Terkait Korupsi di Militer

Ilustrasi penangkapan. (Unsplash.com/niu niu)
Ilustrasi penangkapan. (Unsplash.com/niu niu)
Intinya sih...
  • Penyelidik Rusia menangkap lima pejabat militer dan pertahanan dalam satu bulan terkait skandal korupsi.
  • Letnan Jenderal Vadim Shamarin dituduh menerima suap 36 juta rubel dari pabrik peralatan komunikasi di pegunungan Ural.
  • Penunjukan Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan baru dipandang sebagai langkah untuk menghilangkan pemborosan dan korupsi dalam belanja pertahanan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Penyelidik Rusia mengumumkan telah menangkap dua pejabat lagi terkait skandal korupsi di militer pada Kamis (23/5/2024). Kedua pejabat itu adalah wakil kepala staf umum, Letnan Jenderal Vadim Shamarin, dan Vladimir Verteletsky, pejabat pengadaan di Kementerian Pertahanan.

Penangkapan ini membuat jumlah pejabat militer dan pertahanan yang ditahan menjadi lima dalam waktu satu bulan. Kasus korupsi yang terjadi membuat Rusia melakukan perombakan di bidang pertahanan.

1. Korupsi yang dilakukan

Ilustrasi Korupsi. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Korupsi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir Reuters, Shamarin dituduh menerima suap 36 juta rubel (Rp6,4 miliar) antara tahun 2016 hingga tahun lalu dari sebuah pabrik di pegunungan Ural yang memproduksi peralatan komunikasi. Imbalan itu diberikan karena memberikan kontrak negara yang lebih besar.

Kediaman Shamarin telah digeledah sehubungan dengan penyelidikan, dan ia telah ditempatkan dalam tahanan pra-sidang selama dua bulan. Jenderal itu menghadapi hukuman penjara hingga 15 tahun jika terbukti bersalah.

Shamarin bertugas sejak tahun 2020 untuk mengawasi Korps Sinyal Angkatan Darat, yang bertanggung jawab atas komunikasi militer, termasuk memastikan sinyal komando medan perang yang bersifat rahasia.

Penyelidik mengatakan Verteletsky didakwa melakukan penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan perintah pertahanan negara. Dikatakan pada 2022, ia menandatangani pekerjaan yang belum selesai yang mengakibatkan kerugian negara lebih dari 70 juta rubel (Rp12,2 miliar).

Pemberantasan korupsi tingkat tinggi dimulai pada 23 April ketika mantan Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov ditahan atas dugaan menerima suap. Sejak itu, Letnan Jenderal Yuri Kuznetsov, kepala personel di Kementerian Pertahanan, dan Mayor Jenderal Ivan Popov, mantan komandan tentara ke-58 Rusia juga ditangkap.

"Perang melawan korupsi adalah upaya yang konsisten. Ini bukan kampanye, ini adalah pekerjaan yang terus-menerus dilakukan," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin.

2. Tentara kekurangan peralatan

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Daniel Balaure)
Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Daniel Balaure)

Dilansir Associated Press, Sergei Shoigu, mantan menteri pertahanan sebelumnya telah secara luas disalahkan atas kegagalan Rusia merebut Kiev pada awal pertempuran di Ukraina. Dia dituduh tidak kompeten dan korupsi oleh pemimpin tentara bayaran Yevgeny Prigozhin, yang melancarkan pemberontakan pada Juni 2023 untuk menuntut pemecatan Shoigu dan Jenderal Valery Gerasimov, kepala staf militer.

Kurang dari sebulan setelah pemberontakan tersebut, Popov diberhentikan sebagai komandan Angkatan Darat ke-58. Dia sudah berbicara dengan Shoigu tentang kurangnya peralatan yang menyebabkan banyak kematian di pihak Rusia, dan menyampaikan pemecatannya merupakan sebuah tikaman “berbahaya” bagi pasukan Rusia di Ukraina.

Pasukan Popov bertempur di wilayah Zaporizhzhia, salah satu wilayah yang paling diperebutkan dalam konflik Ukraina. Pemecatannya terjadi satu hari setelah pos komando Angkatan Darat ke-58 di kota Berdyansk terkena serangan Ukraina, menewaskan seorang jenderal berpangkat tinggi.

3. Rusia melakukan perombakan pertahanan

Bendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)
Bendera Rusia. (Pixabay.com/betexion)

Kaus korupsi ini adalah skandal terbesar dalam militer negara itu selama bertahun-tahun dan terjadi pada saat kembali berinisiatif di medan perang di Ukraina. Penyelidikan kasus ini berlangsung saat Andrei Belousov dipilih sebagai menteri pertahanan baru mengantikan Shoigu, yang posisinya berganti menjadi Sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

Penunjukan Belousov, yang tidak memiliki pengalaman militer, dipandang secara luas, antara lain, sebagai langkah untuk menghilangkan pemborosan dan korupsi dalam belanja pertahanan, ia merupakan seorang ekonom.

Sergei Markov, mantan penasihat Kremlin, mengatakan penangkapan Shamarin adalah kelanjutan dari perombakan besar-besaran di kalangan jenderal tertinggi angkatan darat.

“Penangkapan Shamarin, wakil kepala staf umum, bukan hanya penangkapan, tetapi juga audit besar-besaran terhadap pekerjaan Direktorat Komunikasi (Sinyal) Utama oleh Kamar Audit,” kata Markov.

Dia mengatakan salah satu tujuan penyelidikan ini adalah untuk meningkatkan moral tentara dan melengkapi tentara dengan peralatan komunikasi modern serta sistem panduan rudal dan artileri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us