Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sempat Ditunda, Thailand Siap Suntikkan Vaksin AstraZeneca Besok

Vaksin AstraZeneca (cepi.net)

Jakarta, IDN Times - Thailand memutuskan untuk menggunakan kembali vaksin AstraZeneca pada Selasa (16/3/2021), setelah penundaan singkat karena khawatir efek samping berupa penggumpalan darah, menyusul laporan di sejumlah negara Eropa.

Dilansir dari The Straits Times, Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan, vaksin AstraZeneca akan segera didistribusikan tepat setelah badan pengawas obat memberi persetujuan. Pertemuan antara otoritas tersebut dengan pemerintah berlangsung Senin (15/3/2021) ini.

Untuk meyakinkan masyarakat, Perdana Menteri Thailand bersama beberapa menteri akan terdaftar sebagai kloter pertama penerima vaksin yang dikembangkan bersama Oxford University tersebut.

1. Penggumpalan darah bukan efek samping AstraZeneca

Dok: AstraZeneca

Anutin menjelaskan lebih lanjut, keyakinan untuk mendaftarkan AstraZeneca menyusul setelah produsen vaksin meyakinkan keamanannya. Di sisi lain, otoritas kesehatan di negara Eropa terkait juga tidak menemukan keterkaitan antara penggumpalan darah dengan AstraZeneca.

Melalui rilis resmi yang diunggah melalui astrazaneca.com, mereka telah meninjau data 17 juta orang yang telah divaksinasi vaksin tersebut di Inggris dan Uni Eropa. “Hasilnya menunjukkan tidak ada peningkatan risiko emboli paru atau thrombosis vena dalam (DVT),” demikian tertuang dalam rilis mereka.  

“Komite akademis kami menyarankan, (vaksin) itu harus segera diberikan, mereka akan bertemu segara supaya lebih meyakinkan. Jika tidak ada informasi lebih lanjut, (vaksin) akan diberikan besok,” kata Anutin.

2. Thailand mengandalkan vaksin AstraZaneca untuk menghadapi pandemik

default-image.png
Default Image IDN

Sebagai informasi, strategi vaksinasi Thailand bergantung pada AstraZeneca yang akan diproduksi secara lokal oleh perusahaan milik raja negara tersebut, dengan 61 juta dosis vaksin telah dicadangkan untuk penduduk Thailand. Namun, AstraZeneca yang dibuat secara lokal belum siap hingga Juni.

Keputusan Kementerian Kesehatan untuk menunda program vaksinasi tidak lepas dari keberhasilan Thailand dalam mengendalikan gelombang kedua virus corona.

Di samping itu, mereka juga sedang menyelidiki, apakah akar permasalahan murni dari efek samping AstraZaneca, atau berasal dari periode dan lokasi produksinya. Hal itu menjadi perhatian, sebab vaksin AstraZaneca yang didatangkan ke Thailand diproduksi di Asia, bukan di Eropa. 

Adapun AstraZeneca yang diimpor Thailand tidak berasal dari kloter produksi yang sama, dengan yang saat ini sedang diselidiki di Eropa. Thailand pada pekan lalu telah menerima 117.300 dosis AstraZaneca yang diproduksi di Asia.

3. AstraZeneca pastikan penggumpalan darah bukan efek samping

ilustrasi vaksin rabies. (IDN Times/Arief Rahmat)

Penundaan vaksinasi sejumlah negara Eropa seperti Islandia, Norwegia, Spanyol, dan Italia, bermula dari laporan otoritas kesehatan Denmark setelah ditemukan seorang perempuan meninggal akibat penggumpalan darah setelah menerima inokulasi AstraZeneca.

AstraZeneca memastikan bahwa vaksin tersebut telah melalui berbagai uji klinis sehingga aman digunakan. Mereka juga menegaskan, tidak ditemukan bukti bahwa efek samping dari vaksin asal Inggris ini menyebabkan penggumpalan darah.

Sejauh ini, di seluruh Uni Eropa dan Inggris, terdapat 15 kejadian DVT dan 22 kejadian emboli paru yang dilaporkan setelah menerima vaksin non-AstraZeneca. Artinya, kejadian DVT atau emboli paru setelah menerima AstraZeneca lebih rendah dari kejadian yang telah muncul setelah disuntikkan vaksin berlisensi lainnya.

AstraZaneca mengungkap kembali proses uji klinis yang harus mereka lewati. Setidaknya, mereka telah melakukan 60 pengujian dengan melibatkan lebih dari 20 laboratorium independen.

“Jumlah kasus pembekuan darah yang dilaporkan lebih rendah daripada ratusan kasus yang diperkirakan di antara populasi umum," tutur Kepala Petugas Medis AstraZeneca, Ann Taylor.

Dia menambahkan, “sifat pandemik telah meningkatkan perhatian dalam kasus individu, dan kami telah melampaui praktik standar untuk pemantauan keamanan obat-obatan berlisensi dalam melaporkan kejadian vaksin, untuk memastikan keamanan publik.”

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us