Serangan Rudal Rusia di Zaporizhzhia Tewaskan 13 Orang

Jakarta, IDN Times - Serangan rudal Rusia menghantam wilayah pemukiman di kota Zaporizhzhia, Ukraina, pada Rabu (8/1/2025). Sedikitnya 13 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya terluka akibat serangan yang menyasar kawasan pemukiman.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan ini sebagai tindakan kejam terhadap warga sipil.
“Tidak ada yang lebih kejam daripada membombardir kota dengan mengetahui bahwa warga sipil akan menderita,” tulis Zelenskyy.
1. Bom pandu menghantam pemukiman dan transportasi umum
Serangan di Zaporizhzhia terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Dua bom pandu Rusia menghantam beberapa gedung apartemen di kawasan pemukiman, seperti dilaporkan oleh Gubernur Wilayah Zaporizhzhia, Ivan Fedorov. Sebuah tram dan minibus yang tengah membawa penumpang juga rusak berat akibat serpihan bom.
Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan apartemen yang terbakar hebat, mobil-mobil yang hangus, dan korban terluka di tepi jalan. Tim medis terlihat memberikan pertolongan darurat kepada korban yang tergeletak di antara reruntuhan. Menurut otoritas setempat, empat korban luka berada dalam kondisi kritis dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Zaporizhzhia adalah salah satu wilayah yang sering menjadi sasaran serangan udara Rusia karena lokasinya yang dekat dengan garis depan perang. Rusia mengklaim wilayah ini telah dianeksasi bersama empat wilayah lain pada 2022, meski tidak diakui oleh komunitas internasional.
2. Industri strategis di kawasan ikut terdampak
Selain merusak pemukiman, serangan ini juga mengenai fasilitas industri di kawasan tersebut. Otoritas Ukraina mengatakan lokasi industri ini pernah menjadi sasaran serangan Rusia pada November 2024 karena diduga digunakan untuk merakit drone.
Namun, menurut Marina Miron, seorang analis militer dari King’s College London, serangan kali ini juga mungkin dipengaruhi oleh gangguan pada sistem navigasi Rusia.
“Kemungkinan ada gangguan navigasi sehingga bom melenceng dari target militer,” katanya kepada Al Jazeera.
Meski Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil, serangan ini kembali memicu kecaman global. Zelenskyy menyerukan kepada sekutu Ukraina untuk memperkuat tekanan terhadap Rusia demi mengakhiri teror udara tersebut.
3. Ukraina serang depot bahan bakar Rusia
Pada hari yang sama, militer Ukraina meluncurkan serangan dengan menghancurkan depot bahan bakar di wilayah Engels, Rusia. Lokasi ini dikenal sebagai pemasok utama pangkalan udara Rusia yang sering digunakan untuk melancarkan serangan ke Ukraina.
Dilansir VOA News, serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar yang melumpuhkan logistik penerbangan strategis Rusia.
“Kerusakan pada depot ini menciptakan masalah serius bagi kemampuan serangan Rusia ke kota-kota Ukraina,” ujar pihak militer Ukraina.
Ukraina mengandalkan pengembangan senjata jarak jauh buatan dalam negeri untuk menyerang target jauh di balik garis pertahanan Rusia. Langkah ini dilakukan karena terbatasnya jarak jangkauan senjata yang diberikan oleh negara-negara Barat.
Dilansir BBC, hari berkabung nasional akan diberlakukan di Zaporizhzhia pada Kamis (9/1/2025) untuk menghormati para korban serangan ini. Konflik yang berlangsung sejak Februari 2022 terus menelan korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur. Serangan terbaru ini kembali mempertegas betapa gentingnya situasi kemanusiaan di Ukraina, sementara upaya diplomasi untuk mengakhiri perang masih menemui jalan buntu.


















