Siprus Gagalkan Aksi Teroris di Permukiman Yahudi

Jakarta, IDN Times - Otoritas Siprus, pada Minggu (25/6/2023), sukses menggagalkan serangan teroris yang menyasar permukiman warga Yahudi di Limassol. Keberhasilan ini tak lepas berkat koordinasi antara Badan Intelijen Siprus dengan intelijen Amerika Serikat (AS) dan Israel.
Serangan bukan kali pertama terjadi di Siprus. Pada April lalu, Pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Rusia (RSCS) diserang bom molotov. Akibatnya, beberapa ruangan mengalami kerusakan parah dan terdapat dugaan bahwa serangan didalangi warga pro-Ukraina.
1. Pelaku diduga merupakan suruhan IRGC
Pemerintah Siprus mengungkapkan, pelaku yang telah diidentifikasi diduga punya kaitan dengan Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) asal Iran. Namun, pelaku diketahui berhasil melarikan diri dari kepungan polisi dan perintah penangkapan akan segera diumumkan.
Otoritas setempat menduga bahwa jaringan teroris memanfaatkan perpecahan di Siprus dalam melancarkan aksinya. Kelompok mengirimkan orang rekrutannya dari utara ke selatan lewat wilayah yang tidak dikontrol pemerintah.
Dilaporkan Cyprus Mail, pemerintah menyatakan nol toleransi kepada aksi terorisme di Siprus yang diduga berasal dari utara atau wilayah yang diduduki etnis Turki.
Meski begitu, pemerintah menyatakan tidak akan ikut campur dalam konflik regional dan bersedia membicarakan masalah ini dengan Iran.
2. Israel apresiasi Siprus

Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan penghargaan kepada Siprus yang sukses menggagalkan aksi terorisme yang menyasar warganya di Limassol. Ia pun menyatakan bahwa serangan tersebut berasal dari Iran.
"Israel menyambut baik kesuksesan menggagalkan serangan teroris Iran di teritori Siprus yang ditujukan kepada warga Yahudi," ungkapnya
"Israel beroperasi di mana pun dengan berbagai macam metode dalam melindungi warga Yahudi dan Israel. Kami akan melawan semua aksi terorisme Iran di mana pun mereka menegakkan kepalanya, termasuk di teritori Iran," tambahnya.
Juru bicara pemerintah Siprus, Konstantinos Letymbiotis, tidak ingin memberikan komentar terkait pernyataan Israel. Ia menyebut masalah itu akan berdampak pada keamanan nasional.
3. Pembunuh bayaran Iran pernah ditangkap di Siprus
Dugaan pembunuh bayaran yang bekerja untuk Iran di Siprus ini bukan yang pertama kali terjadi. Pada 2021, Siprus menangkap warga Azerbaijan yang diduga menargetkan warga Israel di teritorinya.
Pria yang memegang paspor Rusia tersebut ditangkap di pinggiran Nicosia setelah melintas dari utara. Polisi pun menemukan pria itu membawa pistol yang diduga akan digunakan untuk membunuh pebisnis Israel.
Pada Jumat (23/6/2023), Siprus menangkap dua pencari suaka yang menggunakan paspor palsu di Bandara Paphos. Mereka diketahui hendak menuju ke Irlandia dan Jerman dengan menggunakan paspor Seychelles dan Prancis palsu.