Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Siswa Prancis Penggemar Hitler Lakukan Penusukan, 1 Tewas-3 Luka

bendera Prancis (pexels.com/Atypeek Dgn)

Jakarta, IDN Times - Siswa laki-laki berusia 15 tahun melancarkan serangan pisau di sekolahnya di Prancis barat pada Kamis (24/4/2025). Insiden tersebut menewaskan seorang siswi dan melukai tiga lainnya.

Penikaman terjadi di sekolah menengah swasta Notre-Dame-de-Toutes-Aides di kota Nantes. Pelaku dilaporkan menyerang para siswa dengan pisau saat jam istirahat makan siang, sebelum akhirnya dilumpuhkan oleh para guru. la pun ditahan oleh polisi, namun kemudian dibawa ke rumah sakit usai menjalani pemeriksaan kejiwaan.

Polisi, tentara, dan layanan darurat segera dikerahkan ke lokasi kejadian setelah serangan tersebut. Salah satu korban yang terluka dilaporkan dalam kondisi kritis.

1. Pelaku kirim email kepada siswa lainnya sebelum melancarkan serangan

Menurut keterangan saksi mata, para siswa berlarian di area sekolah usai mengetahui serangan itu. Beberapa di antaranya mengunci diri di dalam ruang kelas usai alarm dibunyikan.

Dilansir dari CNA, seorang siswi mengungkapkan bahwa pelaku diketahui mengalami depresi dan pernah mengaku mengaku sebagai penggemar Hitler, seorang diktator Jerman pada masa Perang Dunia II. Ia juga sempat mengirimkan email panjang kepada siswa lainnya tak lama sebelum melancarkan serangan.

"Globalisasi telah mengubah sistem menjadi mesin yang menghancurkan kemanusiaan," tulis pelaku, seraya mengusulkan pemberontakan biologis untuk memfasilitasi kembalinya tatanan alamiah meskipun itu kejam.

2. Para orang tua berkumpul di luar gerbang

Pihak sekolah segera menginformasikan kepada keluarga siswa mengenai serangan tersebut, dan mengatakan bahwa anak-anak mereka telah diamankan. Para siswa mulai meninggalkan lokasi kejadian secara bertahap mulai pukul 15:30 waktu setempat.

Sementara itu, para orang tua yang khawatir langsung berkumpul di luar sekolah untuk memastikan keadaan anak-anak mereka.

"Sebagai seorang ibu yang cemas dan tidak membiarkannya keluar sendirian, saya tidak pernah mengira akan terjadi apa pun padanya di sekolah," kata Ludivine.

la menambahkan bahwa serangan itu terjadi di kelas putrinya.

Menurut situs webnya, sekolah Notre-Dame-de-Toutes-Aides menampung sekitar 2 ribu siswa dan mendidik murid dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah.

3. PM Prancis serukan peningkatan pengawasan di sekolah

Dalam pernyataan di X, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memuji para guru yang berhasil melumpuhkan pelaku, sehingga mencegah jatuhnya lebih banyak korban.

"Melalui intervensi mereka, para guru kemungkinan telah mencegah tragedi lainnya. Keberanian mereka layak dihormati," katanya.

Sementara itu, Perdana Menteri Francouis Bayrou memerintahkan agar pengawasan di dalam dan sekitar sekolah ditingkatkan usai serangan tersebut. Ia berencana membentuk sebuah komisi untuk mempelajari cara mengatasi kejahatan serupa di kalangan remaja, termasuk aspek penjualan senjata serta kepemilikan dan penggunaan pisau.

"Tragedi ini menunjukkan sekali lagi kekerasan endemik yang ada di sebagian kalangan remaja kita. Pertanyaan mendasar harus diajukan terkait pendidikan, nilai-nilai, dan penghormatan terhadap kehidupan manusia," kata Bayrou dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us