Jelang Imlek, Xi Jinping Buka Suara soal COVID-19 China
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden China Xi Jinping mengaku prihatin terkait situasi penyebaran virus COVID-19 di beberapa desa di pinggiran China, mengingat jutaan warganya berbondong-bondong pulang kampung untuk merayakan Imlek yang jatuh pada 21 Januari 2023 mendatang.
Namun, Xi tetap membela kebijakan nol-COVID yang ia terapkan selama ini adalah pilihan yang tepat.
“Xi mengatakan ia sangat prihatin dengan kondisi pedesaan dan penduduknya setelah China melakukan penyesuaian langkah-langkah respons COVID-19,” lapor kantor berita Xinhua, Kamis (19/1/2023).
1. China masih perlu usaha atasi COVID-19
Xi menegaskan bahwa upaya untuk meningkatkan perawatan medis bagi penduduk China yang rentan terhadap virus di daerah pedesaan ini diperlukan.
“Pencegahan dan pengendalian pandemik telah memasuki tahap baru, dan kita masih membutuhkan usaha besar,” tutur Xi.
Per 8 Januari lalu, China akhirnya mencabut beberapa pembatasan terkait penyebaran COVID-19 antara lain menghapus wajib antigen per dua hari sekali, menghapus wajib PCR untuk perjalanan antarkota dan menghapus karantina bagi para pelancong asing.
Baca Juga: Menlu AS Antony Blinken Bakal Kunjungi China, Mulai Akur?
2. Jumlah warga China yang bepergian jelang Imlek sangat meningkat
Editor’s picks
Diperkirakan, lebih dari 2 miliar perjalanan akan dilakukan selama periode 40 hari masa Tahun Baru Imlek yaitu Januari dan Februari. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun lalu dan 70 persen sebelum pandemik.
Pada Rabu (18/1/2023) saja, China melaporkan bahwa ada 30 juta orang yang melakukan perjalanan untuk pulang ke kampung masing-masing guna menyambut tahun baru.
Perjalanan besar-besaran ini dikhawatirkan akan membuat kasus positif COVID-10 di Negeri Tirai Bambu ini kembali membeludak.
3. Kerumunan warga di stasiun kota-kota besar
Sementara itu, dilaporkan bahwa hari ini ada kerumunan cukup besar di stasiun kereta di kota Beijing dan Shanghai, di mana para warga China bersiap untuk pulang ke kampungnya.
“Saya gembira, itulah yang saya rasakan,” kata seorang warga China yang bekerja di Shanghai dan akan pulang ke Wenzhou.
Pasalnya, selama tiga tahun pandemik, mayoritas dari mereka kesulitan pulang ke kampung halaman karena adanya pembatasan dari China.
Baca Juga: Seram! Angka Kematian COVID-19 di China Hampir 60 Ribu Kasus