Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanah Longsor di Kolombia Sebabkan 34 Orang Tewas

Ilustrasi kecelakaan (Unsplash.com/Hans Eiskonen)

Jakarta, IDN Times - Tanah longsor terjadi di jalan provinsi Risaralda, Kolombia, pada Minggu (4/12/2022). Peristiwa itu menyebabkan sepeda motor dan bus tertimbun reruntuhan tanah. Akibat peristiwa itu, sedikitnya 34 orang tewas.

Bus itu itu terkubur saat sedang melakukan perjalanan antara desa dari Pueblo Rico dan Santa Cecilia, di daerah pegunungan Kolombia.

1. Lebih dari 70 orang dikerahkan untuk mencari para korban

Ilustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada Senin (5/12/2022), Presiden Kolombia Gustavo Petro menyatakan belangsungkawa untuk kerabat para korban dan menambahkan bahwa mereka akan mendapat dukungan komprehensif dari pemerintah.

"Dengan sedih saya harus mengumumkan bahwa sejauh ini 27 orang, termasuk tiga anak di bawah umur telah kehilangan nyawa mereka dalam tragedi di Pueblo Rico, Risaralda," ujarnya, dikutip Al Jazeera

Jumat korban jiwa itu kemudian telah bertambah. Unit Nasional untuk Manajemen Risiko Bencana Kolombia (UNGRD) mencatat data terbaru, ada 34 kematian akibat insiden bus tertimbun longsor tersebut. 

Bus itu merupakan kendaran yang  sedang dalam perjalanan antara Cali, kota terbesar ketiga Kolombia dan kotamadya Condoto. Bus diketahui berangkat dengan sekitar 25 penumpang dan dua pengemudi, tapi dalam perjalanan banyak penumpang yang naik.

UNGRD mengatakan mereka telah mengerahkan ekskavator, truk, dan mesin lainnya untuk menyaring tanah longsor. Lebih dari 70 pekerja pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan untuk menemukan korban. Jenazah yang ditemukan telah dipindahkan ke stadion olahraga tertutup di Pueblo Rico.

2. Pria selamatkan anak dan istrinya

Melansir BBC, salah satu korban tewas di dalam bus telah diidentifikasi sebagai Guillermo Ibarguen, dia berada di dalam bus itu bersama istri dan dua anaknya, seorang putra dan putri. Ibarguen sebelum tewas telah membantu istri dan kedua anaknya untuk keluar dari bus.

Putra Ibarguen, Andres memberitahu bahwa ayahnya telah membantunya menyelamatkan diri melalui lubang kecil.

"Ayah membantu saya keluar dari bus melalui lubang kecil. Saya harus menceburkan diri ke jurang. Ketika saya melompat, lumpur menutupi semuanya," katanya.

Sedikitnya ada sembilan orang yang selamat dari tanah longsor tersebut, termasuk seorang gadis yang dilihat penyelamat berdekatan di tubuh ibunya yang telah meninggal.

3. Kolombia Sedang dilanda cuaca ekstrem akibat La Nina

Bendera Kolombia. (Unsplash.com/Christine Ellsay)

Kejadian tanah longsor itu terjadi saat Kolombia sedang menghadapi cuaca ekstrem selama tiga tahun berturut-turut akibat La Nina, yang menyebabkan tingginya curah hujan. Negara itu tahun ini mengalami musim hujan terburuk dalam 40 tahun, dan banjir serta hujan lebat diperkirakan akan berlanjut hingga 2023.

UNGRD memperkirakan bahwa sejak Agustus tahun lalu hingga November tahun ini ada 271 orang meninggal akibat keadaan darurat yang terkait La Nina, sementara 348 orang lainnya luka-luka dan jumlah orang yang terkena dampak sekitar 743.337 orang.

Untuk mengatasi masalah akibat La Nina, pemerintah pada bulan lalu mengumumkan keadaan darurat, yang memungkinkan untuk mengeluarkan sekitar 433,8 juta dolar AS (Rp6,8 triliun) untuk mengatasi krisis.

Bank Dunia pada awal bulan ini mengumumkan telah mengucurkan 300 juta dolar AS (Rp4,6 triliun) ke Kolombia sebagai bagian dari pinjaman kebijakan pembangunan untuk membantu tanggap darurat.

Mark R Thomas, direktur Bank Dunia untuk Kolombia menyampaikan bahwa La Nina menyebabkan banjir, tanah longsor, hujan lebat, angin kencang, dan badai listrik, yang dapat mengakibatkan kerusakan tanaman, mengganggu persediaan makanan, dan memicu kenaikan harga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us