Terobos Perbatasan DMZ, Seorang Pria Korut Ditangkap Pasukan Korsel

Seoul, IDN Times - Militer Korea Selatan pada hari Rabu (04/11), mengumumkan bahwa pasukan mereka telah berhasil menangkap seorang pria dari Korea Utara yang menyebrangi Perbatasan Demilitarized Zone (DMZ) secara ilegal.
Pernyataan ini disampaikan Militer Korea Selatan setelah setidaknya membutuhkan waktu belasan jam guna mencari dan menemukan keberadaan pria asal Korut tersebut karena telah berhasil menyebrangi salah satu zona militerisasi dan perbatasan terketat di dunia, seperti yang dilansir dari Reuters.
1. Baru ditangkap 14 jam sesudah menerobos perbatasan DMZ

Meskipun terdeteksi sistem pengawas milik Korea Selatan sebanyak dua kali ketika melewati Perbatasan DMZ, diperlukan waktu yang cukup lama bagi Pasukan Korsel dalam operasi pencarian mereka. Dikutip dari Yonhap News, dibutuhkan waktu 14 jam bagi Pasukan Korsel untuk menemukan pria itu dimana dirinya telah menerobos sejauh 1.5 km masuk ke dalam Wilayah Korea Selatan dari Perbatasan DMZ sebelum akhirnya tertangkap.
Berdasarkan laporan Militer Korsel, pria asal Korea Utara itu melakukan penyebrangan dari Perbatasan DMZ di wilayah bagian Timur. Menanggapi kejadian ini, Pasukan Korea Selatan diperintahkan untuk waspada penuh menghadapi ancaman infiltrasi pasukan gerilya dari Korea Utara. Namun, sampai saat ini belum adanya laporan mengenai pergerakan yang mencurigakan dari Pasukan Korut tepat setelah dilakukannya penangkapan terhadap salah satu Warga Korea Utara di Wilayah Korsel.
2. Adanya keinginan untuk membelot

Ternyata belum diketahui pasti alasan utama mengapa pria dari Korut itu berani melakukan penyebarangan yang sangat berbahaya. Dengan disembunyikannya identitas pria tersebut oleh Pemerintah Korea Selatan, menurut dugaan sementara aksi ini terjadi dikarenakan keinginannya untuk membelot ke Korea Selatan, dilansir dari Reuters.
Walaupun niatnya menunjukkan indikasi pembelotan, hal itu belum dapat dipastikan oleh pihak Korsel. Kasus ini tercatat menjadi kasus terbaru setelah aksi penyebrangan Prajurit Korut ke Wilayah Korsel dengan tujuan membelot melalui Perbatasan DMZ yang terjadi pada bulan Juli 2019 lalu.
3. Investigasi mendalam masih dilakukan

Hubungan negara yang rapuh antara Korea Selatan dan Korea Utara, memaksa Pemerintah Korsel untuk sangat berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya. Dilaporkan Reuters, ketika dimintai keterangan, Kementerian Pertahanan Korsel enggan berkomentar dan meminta media untuk menunggu hasil investigasi yang sedang dilakukan.
Kasus dugaan aksi pembelotan ini dianggap dapat merusak upaya perdamaian dengan Korut karena rapuhnya hubungan kedua negara. Pemerintah Korsel yang juga baru saja kembali membuka tur bagian selatan dari Perbatasan DMZ untuk Masyarakat Korut pada hari Rabu (04/11), ikut mengkhawatirkan dampak yang dapat diberikan dari kejadian terkait terhadap hubungan lebih lanjut dengan Korea Utara.