Tolak Syarat dari Rusia untuk Akhiri Perang, Ukraina: Tidak Masuk Akal

Jakarta, IDN Times - Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menolak permintaan dan syarat-syarat yang diajukan Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina. Ia menyebut syarat dari Moskow itu tidak masuk akal.
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan sejumlah syarat agar perdamaian di Ukraina bisa tercapai dan pasukannya bakal menghentikan serangan. Salah satu syaratnya adalah Ukraina tidak bergabung dengan NATO.
“Dia mengajukan syarat di mana Ukraina harus mengakui kekalahan. Dia juga menawarkan kepada Ukraina, untuk secara hukum menyerahkan wilayah kami ke Rusia. Putin menawarkan agar Ukraina bisa menyerahkan kedaulatan geopolitiknya. Ini tidak masuk akal,” kata Podolyak, dikutip dari ABC, Sabtu (15/6/2024).
1. Ukraina nilai ucapan Putin adalah ultimatum jelang KTT Swiss

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa komentar Putin tersebut adalah ultimatum yang sengaja dikeluarkan menjelang KTT Perdamaian di Swiss, yang digelar hari ini.
“Jelas dia memahami bahwa akan ada pertemuan puncak perdamaian. Dia juga paham bahwa mayoritas orang di dunia berpihak pada Ukraina,” ungkap Zelenskyy.
2. Ukraina diminta tarik pasukan dari sejumlah wilayah

Selain minta Ukraina tidak bergabung dengan NATO, Putin juga meminta agar pasukan Ukraina untuk menarik pasukannya dari empat wilayah timur, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Empat wilayah ini dianeksasi Moskow pada 2022 dan dikecam dunia internasional.
“Volodymyr Zelenskyy bukan presiden sah Ukraian setelah masa jabatannya berakhir 20 Mei. Parlemen Vekhovna Rdaa adalah satu-satunya otoritas yang sah,” ujar Putin.
3. AS dan Ukraina teken perjanjian keamanan bilateral
Presiden Amerika Serikat (AS) dan Zelenskyy, menandatangani perjanjian keamanan bilateral yang berdurasi selama 10 tahun. Penandatanganan itu diumumkan di sela-sela pertemuan puncak G7 di Italia.
Dalam konferensi pers keduanya, Biden mengatakan perjanjian itu untuk memperkuat pertahanan Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa pasukan AS tidak akan berperang di Ukraina, tapi AS akan memberi Kiev senjata untuk bertahan dari serangan Rusia.
Berdasarkan perjanjian itu, AS dan Ukraina dalam 10 tahun ke depan akan membangun dan memelihara pertahanan Ukraina yang kredibel. Perjanjian juga bermaksud mencegah kemungkinan agresi di masa depan.