Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Pakai Rudal AS Serang Belgorod, Rusia Janji Balas

ilustrasi peluncuran rudal (Pixabay.com/SpaceX-Imagery)
ilustrasi peluncuran rudal (Pixabay.com/SpaceX-Imagery)
Intinya sih...
  • Rusia menemukan bahwa Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang wilayah perbatasan Belgorod.
  • Rudal tersebut memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer dan Moskow berjanji akan menggunakan rudal hipersonik sebagai balasan.
  • Pasukan Ukraina juga menderita kerugian besar dalam pertempuran di Kursk, dekat perbatasan Ukraina, dengan Rusia dan Korea Utara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina menggunakan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS) untuk menyerang wilayah perbatasan Belgorod. Pada Sabtu (4/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia berjanji akan membalas serangan tersebut.

Menurut data publik yang tersedia, rudal ATACMS buatan AS memiliki jangkauan maksimal 300 kilometer. Penggunaan rudal Ukraina telah membuat Moskow marah dan berjanji akan menggunakan rudal hipersonik untuk menyerang ibu kota Kiev.

ATACMS adalah rudal yang pertama kali dikembangkan pada 1980-an. Rudal itu mulai digunakan pada awal 1990-an di Perang Teluk. Pada 2023, lebih dari 400 rudal jenis tersebut digunakan dalam Operasi Pembebasan Irak.

1. Rusia janjikan pembalasan

ilustrasi (Pexels.com/Anton Klyuchnikov)
ilustrasi (Pexels.com/Anton Klyuchnikov)

Tahun lalu, Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh yang bisa menargetkan Rusia. Keputusan itu dikecam Moskow, yang menyebutnya sebagai eskalasi serius dari konflik yang telah berlangsung.

Serangan Ukraina menggunakan senjata ATACMS yang terbaru, terjadi pada 3 Januari. Tidak ada penjelasan dampak dari serangan tersebut.

"Tindakan rezim Kiev ini, yang didukung oleh kurator Barat, akan dibalas dengan pembalasan," kata Kementerian Pertahanan RUsia, dikutip The Moscow Times.

Bulan lalu, Presiden AS terpilih Donald Trump, sangat keras menentang Ukraina menggunakan senjata yang menurutnya akan dapat meningkatkan konflik.

2. Rusia jatuhkan rudal buatan AS dengan S-400 dan Pantsir-SM

Menurut Rusia, Ukraina menggunakan sedikitnya delapan rudal ATACMS untuk menyerang. Namun semua rudal tersebut berhasil dijatuhkan oleh sistem pertahanan Moskow.

"Awak sistem pertahanan udara S-400 dan Pantsir-SM menangkal serangan tersebut dan menembak jatuh semua rudal ATACMS," katanya, dikutip Tass.

Kementerian Pertahanan juga melaporkan bahwa sistem udaranya berhasil menjatuhkan 10 pesawat nirawak Kiev yang ada di atas wilayah Rusia. Ini termasuk tiga unit yang terbang di atas Leningrad utara.

3. Rusia menderita banyak pasukan Korut dalam pertempuran di Kursk

ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)
ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato malamnya pada Sabtu (4/12/2025), bahwa pasukan Korea Utara (Korut) dan Rusia menderita kerugian besar dalam pertempuran di Kursk.

Dilansir VOA News, pertempuran itu tejradi di dekat desa Makhnovka, tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

"Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat Makhnovka, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalyon tentara infanteri Korut dan pasukan terjun payung Rusia. Ini signifikan," kata Zelenskyy.

Zelenskyy tidak merinci ada berapa banyak jumlah pasti pasukan itu, karena satu batalyon dapat bervariasi dalam jumlah. Namun umumnya, satu batalion terdiri dari beberapa ratus personel tentara.

Pada 2021, Rusia disebut memiliki 170 BTG (Battalion Tactical Group). Setiap BTG memiliki antara 700-800 personel terdiri dari tentara dan perwira. Ada beberapa batalyon yang memiliki sekitar 900 personel militer.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us