Gas Rusia Berhenti Mengalir, Transnistria Terancam Krisis Energi

Jakarta, IDN Times - Wilayah separatis Transnistria di Moldova terancam mengalami krisis energi setelah aliran gas dari Rusia berhenti pada awal 2025. Pemanas menyala hanya di rumah sakit dan infrastruktur penting.
Pada Rabu (1/1/2025), gas Rusia yang transit lewat pipa di Ukraina resmi berhenti mengalir. Kiev menolak memperbarui kontrak kesepakatan lima tahun.
Sebelumnya, Ukraina bisa terus mendapatkan hingga 1 miliar dolar (Rp16,2 triliun) per tahun karena mengizinkan Moskow memompa gas tersebut lewat pipa di negaranya.
1. Perusahaan berupaya menyelesaikan masalah secepat mungkin

Perusahaan energi lokal Tirasteploenergo mengatakan, setelah pengiriman gas Rusia lewat Ukraina berhenti, layanan pemanas terpusat dan air panas mulai dihentikan pada pukul 07.00 waktu setempat.
"Menyalakan kembali sistem pemanas adalah proses teknis yang rumit," kata perusahaan, dikutipThe Moscow Times.
Upaya tersebut membutuhkan waktu hingga 14 hari dan perlu akses ke rumah-rumah pelanggan. Perusahaan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan situasi secepat mungkin.
Transnistria adalah wilayah Moldova yang memisahkan diri setelah perang singkat pada 1990-an ketika Uni Soviet runtuh. Sampai saat ini, wilayah itu masih memiliki pasukan Rusia, ekonominya bergantung pada gas Rusia dan masih setia dengan Moskow.
2. Air panas menyala terbatas
Perusahaan telah menyarankan warga menutup celah jendela dan pintu balkon agar bisa menahan panas. Mereka juga mengimbau mengumpulkan semua anggota keluarga dalam satu ruangan sambil menutup sementara ruang yang tidak digunakan.
Suhu di ibu kota Tiraspol di musim dingin, bisa turun hingga minus 1 derajat Celsius. Ada kemungkinan suhu tersebut bisa turun lagi.
"Air panas menyala sampai sekitar pukul 2 pagi, saya sudah memeriksanya. Sekarang sudah mati dan radiatornya hampir tidak hangat," kata Dmitry, salah satu warga Transnistria, dikutip BBC.
Dia mengatakan masih ada gas tapi tekanannya sangat rendah. Gas itu hanya tersisa di dalam pipa.
3. Industri berhenti beroperasi
Transnistria memiliki penduduk sekitar 450 ribu jiwa. Sebagian besar dari mereka berbahasa Rusia. Wilayah itu saat ini menderita karena Ukraina enggan memperpanjang kontrak transit aliran gas dari Moskow.
"Semua perusahaan industri tidak beroperasi, kecuali yang bergerak di bidang produksi pangan, yang secara langsung menjamin ketahanan pangan bagi Transnistria," kata Sergei Obolonik, wakil perdana menteri pertama, dikutip The Guardian.
Vadim Krasnoselsky, pemimpin Transnistria yang pro-Rusia, mengatakan wilayahnya masih memiliki cadangan gas selama 10 hari penggunaan terbatas di utara, dan dua kali lipat lebih banyak di selatan.
Pembangkit listrik utama Kurchugan saat ini beralih dari gas ke batubara dan diharapkan dapat memasok listrik kepada warga pada Januari dan Februari.
Masalah itu juga bisa berdampak pada wilayah lain Moldova di mana 80 persen listriknya berasal dari pembangkit listrik tersebut. Namun, Moldova telah mempersiapkan diri dan pihaknya berencana akan membeli gas dari Rumania dan membeli listrik dari negara Eropa lainnya.