Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Sebut Tentara Rusia Bawa Mobil Krematorium untuk Bakar Mayat

ilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Armed Forces)

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko, melaporkan bahwa lebih dari 10 ribu warganya tewas akibat serangan pasukan Rusia. Jika memperhitungkan dampak kerusakan yang disebabkan tentara Moskow, Boychenko meyakini bahwa jumlah korban sesungguhnya melampui 20 ribu jiwa. 

Sejak Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Mariupol telah menjadi salah satu sasaran serang. Setelah itu, pasukan Rusia mengepung kota tersebut, membuat ratusan ribu penduduk terjebak di tengah pertempuran.

Pengepungan Mariupol terus terjadi saat ini, menyebabkan 100 ribu orang terancam hidupnya karena kekurangan makanan, gas, listrik atau obat-obatan.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut Rusia telah menghancurkan dan membakar kota itu menjadi abu.

1. Rusia dituduh membawa mobil krematorium untuk membakar mayat

ilustrasi warga Ukraina usai serangan Rusia (Twitter.com/Ministry of Culture and Information Policy)

Dikabarkan bahwa kota yang dikepung Rusia itu menerima puluhan bom setiap hari. Upaya evakuasi warga sipil Mariupol yang terjebak di tengah pertempuran telah dilakukan. Tapi, Rusia disebut telah melakukan penyaringan. Mereka yang lolos penyaringan itulah yang dibiarkan untuk pergi.

Selain melaporkan jumlah korban jiwa, pada Senin (11/4/2022) Boychenko juga menuduh pasukan Rusia membawa peralatan krematorium ke Mariupol. Adapun fungsinya adalah membuang dan membakar mayat, dilansir Associates Press.

Pemblokiran konvoi kemanusiaan ke kota pelabuhan itu dinilai memiliki maksud agar kejahatan mereka tidak diketahui.

"Krematorium keliling telah tiba dalam bentuk truk, Anda membukanya, dan ada pipa di dalamnya dan mayat-mayat ini dibakar," kata Boychenko.

Dia juga menuduh bahwa pasukan Rusia banyak membaya mayat ke pusat perbelanjaan besar yang terdapat fasilitas penyimpanan dan lemari es.

2. Pasukan Rusia dituduh mendeportasi dan mengeksekusi warga Mariupol

Pernyataan Boychenko juga dipertegas oleh keterangan Zelenskyy, yang mengatakan bahwa puluhan ribu rakyatnya di kota pelabuhan itu meninggal dunia. 

"Mariupol telah dihancurkan, ada puluhan ribu orang tewas, meskipun demikian, Rusia tidak menghentikan serangan mereka," kata Zelenskyy saat berbicara di hadapan parlemen Korea Selatan, dikutip Reuters

Jika klaim ini benar adanya, maka angka tersebut akan tercatat sebagai jumlah kematian warga sipil terbesar yang diakibatkan oleh pertempuran di Ukraina.

Lyudmila Denisova, pejabat hak asasi manusia Ukraina, menjelaskan bahwa pasukan Rusia juga telah mendeportasi warga Mariupol ke wilayah Rusia atau ke wilayah yang dikuasai kelompok separatis Ukraina pro-Moskow. Ada sekitar 33 ribu orang yang telah dideportasi.

Denisova juga menduduh pasukan Rusia dan unit Chechnya telah melakukan penangkapan ilegal, menyiksa tahanan, dan mengeksekusi mereka. Pihak Moskow tidak menanggapi tuduhan tersebut.

3. Pasukan Ukraina bersiap atas kejatuhan Mariupol ke tangan Rusia

ilustrasi salah satu sudut kota di Ukraina yang hancur oleh serangan Rusia (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Koridor kemanusiaan sebagai jalur evakuasi warga sipil telah disepakati oleh Ukraina dan Rusia. Koridor kemanusiaan di Mariupol termasuk di antara salah satu yang disepakati. Tapi, Rusia tidak mengizinkan evakuasi menggunakan bus, melainkan hanya menggunakan kendaraan pribadi.

Pasukan Ukraina yang bertahan di Mariupol juga sudah bersiap untuk kejatuhan kota tersebut. Namun mereka tidak mundur dan akan terus melakukan perjuangan. 

"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran terakhir, karena amunisi hampir habis. Ini adalah kematian bagi sebagian dari kami, dan penawanan bagi yang lain," tulis Brigade Marinir ke-36 Ukraina, dikutip dari The Moscow Times

Pasukan Rusia telah mundur dari sekitar wilayah ibu kota Kiev dan mengalihkan fokus serangan ke Donbass, Ukraina timur. Pasukan Ukraina telah bersiap untuk serangan besar Rusia yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Mundurnya pasukan Rusia dari sekitar Kiev telah menyisakan cerita pilu, dengan ratusan mayat warga sipil yang ditemukan tewas dan diduga dibunuh tentara Moskow. Sekitar 50 kilometer dari Kiev, seorang lelaki bernama Serhiy menceritakan bagaimana paman dan sepupunya dibunuh oleh Rusia.

Dikutip Times of Israel, dia menjelaskan, "mereka (pasukan Rusia) menjarah, merobek jeruji toko dan mulai mengambil semuanya. Paman saya tinggal di sana. Mereka menembaknya di kaki dan kepala. Kemudian putranya, sepupu saya, datang menjemputnya dan mereka (juga) menembaknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us