Ukraina Serukan Warga Kurangi Konsumsi Listrik

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Ukraina Denys Shmyhal, pada Jumat (7/6/2024), meminta warga mengurangi konsumsi listrik di tengah krisis energi imbas serangan bertubi-tubi Rusia yang menyebabkan sejumlah infrastruktur energi rusak.
Sehari sebelumnya, Ukrhydroenergo berencana menggugat Rusia di ICC (International Court of Arbitration) atas ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Nova Kakhovka. Perusahaan energi Ukraina itu menuding Rusia sengaja meledakkan PLTA tersebut dan merugikannya.
1. Akan ada pemadaman listrik bergilir di Ukraina
Shmyhal mengatakan bahwa serangan dari Rusia telah menyebabkan tekanan besar terhadap jaringan listrik di Ukraina. Ia pun menyebut adanya pemadaman listrik selama rata-rata 4-8 jam dan dapat dilangsungkan tiga kali per hari.
"Mari kita mulai dengan kita sendiri. Semua otoritas daerah sudah ditugaskan untuk mengurangi konsumsi listrik. Kami meminta seluruh pemerintah terkait melakukannya mulai hari ini," ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.
Ia menekankan bahwa Kantor Kementerian, Kantor Administrasi Daerah dan lainnya tidak lagi diperbolehkan menggunakan pendingin udara atau menyalakan lampu berlebihan di dalam bangunan.
"Kami mendesak bisnis juga membatasi penggunaan pendingin udara dan sejumlah peralatan yang boros listrik lainnya yang tidak begitu krusial dalam produksi. Namun, pendingan udara di rumah sakit dan yang berkaitan dengan produksi diperbolehkan," tambahnya.
2. Ukraina kehilangan 50 persen kapasitas generator listrik
Pada saat yang sama, Shmyhal mengungkapkan bahwa Ukraina sudah kehilangan 50 persen kapasitas generator listrik imbas serangan dari Rusia. Ia berjanji akan mengembalikan ini sesegera mungkin.
"Situasi energi di Ukraina sangat sulit, Rusia sudah menghancurkan 50 persen dari generator listrik kami. Pada hari ini, kami sudah kehilangan 9,2 GW listrik akibat serangan misil dan drone yang aman jumlah itu setengah dari kapasitas kami pada musim dingin lalu," tuturnya, dilansir Ukrinform.
Ia pun menyebut Ukraina kehilangan 20 unit pembangkit hidroelektrik yang memiliki kapasitas 1,3 GW karena mengalami kerusakan.
"Kami berusha mengembalikan itu semua dan meluncurkan sebanyak mungkin generator listrik sebelum musim dingin. Kami akan bekerja keras dalam melindungi dan menjaga semua kapasitas energi di Ukraina," sambungnya.
3. Rusia luncurkan serangan misil dan drone besar-besaran

Pekan lalu, Rusia sudah meluncurkan serangan misil dan drone besar-besaran ke teritori Ukraina. Serangan itu mengakibatkan kerusakan sejumlah fasilitas energi dan infrastruktur penting di seluruh penjuru Ukraina.
"Tujuan utama Rusia adalah menormalisasi teror dan memanfaatkan kurangnya pertahanan udara Ukraina beserta kurangnya niat dari rekan kami untuk menyediakan senjata anti-serangan udara," tutur Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dikutip Reuters.
"Rekan kami tahu betul apa yang kami butuhkan saat ini. Mulai dari Patriot dan sistem senjata modern lainnya untuk Ukraina. Ini penting untuk mengakselerasi pengiriman F-16 ke Ukraina dan menyediakan senjata yang dibutuhkan tentara di lapangan," tambahnya.