Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNODC: Sindikat Kriminal Global Incar Timor Leste!

ilustrasi bendera Timor Leste (pixabay.com/jorono)
ilustrasi bendera Timor Leste (pixabay.com/jorono)
Intinya sih...
  • Penggerebekan di sebuah hotel di Oecusse menghasilkan barang bukti berupa kartu SIM dan perangkat satelit Starlink. UNODC menyebut pola aktivitasnya mirip dengan yang ditemukan di scam centre lain di Asia Tenggara.
  • Scam centre umumnya meraup miliaran dolar lewat berbagai skema, mulai dari judi online ilegal, penipuan asmara daring, hingga investasi jangka panjang palsu. Jaringan kriminal juga terlibat dalam perdagangan manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) memperingatkan Timor Leste kini menjadi hotspot terbaru bagi operasi scam centre (pusat penipuan) yang marak di Asia Tenggara. Peringatan resmi itu dikeluarkan menyusul temuan aktivitas kriminal di Wilayah Administratif Khusus Oecusse Ambeno.

Menurut UNODC, jaringan kejahatan transnasional menyusup ke Oecusse lewat skema investasi asing. Oecusse adalah sebuah enklave Timor Leste yang seluruhnya berada di dalam wilayah Indonesia dan berbatasan dengan Laut Sawu.

Pemerintah Timor Leste sebelumnya mendirikan zona perdagangan digital bebas di Oecusse pada Desember 2024. Namun, penggerebekan aparat pada Agustus 2025 mengungkap adanya indikasi kuat aktivitas scam centre di kawasan tersebut.

“Analisis menghubungkan operasi ini dengan entitas yang terkait dengan penjahat siber yang sudah divonis, operator judi daring ilegal, dan jaringan triad,” kata UNODC dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (16/9/2025).

1. Oecusse jadi pintu masuk jaringan kriminal global

Ilustrasi Timor Leste (unsplash.com/Trevar Skillicorn-Chilver)
Ilustrasi Timor Leste (unsplash.com/Trevar Skillicorn-Chilver)

Penggerebekan di sebuah hotel di Oecusse menghasilkan barang bukti berupa kartu SIM dan perangkat satelit Starlink. UNODC menyebut pola aktivitasnya mirip dengan yang ditemukan di scam centre lain di Asia Tenggara.

Laporan itu juga mengungkap adanya hubungan dengan kelompok kriminal Triad 14K asal Tiongkok, yang dikenal luas terlibat dalam penipuan online di kawasan. Koneksi serupa juga ditemukan dengan kompleks scam di Kamboja.

Menurut UNODC, kelompok kriminal memanfaatkan celah dari keberadaan zona ekonomi khusus. Alih-alih membawa investasi asing, zona itu justru dijadikan kedok untuk mendirikan perusahaan cangkang yang menjalankan bisnis ilegal.

“Kelompok kriminal mengeksploitasi perusahaan cangkang, jasa profesional, dan paspor ganda untuk menghindari deteksi, sambil menyisipkan operasi ilegal ke dalam kerangka investasi yang sah,” ujar UNODC.

2. Modus operasi: judi online hingga perdagangan manusia

ilustrasi judi online (freepik.com/Rawpixel.com)
ilustrasi judi online (freepik.com/Rawpixel.com)

Scam centre umumnya meraup miliaran dolar lewat berbagai skema, mulai dari judi online ilegal, penipuan asmara daring, hingga investasi jangka panjang palsu.

Tidak hanya itu, jaringan kriminal juga kerap terlibat dalam perdagangan manusia. Mereka merekrut pekerja dari berbagai negara dengan janji pekerjaan bergaji tinggi, namun kemudian menahan mereka secara paksa untuk menjalankan kejahatan.

Dalam penggerebekan di Oecusse, aparat menangkap 30 pekerja asal Indonesia, Malaysia, dan China. Meski begitu, UNODC menyebut status para pekerja masih belum jelas.

“Masih belum diketahui apakah para pekerja merupakan korban perdagangan manusia atau justru terlibat dalam aktivitas kriminal,” ungkap lembaga itu.

3. Timor Leste jadi target ekonomi berkembang

potret pemandangan pantai di Timor Leste (unsplash.com/Trevar Skillicorn-Chilver)
potret pemandangan pantai di Timor Leste (unsplash.com/Trevar Skillicorn-Chilver)

UNODC menilai meningkatnya pengawasan media dan penegakan hukum di pusat-pusat scam lama seperti Kamboja dan Myanmar membuat jaringan kriminal mencari lokasi baru. Timor Leste pun dianggap sebagai target potensial.

Beberapa pekerja yang ditangkap bahkan memiliki latar belakang pendidikan tinggi di bidang teknologi informasi. Ada juga yang memanfaatkan skema citizenship by investment untuk mendapatkan banyak paspor dan menghindari jeratan hukum.

“Kelompok kriminal mengeksploitasi perusahaan cangkang, jasa profesional, dan paspor ganda untuk menghindari deteksi, sambil menyisipkan operasi ilegal ke dalam kerangka investasi yang sah,” kata UNODC.

“Tren ini menegaskan ketahanan dan kemampuan adaptasi industri scam centre, serta risiko yang muncul ketika ekonomi berkembang menjadi target,” ucap badan PBB tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in News

See More

Saksi Ahli di MK Sebut 4.351 Polisi Rangkap Jabatan di Instansi Sipil

16 Sep 2025, 17:26 WIBNews