Warga Albania Demo Lempar Bom Molotov ke Gedung Parlemen

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Albania pro-oposisi mengadakan demonstrasi menolak pemerintah yang dipimpin oleh Partai Sosialis pada Rabu (21/2/2024). Demonstran bahkan melemparkan bom molotov ke dalam gedung parlemen di ibu kota Tirana.
Belakangan ini, situasi di Albania terus menegang akibat polarisasi antara pendukung pemerintah dan oposisi. Bahkan, sejumlah anggota parlemen terus menyuarakan penolakan dan melakukan serangkaian aksi anarkis dalam rapat parlemen.
1. Polisi tangkap empat orang demonstran
Demonstrasi ini awalnya berlangsung damai. Namun, setelah mantan Perdana Menteri Albania Sali Berisha menyuarakan pidatonya melalui video, seluruh demonstran bergerak dan disebut menyerang aparat kepolisian yang berjaga.
"Mereka melakukan aksi kekerasan dalam protes dengan melemparkan bom molotov ke arah aparat kepolisian dan gedung institusi pemerintahan. Akibatnya empat orang terduga provokator ditangkap dalam bentrokan dan enam lainnya masih dalam pencarian," terang Polisi Albania.
Dilaporkan BNE Intellinews, beberapa politisi oposisi Albania hadir dalam protes, seperti Flamur Noka, Gazment Bardhi, dan Luciano Boci.
Dalam akun Facebook-nya, Noka mengunggah demonstran yang diduga terluka akibat pukulan dari aparat keamanan. Ia pun mengecam aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan selama berjalannya demo.
2. Berisha klaim tidak ada bukti korupsi selama 3 tahun penyelidikan
Berisha, yang sedang menjalani hukuman tahanan rumah, mengaku tidak ada bukti bahwa dirinya terlibat dalam kasus korupsi. Ia pun menuding pemerintah dan yudisial sengaja mendeklarasikan persona non-grata kepadanya.
"Mereka berpikir dapat menghancurkan kami. Tidak ada bukti, tidak ada fakta, dan tidak ada dokumen yang berhasil ditemukan. Mereka salah!" ungkapnya, dikutip Euronews.
"Sampai hari ini, setelah 3 tahun investigasi di Albania dan seluruh dunia, mereka tidak menemukan bukti apapun bahwa semua fakta dan dokumen untuk membuktikan tuduhan kepada saya," sambungnya.
Berisha menyalahkan pemerintah yang melarangnya ikut dalam pemilu. Ia pun menuding pemerintah dipenuhi mafia narkoba yang menyebabkan perpecahan dan konflik di antara penduduknya.
3. PM Rama berkunjung ke Turki di tengah demonstrasi
Di tengah demonstrasi pro-oposisi di Tirana, PM Albania Edi Rama berkunjung ke Ankara untuk bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Keduanya menyetujui kesepakatan dalam berbagai bidang.
Dilaporkan See News, kedua pemimpin telah menandatanganni kesepakatan dalam bidang manajemen hutan dan perlindungan area, serta kolaborasi dalam bidang lingkungan. Tak hanya itu, Albania-Turki juga menyetujui kolaborasi dalam bidang pertahanan.
Sementara itu, pimpinan radio nasional Albania, Radio Televizioni Shqiptar (RTSH) sudah menyetujui perjanjian dengan TRT (Turkish Radio and Television) untuk bekerja sama dalam bidang media dan penyiaran.