Warga Korea Utara Dilarang Tertawa dan Berbelanja, Ternyata Gegara Ini

Jakarta, IDN Times – Warga Korea Utara menghadapi serangkaian aturan yang tidak masuk akal selama negara itu memperingati 10 tahun kematian ayah dan pendahulu Kim Jong Un, Kim Jong Il.
Aturan itu termasuk dilarang tertawa selama 11 hari hingga dilarang berbelanja bahan makanan pada hari kematian Kim Jong Il, yakni pada 17 Desember.
“Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi,” kata seorang penduduk kota timur laut Sinuiju kepada Radio Free Asia (RFA).
1. Ada hukuman untuk pelanggar aturan

Sumber itu menambahkan bahwa siapapun yang melanggar aturan akan mendapatkan hukuman berat dari pemerintahan Kim Jong Un.
“Dulu banyak orang yang ketahuan minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi,” kata sumber tersebut kepada RFA, dikutip dari The New York Post, Jumat (17/12/2021).
“Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak boleh menangis dengan keras dan jenazahnya harus dibawa keluar setelah perayaan selesai. Orang-orang bahkan tidak dapat merayakan ulang tahun mereka sendiri jika itu bertepatan dengan masa berkabung,” tambahnya.
2. Peringatan kematian ayah Kim Jong Un

Pada acara peringatan itu, negara mengibarkan bendera setengah tiang dan mengheningkan cipta selama tiga menit.
Di sebuah alun-alun di Pyongyang, orang-orang memperingati hari itu dengan menundukkan kepala dalam diam di depan potret Kim Jong Il dan ayahnya Kim Il Sung, pendiri Korea Utara.
Orang-orang juga terlihat membungkuk di depan mural mosaik kedua Kim, dan meninggalkan bunga di sana.
3. Pujian untuk Kim Jong Un dan ayahnya
Kim Jong Il yang telah memerintah Korea Utara selama 17 tahun sampai kematiannya pada Desember 2011 itu, mewariskan kekuasaan kepada Kim Jong Un. Tiga generasi keluarga Kim telah memerintah negara itu sejak 1948.
Pada Jumat, media pemerintah Korea Utara yang dikontrol ketat memuat editorial yang memuji kepemimpinan revolusioner Kim Jong Il, sambil mendesak orang-orang untuk tetap setia kepada putranya.
“Dengan pemimpin terhormat Kim Jong Un sebagai pusat, kita harus memperkuat partai dan loyalitas revolusioner kita,” kata Rodong Sinmun, surat kabar resmi Partai Buruh yang berkuasa, dikutip dari France 24.
Surat kabar itu juga menekankan bahwa orang harus mematuhi ide dan kepemimpinan Kim Jong Un.