Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Palestina yang Kembali ke Gaza Utara Hadapi Krisis Pangan 

ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Krisis pangan melanda Gaza utara setelah warga Palestina berbondong-bondong kembali ke wilayah tersebut untuk pertama kalinya setelah 15 bulan perang. Kondisi ini terjadi karena jumlah warga yang kembali tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia.

Khalil Alwan, salah seorang warga yang kembali, mengungkapkan kesulitannya untuk mendapatkan sepotong roti. Menurutnya, jumlah toko roti di wilayah utara tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga yang kembali dari pengungsian.

"Kami sudah menunggu sejak fajar, hanya untuk mendapatkan beberapa potong roti. Jika kami menghabiskan berjam-jam di antrean roti dan lebih banyak waktu di antrean air, hari itu akan hilang. Dengan cara ini, kami tidak akan mampu bertahan. Ini adalah krisis yang nyata," katanya kepada Al Jazeera.

1. Lebih dari 300 ribu warga Palestina telah kembali ke Gaza utara

Warga Gaza lainnya, yang bernama Bassam Fikry, juga mengaku sudah mengantre sejak pagi.

“Lebih dari 100 orang mengantre di seberang jalan. Saya sendiri sudah menunggu di sini sejak jam 6 pagi hanya untuk beberapa potong roti. Anda bisa melihat ribuan orang berdiri dalam antrean. Jalur Gaza membutuhkan lebih banyak toko roti," ungkapnya.

Pada Senin (27/1/2025) malam, otoritas Hamas di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 300 ribu orang telah melintasi Gaza bagian selatan menuju utara di tengah perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Banyak dari para pengungsi yang kembali mendirikan tempat perlindungan sementara di dekat reruntuhan rumah mereka yang hancur.

2. Kelompok bantuan antisipasi tingginya permintaan

Dilansir dari The New Arab, organisasi kemanusiaan saat ini sedang menggalang upaya untuk memberikan bantuan darurat, termasuk tempat tinggal sementara, dukungan medis, dan pasokan makanan guna mengantisipasi tingginya permintaan bantuan dalam beberapa minggu mendatang.

Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) siap untuk meningkatkan pasokan kemanusiaan dan dukungan medis darurat di Gaza segera setelah akses bantuan membaik.

"Di utara, kami saat ini sedang mendistribusikan air kepada pengungsi yang kembali. Kami juga menilai kebutuhan di lapangan seiring kembalinya warga, untuk melihat apa yang diperlukan," kata Fikr Shalltoot, Direktur MAP di Gaza.

Kelompok bantuan juga mengharapkan banyak stafnya untuk kembali ke rumah mereka, dan mengatakan akan memberikan dukungan kepada mereka dalam proses tersebut.

3. Lebih dari 90 persen rumah di Gaza telah rusak dan hancur

Shalltoot juga mengungkapkan bahwa lebih dari 90 persen rumah di Gaza telah rusak dan hancur, dengan banyak lingkungan di sekitarnya telah berubah menjadi puing-puing.

"Nyawa warga Palestina terus terancam secara kritis oleh penyakit, kelaparan, dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan yang memadai setelah sistem kesehatan Gaza dihancurkan secara sistematis oleh militer Israel," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa meskipun gencatan senjata sementara memungkinkan beberapa pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, kerusakan luas yang dilakukan oleh militer Israel menyebabkan banyak warga Gaza tidak lagi memiliki tempat untuk kembali.

"Semua orang yang dipaksa mengungsi harus diizinkan untuk segera kembali ke rumah mereka dan membangun kembali rumah serta infrastruktur penting, serta diberikan akses ke sumber daya untuk melakukannya," jelasnya, seraya menambahkan bahwa Gaza akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us