WHO: Lebih dari 100 Pasien di Gaza Akan Dievakuasi

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan evakuasi medis terhadap lebih dari 100 pasien di Gaza pada Selasa (5/11/2024). Rumah sakit di Gaza terancam tidak dapat beroperasi lagi akibat serangan Israel.
Sejak perlintasan Rafah ditutup pada Mei karena Israel memperluas serangan militernya ke selatan, hanya 282 pasien yang telah dievakuasi dari Gaza. Sebelumnya, jumlahnya mendekati 4.700 pasien yang dievakuasi.
1. Pasien akan dipindahkan ke Uni Emirat Arab dan Rumania
Perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina yang diduduki, Rik Peeperkorn, mengatakan para pasien termasuk anak-anak dengan cedera trauma dan penyakit kronis akan dievakuasi. Mereka dikumpulkan di Rumah Sakit Eropa Gaza malam ini, sebelum melalui penyeberangan Kerem Shalom pada besok pagi.
Berdasarkan pengaturan yang dibuat oleh WHO, pasien akan dibawa ke Uni Emirat Arab dari Bandara Ramon di Israel selatan, dan beberapa akan melanjutkan perjalanan ke Rumania.
"Ini adalah tindakan ad hoc. Yang telah kami minta berulang kali adalah evakuasi medis berkelanjutan di luar Gaza," kata Peeperkorn, dikutip dari Reuters.
Dia berharap Israel akan memfasilitasi pemindahan. COGAT, badan militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan Palestina, mengatakan pihaknya secara aktif memfasilitasi keberangkatan pasien yang sakit parah atau terluka, dan menambahkan ruang lingkup evakuasi ditentukan oleh kapasitas organisasi dan negara yang menerima pasien.
Saat ini ada ada lebih dari 12 ribu orang tengah menunggu pemindahan, tapi mereka tidak bisa dipindahkan.
2. Rumah sakit kekurangan pekerja

Peeperkorn merupakan bagian dari konvoi WHO, yang memberikan sejumlah bantuan untuk rumah sakit Al-Awda dan Kamal Adwan. Kedua rumah sakit itu hampir tidak beroperasi karena kekurangan tenaga medis.
Dia mengatakan kondiris Al-Awda memprihatinkan karena sangat membutuhkan bahan bakar dan pasokan medis. Jika tidak, rumah sakit kemungkinan tidak akan beroperasi minggu depan.
Rumah sakit di Gaza mengalami kehancuran setelah digempur oleh Israel, yang mengklaim pejuang Hamas bersembunyi di antara warga sipil, termasuk di rumah sakit.
Dalam serangan malam hari di Rumah Sakit Kamal Adwan bulan lalu, seorang pejabat militer Israel mengatakan sekitar 100 pejuang Hamas ditangkap, beberapa menyamar sebagai staf medis. Hamas membantah tuduhan tersebut.
3. Anak-anak kehilangan kesempatan vaksinasi

Peeperkorn mengatakan, serangan Israel menyebabkan penundaan vaksinasi polio di Gaza utara pada Oktober. WHO memperkirakan setidaknya 15 ribu anak tidak tertangani, tapi karena 150 ribu orang terpaksa mengungsi, maka sulit memperkirakan berapa banyak anak yang kehilangan kesempatan vaksin.
"Antara 2 dan 4 November, lebih dari 105 ribu anak di bawah 10 tahun telah divaksinasi, dan hampir 84 ribu anak diberikan Vitamin A. Itu sebenarnya 88 persen dari target. Saya pikir itu pencapaian yang luar biasa," dikutip dari Anadolu Agency.
Pejabat WHO itu menyampaikan tahap akhir kampanye dosis kedua ditujukan untuk menjangkau sekitar 119 ribu anak di bawah usia 10 tahun. Pada tahap pertama, yang berakhir pada 12 September melibatkan lebih dari setengah juta anak Palestina.
Menurut WHO, diperkirakan 590 ribu anak di seluruh Gaza akan menerima dosis kedua. Untuk menghentikan penularan virus polio, setidaknya 90 persen anak di setiap komunitas dan lingkungan harus divaksinasi.