World Bank Kucurkan Bantuan Pemulihan Gempa Rp194,5 M untuk Vanuatu

Jakarta, IDN Times - World Bank mengumumkan bantuan sebesar 12 juta dolar AS (sekitar Rp194,5 milyar) untuk pemulihan Vanuatu usai gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3 yang terjadi pada 17 Desember.
"Skala bencana tersebut sangat menghancurkan bagi Vanuatu dan akan memukul ekonomi dengan keras," kata Direktur World Bank untuk Pasifik dan Papua Nugini, Stephen N. Ndegwa, pada Selasa (24/12/2024).
"Kami berharap bantuan ini akan berkontribusi pada pemulihan cepat Vanuatu, memulihkan lapangan kerja, dan memberikan bantuan penting bagi mereka yang sangat membutuhkannya," tambahnya, dikutip dari The Straits Times.
1. Bantuan untuk memperkuat ketahanan bencana
Menteri Keuangan dan Manajemen Ekonomi Vanuatu, Johnny Koanapo, menuturkan pihaknya sedang menilai kerusakan akibat gempa bumi dan terus berupaya untuk memberikan lebih banyak dukungan, tempat berteduh, dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan.
"Dukungan dari World Bank, beserta dukungan dari mitra lainnya, akan sangat penting dalam memastikan kami memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu mereka yang paling terdampak," ujarnya.
Dukungan berkelanjutan Bank Dunia lainnya untuk Vanuatu adalah memperkuat ketahanan bencana di negara tersebut. Ini berfokus pada kesiapsiagaan, pembiayaan siaga, dan infrastruktur yang lebih tangguh, termasuk di Port Vila dan di daerah-daerah di luar ibu kota, seperti South Santo.
Sebelumnya, World Bank menyediakan pembiayaan darurat untuk Vanuatu setelah Siklon Tropis Judy dan Kevin yang dahsyat, serta gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 di wilayah utara Vanuatu pada Februari dan Maret 2023.
2. Gempa Vanuatu sebabkan 14 kematian dan ratusan orang terluka
Gempa yang terjadi pekan lalu itu telah menyebabkan kerusakan signifikan di ibu kota Vanuatu, Port Vila, dan kawasan pusat kota kini ditutup untuk umum. Rumah Sakit Pusat Vila mencatat, 14 orang meninggal dunia, termasuk 2 warga negara China. Lebih dari 210 orang terluka.
Reuters melaporkan, ketika gempa susulan terus mengguncang negara kepulauan berpenduduk 330 ribu orang itu, rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan kendaraan hancur tertimpa reruntuhan, batu-batu besar berserakan di jalan raya, dan tanah longsor di dekat terminal pengiriman internasional Port Vila.
Lembaga penyiaran nasional VBTC menunjukkan orang-orang mengantre untuk mendapatkan bahan bakar dan kebutuhan pokok karena listrik, air, dan komunikasi terganggu.
Pilar-pilar pada gedung yang menjadi tempat misi asing di ibu kota, termasuk kedutaan besar Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Selandia Baru, juga runtuh. Namun, tidak ada korban yang dilaporkan.
3. Australia beri bantuan Rp50,5 miliar untuk Vanuatu
Australia telah mengumumkan bantuan tambahan kemanusiaan praktis senilai 5 juta dolar Australia (Rp50,5 miliar) untuk Vanuatu. Bantuan ini termasuk untuk perawatan medis bagi mereka yang terluka, serta untuk memasok produk dan layanan air, sanitasi, dan kebersihan.
Pihaknya juga menurunkan Tim Bantuan Medis Australia (AUSMAT) yang beranggotakan 16 orang. Mereka akan terus mendukung layanan kesehatan setempat untuk menangani cedera kritis.
Sementara itu, Tim Bantuan Bencana yang beranggotakan 64 orang, yang telah membantu upaya pencarian dan penyelamatan, bersama tim AUSMAT yang beranggotakan 6 orang yang dikerahkan kurang dari 24 jam ke Port Vila setelah gempa bumi, kembali ke Negeri Kanguru pada 23 Desember.
"Angkatan Udara Australia akan melakukan dua penerbangan lanjutan ke Port Vila hari ini. Penerbangan komersial kini telah dibuka kembali," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong pada Minggu (22/12/2024).