Zelenskyy Cabut Kewarganegaraan 4 Politisi Ukraina, Apa Sebabnya?

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa (10/1/2023), mencabut status kewarganegaraan empat politisi asal negara Eropa Timur tersebut. Keputusan ini menanggapi tindakan dan pandangan mereka yang terbukti pro-Rusia.
Salah seorang politikus Ukraina yang dicabut adalah Viktor Medvedchuk, yang kini berada di Rusia setelah menjalani pertukaran tawanan. Politikus pro-Rusia tersebut sudah ditangkap pada April 2022. Penangkapan ini berlangsung usai SBU sukses menggagalkan evakuasinya ke Rusia.
1. Status warga negara dicabut karena terbukti berkhianat
Menurut Zelenskyy, pencabutan status kewarganegaraan berdasarkan bukti yang diperoleh Badan Keamanan Ukraina (SBU) dan Badan Imigrasi Nasional.
"Jika perwakilan rakyat memilih tidak melayani rakyat Ukraina, tapi justru membela pembunuh yang datang ke Ukraina, aksi kita ini (pencabutan kewarganegaraan) sudah sepantasnya. Ini bukan akhir dari keputusan serupa. Badan terkait masih terus bekerja untuk menghukum pelaku ini," tutur Zelenskyy, dikutip Newsweek.
Sebelum perang Rusia-Ukraina, Medvedchuk merupakan sosok politikus pro-Rusia paling populer di Ukraina. Bahkan, ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan menyebutnya sebagai ayah angkat anak perempuannya.
2. Tiga politikus ikut berkhianat dan bersekongkol dengan Rusia
Selain Medvedchuk, tiga politikus Ukraina lain yang dicabut kewarganegaraannya adalah Andrii Derkach, Taras Kozak, dan Renat Kuzmin. Mereka bertiga dianggap telah bersekongkol dengan Rusia dan mengkhianati Ukraina.
Derkach disebut menerima uang dari Badan Intelijen Rusia untuk menciptakan perusahaan keamanan swasta. Perusahaan itu berfungsi membantu Rusia melakukan penangkapan di Ukraina.
Dilaporkan Reuters, Taras Kozak dan Renat Kuzmin adalah sekutu terdekat Medvedchuk dan tergabung dalam partai Opposition Platform, For Life. Kozak, yang memiliki tiga stasiun televisi, dianggap menyebarkan propaganda Rusia di Ukraina dan sudah dijerat sanksi dari Amerika Serikat (AS).
Badan Keamanan Ukraina (SBU) terus melakukan tugasnya untuk mengendus individu atau kelompok pro-Kremlin di Ukraina. Mereka terus mencari keberadaan propaganda pro-Rusia selama berlangsungnya perang di Ukraina.
3. Lebih dari 16 ribu warga di Ukraina tewas
Berdasarkan data ZMINA yang dimuat Ukrinform, sebanyak 16.502 warga di Ukraina tewas selama invasi Rusia. Terdapat lebih dari 1.033 mayat yang ditemukan pada 21 kuburan massal di seluruh penjuru negara Eropa Timur itu.
Sesuai data dari Kepolisian Nasional, jumlah kematian warga terbesar terletak di Donetsk dengan 4.746 jiwa, Kharkiv sebanyak 3.784 jiwa, Mikholaiv sebanyak 2.207 jiwa, Kiev dan sekitarnya sebesar 2,072 jiwa, Chernihiv sebanyak 899 jiwa, Luhansk sebesar 815, Kherson berjumlah 686 jiwa, Sumy sebesar 341, Zhytomyr sebanyak 283, dan Zaporizhzhia sebanyak 66 jiwa.
Selain itu, aparat di Ukraina sudah menemukan sebanyak 54 ruang penyiksaan di bekas area yang diduduki Rusia. Tercatat sudah ada lebih dari 5 ribu kasus penyiksaan di area Ukraina yang berhasil dibebaskan dari pendudukan Rusia.