Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Biang Kerok Terjadinya Efisiensi Anggaran yang Bikin Rakyat Meradang

Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran 2024 (commons.wikimedia.org/Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi)

Pemerintah Indonesia kerap mengedepankan efisiensi anggaran sebagai strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan pengeluaran negara lebih terarah. Namun, muncul pertanyaan apakah efisiensi ini benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat atau justru berisiko mengorbankan layanan publik yang krusial? Beberapa kebijakan menunjukkan bahwa pemangkasan anggaran justru lebih banyak terjadi pada sektor yang berdampak langsung bagi rakyat, sementara proyek-proyek besar tetap berjalan dengan dukungan dana yang signifikan.

Di tengah kondisi di mana layanan kesehatan masih menghadapi tantangan, pendidikan masih menjadi tantangan finansial bagi banyak orang, dan harga kebutuhan pokok terus meningkat, alokasi anggaran pemerintah tetap menjadi sorotan. Beberapa kebijakan pengurangan anggaran justru menimbulkan kekhawatiran, terutama karena sektor yang terkena dampaknya adalah yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah enam indikator yang menunjukkan perlunya evaluasi lebih dalam terhadap kebijakan efisiensi anggaran.

1. Pembiayaan proyek-proyek ambisius seperti IKN dan KCIC

Pembangunan IKN (commons.wikimedia.org/Gov. of Indonesia)

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) merupakan proyek besar yang membutuhkan dana triliunan rupiah. Meski memiliki visi jangka panjang, proyek ini tetap menjadi perdebatan di tengah kondisi fiskal yang menantang. Selain itu, proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), yang awalnya dirancang tanpa menggunakan APBN, kini mendapat dukungan dana dari negara. Hal ini memunculkan pertanyaan terkait urgensi dan efisiensi alokasi anggaran, terutama ketika sektor lain mengalami pemangkasan.

Sementara proyek-proyek besar tetap berjalan, ada pemangkasan anggaran di sektor-sektor yang lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat, seperti perbaikan infrastruktur dasar di daerah terpencil dan subsidi kesehatan. Jika efisiensi anggaran benar-benar ingin diwujudkan, ada baiknya pemerintah mengevaluasi prioritas pengeluaran dan mempertimbangkan keseimbangan antara proyek strategis dan kebutuhan dasar masyarakat.

2. Struktur kabinet yang masih membutuhkan evaluasi

Pelantikan Menteri-Menteri Kabinet Merah Putih (commons.wikimedia.org/BPMI Sekretariat Presiden)

Birokrasi yang efisien merupakan salah satu pilar tata kelola pemerintahan yang baik. Namun, keberadaan banyak jabatan baru, termasuk staf khusus dan posisi lain yang tidak selalu memiliki peran yang jelas, menimbulkan pertanyaan terkait efektivitas anggaran. Setiap posisi tersebut tentunya membawa konsekuensi biaya, seperti gaji, tunjangan, dan fasilitas operasional.

Jika efisiensi anggaran menjadi prioritas, maka upaya untuk merampingkan struktur birokrasi juga bisa menjadi bagian dari strategi penghematan. Evaluasi terhadap efektivitas dan urgensi berbagai posisi baru ini dapat menjadi langkah awal dalam memastikan bahwa anggaran benar-benar digunakan secara optimal dan tepat sasaran.

3. Program Makan Bergizi Gratis dan tantangan distribusi

Ilustrasi pelaksaan program MBG di SDN 29 Pontianak (IDN Times/Teri)

Program pemberian makan bergizi gratis merupakan inisiatif yang baik dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Namun, tanpa perencanaan dan distribusi yang matang, program ini berisiko mengalami ketimpangan dalam implementasi. Beberapa daerah mungkin mendapat kelebihan alokasi, sementara daerah lain justru masih kekurangan, yang pada akhirnya dapat mengurangi efektivitas dari program ini.

Selain itu, transparansi dalam pengelolaan anggaran juga menjadi perhatian utama. Dengan anggaran yang besar, mekanisme pelaksanaan harus dipastikan berjalan dengan baik agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. Evaluasi menyeluruh dapat membantu memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk program ini benar-benar digunakan dengan efisien dan tepat guna.

4. Perbedaan skala prioritas dalam pemberian gaji pejabat dan pelayan publik

Ilustrasi ASN (IDN Times/Ervan)

Gaji dan tunjangan bagi pejabat sering kali menjadi sorotan, terutama ketika dibandingkan dengan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan. Banyak profesi yang berkontribusi langsung pada kesejahteraan masyarakat, seperti guru dan tenaga medis, masih menghadapi tantangan dalam hal kesejahteraan ekonomi. Sementara itu, berbagai jabatan elite seperti staf khusus, utusan khusus, asisten staf khusus, hingga asisten bagi asisten staf khusus tetap menikmati gaji dan tunjangan besar meskipun kontribusi mereka terhadap pelayanan publik tidak selalu jelas.

Jika efisiensi anggaran diterapkan secara menyeluruh, maka kebijakan terkait penggajian dan tunjangan juga dapat menjadi bagian dari evaluasi. Penyesuaian anggaran yang lebih proporsional antara pejabat dan tenaga pelayan publik bisa menjadi solusi agar kebijakan efisiensi lebih adil dan berdampak positif bagi masyarakat luas. Sudah saatnya anggaran negara diprioritaskan untuk mereka yang benar-benar bekerja di lapangan, bukan sekadar jabatan dengan tugas abu-abu yang lebih condong pada kepentingan politik ketimbang kepentingan rakyat.

5. Tunjangan pejabat yang perlu penyesuaian

Sugiono saat memimpin rapat Komisi I DPR RI (commons.wikimedia.org/Penyukatahu)

Pemangkasan anggaran seharusnya berlaku secara adil di semua sektor, termasuk tunjangan pejabat. Sering kali, efisiensi anggaran lebih dulu menyentuh sektor pelayanan publik dibandingkan dengan fasilitas yang diterima oleh pejabat negara. Padahal, jika ingin mencerminkan semangat efisiensi yang sesungguhnya, penyesuaian tunjangan di kalangan pejabat juga dapat dipertimbangkan.

Kebijakan efisiensi yang berkeadilan seharusnya memperhitungkan semua aspek pengeluaran negara, termasuk pengurangan fasilitas yang tidak mendesak bagi pejabat seperti DPR, DPRD, Eselon I & II, Menteri, dan Wakil Menteri. Jika anggaran untuk rakyat dipotong dengan alasan efisiensi, maka sudah semestinya fasilitas dan tunjangan bagi pejabat tinggi juga mengalami penyesuaian agar kebijakan ini tidak terkesan berat sebelah.

6. Alokasi anggaran di kementerian yang perlu dikaji ulang

POLRI (commons.wikimedia.org/sbamueller)

Beberapa kementerian tetap menerima alokasi anggaran yang cukup besar, meskipun urgensi programnya masih dapat diperdebatkan. Sementara itu, sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial mengalami pemangkasan anggaran yang berdampak langsung pada masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah efisiensi anggaran benar-benar diterapkan secara merata di semua sektor atau justru hanya dijadikan alasan untuk memangkas kebutuhan rakyat?

Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Polri, misalnya, terus mendapatkan anggaran besar yang naik setiap tahunnya, meski Indonesia tidak sedang berada dalam kondisi darurat militer. Sementara itu, anggaran pendidikan dan kesehatan justru ditekan, mengorbankan kualitas layanan publik yang seharusnya menjadi prioritas utama. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa setiap kementerian benar-benar mengalokasikan anggaran sesuai dengan kebutuhan prioritas nasional. Pengurangan dana di sektor-sektor esensial sebaiknya dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak mengurangi kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Kebijakan efisiensi anggaran adalah langkah penting dalam menjaga keberlanjutan keuangan negara. Namun, penerapannya harus dilakukan dengan prinsip keadilan, transparansi, dan prioritas yang jelas. Masyarakat berhak mendapatkan kejelasan mengenai bagaimana anggaran negara dikelola dan sejauh mana efisiensi ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi mereka. Oleh karena itu, transparansi dalam pengambilan keputusan terkait anggaran, serta partisipasi publik dalam mengawasi kebijakan fiskal, dapat menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa efisiensi anggaran benar-benar membawa dampak positif bagi seluruh rakyat Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us