Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peran Santiaji Minggu Terakhir Menuju Pemilu 2024

Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa dalam acara Real Talk with Uni Lubis di Studio IDN Times, Selasa (26/2/2024) (IDN Times)
Wakil Ketua Umum Golkar, Erwin Aksa dalam acara Real Talk with Uni Lubis di Studio IDN Times, Selasa (26/2/2024) (IDN Times)

Sejak 1 tahun terakhir, sejumlah partai politik (parpol) menyusun strategi pemenangan untuk meraih suara terbanyak pada persaingan para Calon anggota Legislati (Caleg) dalam perhelatan politik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang dilaksanakan 14 Februari 2024.

Ketatnya persaingan para caleg dari parpol berbeda dalam satu daerah pemilihan (Dapil), membutuhkan kekuatan analisis dan strategi jitu agar dapat mengoptimalkan perolehan suara. Sistem proporsional terbuka yang digunakan dalam Pemilu 2024, mempersilahkan setiap caleg bersaing memperebutkan kursi dalam satu dapil, baik antar parpol maupun antar caleg. Pasalnya, setelah jumlah kursi yang didapat partai politik ditetapkan penyelenggara pemilu berdasarkan perolehan suara akumulatif, pemilik kursi yang sudah diraih partai ditentukan berdasarkan siapa caleg di partai di dapil tersebut yang mendapat suara terbanyak.

Peran Partai Politik

Upaya mengantisipasi persaingan tajam caleg antar partai dan dalam satu partai, terus menjadi pembahasan dan diskusi intens para pimpinan parpol pengusung caleg. Parpol mengelola persaingan kader dengan membentuk wadah komunikasi antarcaleg, zonasi kampanye dan kompensasi.

Ada parpol yang memberikan asisten dan pendampingan kampanye, strategi hingga pembiayaan kepada para calegnya. Termasuk memberikan kompensasi bagi caleg di dapil yang sama, untuk mengurangi ketegangan persaingan antar caleg sekaligus meningkatkan motivasi perolehan suara.

Intinya, pemilu legislatif memdorong setiap caleg untuk berjuang secara individu demi kemenangannya. Perjuangan para caleg ini akan diperkuat oleh parpol yang lebih dulu melakukan pemetaan untuk memudahkan para caleg menggalang dukungan.

Kekuatan Pemilih Muda

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, jumlah pemilih muda dari Gen Z dan milenial mencapai angka 114 juta atau setara dengan 55 persen dari total jumlah pemilih pada Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 orang. Hal itu dapat diartikan bahwa suara generasi muda sangat berperan kuat menentukan masa depan bangsa.

Persentase daftar pemilih tetap pada Pemilu 2024 berdasarkan generasi. (katadata.com)
Persentase daftar pemilih tetap pada Pemilu 2024 berdasarkan generasi. (katadata.com)

Mengutip survei Katadata pada Oktober 2023, sebanyak 59,8 persen generasi muda tertarik pada dunia politik. Angka ini cukup tinggi mengingat 1.005 responden yang disurvei. Bentuk ketertarikan mereka beragam. Pertama, dari terlibat dalam perkembangan berita politik, baik sekedar mengikuti perkembangan berita maupun terlibat
berkomentar di media. Kedua, berpartisipasi dalam pengawasan pemilihan. Ketiga, memberikan dukungan kepada kampanye partai atau politisi tertentu. Keempat, berambisi menjadi bagian dari suatu partai politik. Kelima, ada yang berkeinginan untuk mencalonkan diri sebagai legislator.

Hal menggembirakan lainnya adalah sekitar 87,2 persen responden menyatakan bentuk partisipasi politik yang paling konkrit mereka lakukan adalah ikut mencoblos saat pemilu 14 Februari 2024.

Program ‘Santiaji’ Seminggu Terakhir

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata ‘santiaji’ sebagai pemberian petunjuk atau pengarahan mengenai strategi kerja (terkadang disertai peragaan atau pelatihan); taklimat. Jelang minggu terakhir, caleg harus bergerak masif dan fokus mengkonsolidasikan tim dengan memastikan semua pesan elektoral tiba dengan kuat ke seluruh simpatisan atau calon pemilihnya untuk ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) memilih caleg tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan maksimal jika gerakannya sistematik dan terpola.

Sebagaimana diketahui, mayoritas caleg melakukan ‘santiaji’ seminggu sebelum pemilu 2024 dengan beberapa langkah strategis. Seperti memaksimalkan kampanye terakhir untuk menyampaikan pesan utama kampanye kepada pemilih; memobilisasi tim dengan baik; fokus pada dapil kunci.

Selanjutnya, bersosialisasi langsung dengan pemilih potensial; mengoptimalkan medi sosial; meminta dukungan dari pendukung; memantau dan menanggapi isu terkini di dapilnya; berkoordinasi dengan partai; persiapan teknis untuk hari pemilu, termasuk pelatihan saksi pemilihan, pemantauan logistik pemilu, dan persiapan materi kampanye terakhir untuk digunakan di TPS; dan terakhir mengingatkan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendukung caleg yang mereka percayai.

Melakukan Deliver the Vote

Fakta meningkatnya partisipasi pemilih disebabkan semua caleg melakukan yang disebut deliver the vote. Semua caleg terlibat aktif ke dapil masing-masing untuk memberikan petunjuk, pengarahan dan simulasi kepada calon pemilihnya agar mencoblos nomor urut caleg itu.

Setiap caleg melakukan berbagai langkah strategis untuk meraih suara terbanyak di dapilnya. Pendekatan, sosialisasi¸ canvasing, dan kehadiran caleg di dapilnya juga menjadi salah satu kekuatan yang berimplikasi pada peningkatan suara. Kami melihat minggu terakhir jelang Pemilu 2024 lalu, pengaruh santiaji sangat kuat. Salah satunya seperti yang dilakukan Partai Golkar dalam merangkul masyarakat pemilih di semua dapil. Hal itu terlihat dari data Litbang Kompas, bahwa partisipasi pemilih Pemilu 2024 mencapai angka 88,55 persen.

*Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Strategis Partai Golkar

Share
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us