Perkembangan Terakhir Hasil Konferensi BRICS di Rio, Brasil

- Presiden Prabowo Subianto menghadiri konferensi BRICS di Rio, Brasil, yang juga dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota BRICS.
- Presiden Donald Trump tersinggung dengan pernyataan delegasi BRICS yang tidak bersahabat terhadap AS, sehingga memutuskan untuk meningkatkan tarif bea masuk dari anggota BRICS sebesar 10 persen.
Asosiasi Perdagangan dalam BRICS baru-baru ini menggelar konferensi tingkat tinggi, dihadiri oleh para kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggota BRICS, termasuk Presiden Prabowo Subianto. Selain itu ada pula pertemuan antara para menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota BRICS, dan Indonesia diwakili Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Wakil Menkeu Thomas Djiwandono.
Pada waktu yang bersamaan ASEAN juga menyelenggarakan pertemuan antara para menlu negara anggota dan dialogue partners. Indonesia diwakili Menlu Sugiono, sedangkan AS, salah satu negara dialogue partner diwakili Menlu Marco Rubio. Diberitakan Menlu AS ini mungkin karena baru pertama kali menghadiri pertemuan Menlu ASEAN kelihatan canggung dan meninggalkan pertemuan sebelum berakhir.
Sebagai reaksi terhadap pertemuan BRICS di Rio, Presiden Donald Trump merasa tersinggung terhadap pernyataan para delegasi yang dilihatnya sebagai tidak bersahabat, bahkan memusuhi AS. Karena itu, Presiden Trump memutuskan untuk melakukan tindakan balasan, dengan mantranya yang dikira manjur, dengan meningkatkan tarif bea masuk dari semua anggota BRICS 10 persen di atas yang sekarang berlaku, dan ini mulai diberlakukan awal Agustus tahun ini.
Dengan tambahan tarif impor 10 persen di atas yang berlaku, gambaran tarif bea masuk barang dagang dari negara-negara anggota BRICS ke AS menjadi seperti dalam tabel di bawah.

Berita terakhir menyebutkan bahwa skema tarif impor baru tersebut tidak jadi diluncurkan. Lebih baik lagi, buat Indonesia Presiden Trump memutuskan menurunkan tarif bea impor dari 32 persen menjadi 19 persen. Apa pun alasannya, ini tentu merupakan berita yang menggembirakan para pelaku ekspor Indonesia. Luapan rasa gembira dan bersyukur disampaikan Katua APINDO Shinta Kamdani, terima kasih kepada tim Indonesia untuk merundingkan masalah tersebut di Washington DC. Mereka terdiri dari Menko Pereknomian Erlangga Hartarto, Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu dan Wamenkeu Thomas Djiwandono, yang bertemu dengan USTR Ambassador Greg Jemisson dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
Diskusi belum menghasilkan hasil, tetapi penuturan Thomas Djiwandono bahwa pembicaraan berjalan lancar dan penuh persahabatan, disumbang setelah Menteri Perdagangan Luvnick dan Thomas Djiwandono saling buka kartu dan rupanya keduanya alumni Haverford College, Philadelphia, hanya beda tahun lulusnya. Puji Tuhan bahwa dalam hal ini semua berakhir dengan hasil yang menggembirakan semua pihak.
Ibu Shinta waktu ditanya mengenai bahaya kita akan kebanjiran impor barang AS menjawab, sampai sekarang sebenarnya impor Indonesia dari AS sudah bertarif rendah, antara 0-5 persen, termasuk impor kedelai untuk bahan tahu dan tempe, gandum untuk mi dan energi. Karena hal ini tidak perlu dikhawatirkan, bahkan bagus agar impor komoditi tersebut tidak hanya berasal dari satu negara. Dalam pada itu negara-negara BRICS semakin memperkokoh hubungan dagang antaranggota dengan menggalakkan penggunaan pembayaran menggunakan mata uang nasional untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dan juga dalam pelaksanaan penyelesaian pembayaran tanpa tergantung kepada jasa SWIFT dari AS.
Lebih lanjut adalah kunjungan Presiden Prabowo ke Brussel menemui Presiden EU Ursula von der Leyen dengan secara tulus minta maaf karena berkunjung di hari Minggu dan Presiden Von der Leyen menjawab dengan ramah itu tidak masalah, justru beliau yang berterima kasih kedatangan tamu dari suatu negara yang berpotensi besar dan EU ingin menjalin hubungan dalam berbagai bidang seperti perdagangan, keuangan, dan teknologi. Presiden Prabowo menjawab baik hal tersebut dan menambah bidang Pendidikan di mana Indonesia ingin mengirim orang muda bersekolah di berbagi perguruan tinggi di EU. Pertemuan berlangsung sangat bagus dan keduanya berjanji mengusahakan peningkatan hubungan Indonesia dengan negara-negara EU untuk kemanfaatan bersama.
Dalam konperensi pers bersama, keduanya sangat diplomatis menaggapi pertanyaan mengenai bagaimana mereka bereaksi terhadap pernyataan Presiden Trump mungkin kurang bersahabat tersebut. Keduanya mengatakan ini merupakan kepentingan bersama agar terjadi penurunan ketegangan dan peningkatan stabilitas. Rasanya membanggakan bahwa Presiden Prabowo sangat menjiwai peran yang harus dimainkan untuk mempertahankan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, selalu ingin berteman dan bukan sebaliknya. Ini semacam era baru, setelah sepuluh tahun politik luar negeri Indonesia sepertinya adem ayem, sekarang waktunya untuk bangkit Kembali sesuai harapan rakyat dan pemimpin negara tetangga dan dunia, bahwa Indonesia memainkan perannya yang aktif di kancah dunia. Kedua pemimpin juga berjanji untuk aktif dalam upaya menghadapi perubahan iklim, mengurangi dampak negatif yang timbul dengan upaya bersama.
Tampak bahwa Presiden Prabowo sangat menyadari tanggung jawabnya membangun hubungan dengan negara-negara lain dan tetap berpegang kepada kebijakan bebas aktif yang telah mengantar Indonesia dalam memainkan perannya di dunia yang semakin kelihatan dan bermanfaat. Teruskan kerja bagus Pak Presiden Prabowo, membangun Indonesia di dalam negeri dan menjalankan politik luar negeri secara konsisten. Baik partisipasinya di dalam BRIC Summit di Rio maupun kunjungan ke Brussel bertemu Presiden EU Von der Leyen Presiden Prabowo mengemban tugas menjalankan politik luar negeri bebas aktif secara konsisten. Semoga terus berhasil di dalam maupun luar demi kejayaan Indonesia.
Terakhir, menjadi kebanggaan kita bersama ikut menyaksikan melalui tayangan televisi betapa barisan drum band Indonesia, terdiri dari taruna akademi TNI dan POLRI,
sebanyak 500 orang, atas undangan Presiden Emmanuel Macro. Mereka ikut merayakan dan meramaikan upacara memperingati Hari Kemerdekaan Perancis yang juga dikenal sebagai Bastille Day, tanggal 14 Juli yang lalu. Dengan sangat indah dan cekatan mereka medemosntrasikan kemampuan membuat berbagai peragaan, membentuk formasi yang indah di depan Presiden Macron dan Ibu Negara, serta seluruh anggota Kabinet dan petinggi militer Perancis semua beserta isteri atau suami masing-masing menyambut defile yang melewati panggung kehormatan dan rute lain, termasuk Arch de Triomphe yang kenamaan itu. Presiden Macron mengundang mereka karena sebelumnya waktu berkunjung ke Indonesia telah menyaksikan kehebatan mereka sewaktu berkunjung ke AKABRI, Magelang. Semuanya indah dan memesona. (Dradjad, 26/07/2025).
Guru Besar Ekonomi Emeritus, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEBUI), Jakarta.