[COMMENT OF THE WEEK] Perdebatan Soal Micin dan Warna Lipstik

Seperti minggu sebelumnya, tim editorial memilih komentar-komentar terbaik dari para pembaca setia IDN Times terkait beragam topik menarik yang terjadi dalam satu minggu terakhir. Adapun kriteria yang kami gunakan untuk menentukan mana komentar yang layak menjadi salah satu komentar terbaik dalam Comment of the Week adalah sebagai berikut:
1) Sopan
2) Relevan dengan isi artikel
3) Membuka kesempatan untuk diskusi
4) Berisi informasi yang obyektif dan berdasarkan data
5) Berisi saran dan kritik yang obyektif untuk kemajuan IDN Times
6) Menghibur
Comment of the Week juga merupakan bentuk apresiasi IDN Times kepada para pembaca yang membagikan pikiran dan ide-idenya di kolom komentar IDN Times. Lalu, apa saja komentar-komentar tersebut? Ini dia:
1) Science/Discovery

Komentar:
Bodoh sama pintar tergantung orangnya. Aku empat bersaudara. Kakakku yang nomor satu kalau makan gak pakai micin, gak mau. Dia gak bisa makan kalau gak ada micin. Tapi alhamdulillah dia selalu juara satu. Adek-adeknya malah yang gak suka micin (termasuk aku hehehe), gak pintar-pintar amat seperti kakakku. Jadi jangan salahkan micin. Kasihan dia gak bisa curhat ke siapapun... - Fradhisye Honeybee
Alasan:
Tak hanya menyelipkan sedikit humor di akhir kalimat, tapi Frandhisye mampu memberi argumentasi dengan berdasarkan fakta, yakni pengalamannya sendiri yang lebih realistis, bahwa MSG tidak berpengaruh para prestasi dan kecerdasan seseorang.
2) Life/Women

Komentar:
Kalau baca, pikirannya itu fokus ke apa yang dibaca, jangan ke apa yang lagi diomongin. Artikel ini semacam saran untuk orang yang bingung menentukan warna lipstik yang paling cocok buat mereka. Kalau ada orang yang pakai warna biru, ungu, bukan berarti itu warna yang cocok untuk orang tersebut kan?
Mungkin dia sedang mix and match serta menyesuaikan dengan outfit-nya. Toh cocok atau tidak juga relatif karena yang menilai mata setiap orang yang memandang. Dan artikel ini juga relatif. Ini semacam saran. Kalau setuju, ya diikuti. Kalau gak, ya jangan diikuti. Otaknya langsung membayangkan putingnya doang sih. - Brielle Ridierra
Alasan:
Komentar Brielle memberikan pencerahan pada pembaca-pembaca lain yang berseteru tentang apa makna dari artikel ini.
3) Life/Education

Komentar:
Nah, aku nian ini! Ya, sebisa mungkin memanfaatkan waktu jadi lebih bermanfaat buat bekal hidup. Tak perlu menangis lah kalau jomblo. Toh banyak menjalin pertemanan sambil lalu, pas klik kena di hati, cocok, serius, yakin, nah itu dapat lah pasangan hidup. - Sri Wahyuni
Alasan:
Sejalan dengan isi artikelnya, komentar Sri Wahyuni berpotensi membuat pembaca lain merasa semangat dan termotivasi untuk lebih memikirkan pendidikan dan hal-hal yang bermanfaat daripada memusingkan perihal status jomblo atau tidak.
4) Hype/Throwback

Komentar:
Itu lebih seru dan lebih asik karena main bersama kenangan yang tak terlupakan. Main telepon koin dan minta biodata teman, kita jadi tahu dan gampang bertanya soal pekerjaan rumah. Hehehe. Anak sekarang, teman satu kelas saja gak hafal semua.
Sosialisasinya kurang. Nomor telepon teman satu kelas gak ada karena asyik dengan gadget masing-masing. Orangtua bingung kalau misalnya dia pulang telat, ke mana harus mencari? - Ummy Usman
Alasan:
Meskipun bernada teguran, namun ada tips yang bisa kita ambil dari komentar Ummy Usman. Bagi para orang tua atau kakak, alangkah lebih baik jika bisa mengetahui nomor kontak teman-teman sekelas anak dan adik mereka agar bisa dihubungi saat keadaan darurat. Komentarnya juga mendorong anak-anak untuk lebih bersosialisasi dengan teman alih-alih dengan gadget masing-masing.
5) News/Indonesia

Komentar:
Seharusnya Bapak Habib Rizieq jangan menghindar seperti ini. Kalau tidak merasa bersalah, ya datang ke kantor polsi. Tinggal diperiksa dan jalani proses hukum yang ada dengan baik. Kalau menghindar seperti ini semuanya menjadi abu-abu.
Tidak ada kejelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dan kalau sudah seperti ini akan menjadi fitnah dan bisa membuat dosa penyebar fitnah ini. Wong tinggal datang ke kantor polisi saja kok susah betul sampai menghindar dan mangkir terus. - Ibnu Iswahyudi
Alasan:
Apa yang disampaikan Ibnu itu benar. Rizieq Shihab punya kewajiban untuk memenuhi panggilan polisi guna mengusut kebenaran kasus chat porno yang tengah menimpanya. Menghindar justru takkan menyelesaikan masalah karena yang ada justru akan timbul fitnah.
Bahkan mungkin ia bisa kehilangan kewarganegaraan bila pemerintah akhirnya mencabut paspornya karena tak kunjung kembali ke Indonesia. Langkah yang bijak bagi seorang Rizieq Shihab adalah untuk segera pulang dan bekerjasama dengan kepolisian.