10 Kepunahan Massal Terbesar Sepanjang Sejarah Bumi

Sejarah Bumi yang panjang dan berliku penuh dengan momen-momen dramatis yang membentuk dunia seperti yang kita kenal hari ini. Salah satu aspek yang paling menarik dari sejarah ini adalah fenomena kepunahan massal. Dari peristiwa yang membinasakan dinosaurus hingga kehancuran biota laut yang megah, kepunahan massal telah menghapus sebagian besar kehidupan di Bumi, tetapi juga membuka jalan bagi kebangkitan dan evolusi spesies baru. Artikel ini akan mengulas 10 kepunahan massal terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Bumi, mengeksplorasi penyebab, dampak, dan pelajaran yang dapat kita ambil untuk masa depan.
1. Kepunahan di zaman akhir Ediacaran

Selama periode Ediacaran, kehidupan kompleks pertama kali muncul di Bumi, dengan bakteri mikro berkembang menjadi eukariota kompleks. Makhluk tanpa kerangka, yang kebanyakan tidak meninggalkan fosil, kadang-kadang dapat menjadi fosil jika terjebak dalam lumpur. Fosil dari periode ini menunjukkan laut penuh makhluk aneh yang mirip cacing, spons, dan ubur-ubur. Ketergantungan mereka pada oksigen menyebabkan kepunahan massal sekitar 542 juta tahun yang lalu saat tingkat oksigen menurun, membuka jalan bagi kehidupan yang lebih rumit di periode Kambrium. Makhluk mati yang membusuk dari periode ini kemudian menjadi bahan bakar fosil.
2. Kepunahan di zaman Kambrium-Ordovisium

Selama periode Kambrium, kehidupan mengalami perkembangan pesat dengan munculnya berbagai bentuk baru yang tak terhitung jumlahnya. Krustasea eksotis, trilobit, kerang, dan arthropoda air raksasa mengisi lautan, meninggalkan banyak fosil. Namun, sekitar 488 juta tahun yang lalu, lebih dari 40% spesies tiba-tiba punah, kemungkinan akibat glasiasi. Kepunahan ini menandai perbatasan antara periode Kambrium dan Ordovisium.
3. Kepunahan di zaman Ordovician-Silurian

Selama periode Ordovisium, kehidupan kembali berkembang pesat. Nautiloid (gurita primitif), trilobit, koral, bintang laut, belut, dan ikan berahang memenuhi lautan, sementara tanaman berjuang untuk bertahan di darat. Kehidupan secara bertahap menjadi lebih kompleks. Sekitar 443 juta tahun yang lalu, lebih dari 60% kehidupan di Bumi punah dalam kepunahan terbesar kedua yang tercatat dalam sejarah. Peristiwa ini disebabkan oleh zaman es yang terjadi secara cepat akibat penurunan kadar karbon dioksida. Sebagian besar air yang menjadi habitat makhluk hidup membeku menjadi es dan gletser, yang menyebabkan penurunan kadar oksigen.
Diduga, ledakan sinar gamma dari luar angkasa menghancurkan lapisan ozon, sehingga radiasi ultraviolet dari matahari memusnahkan sebagian besar kehidupan tanaman dan menurunkan kadar karbon dioksida. Meskipun beberapa makhluk berhasil bertahan, pemulihan spesies membutuhkan waktu lebih dari 300 juta tahun setelah peristiwa ini.
4. Kepunahan di zaman Silur

Setelah kepunahan Ordovisium, periode Silur dimulai. Kehidupan perlahan pulih dari kepunahan massal terakhir, dan periode ini ditandai dengan perkembangan hiu serta ikan bertulang sejati yang muncul dalam bentuk yang lebih sempurna dan modern. Lumut dan tanaman kecil akhirnya mulai tumbuh di darat sepanjang garis pantai, sementara beberapa arthropoda berkembang menjadi laba-laba dan kaki seribu yang mampu beradaptasi dengan lingkungan kering serta hidup berdampingan dengan tanaman darat. Kalajengking laut raksasa berlimpah, dan trilobit tetap mendominasi.
Sekitar 420 juta tahun yang lalu, terjadi perubahan iklim mendadak yang menyebabkan kepunahan 30% dari semua spesies. Gas-gas di atmosfer berubah dalam proporsi yang membuat banyak makhluk tidak dapat beradaptasi, bahkan mengalami keracunan. Penyebab pasti dari perubahan ini tidak diketahui. Kehidupan terus berjuang hingga periode Silur berakhir dan periode Devon dimulai, ketika evolusi menghasilkan berbagai bentuk kehidupan yang lebih kompleks.
5. Kepunahan di zaman akhir Devonian

Pada periode Devonian, beberapa ikan berevolusi dengan sirip yang kokoh. Terumbu karang yang luas di lautan dipenuhi dengan ikan dan hiu, beberapa di antaranya memangsa trilobit. Trilobit, yang telah menjadi makhluk laut dominan selama lebih dari 100 juta tahun, mulai kehilangan pijakan mereka. Hiu sangat berhasil beradaptasi sehingga beberapa spesies hiu modern masih memiliki kemiripan dengan nenek moyang purba mereka. Tanaman darat berkembang dan mulai menghasilkan benih, menjadi lebih kompleks, dan tanah muncul untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hutan yang aneh, dengan jamur setinggi 8 meter yang kini telah punah, menghiasi daratan.
Sekitar 374 juta tahun yang lalu, 75% dari semua kehidupan menakjubkan ini punah. Perubahan gas atmosfer, yang kemungkinan disebabkan oleh aktivitas gunung berapi besar atau dampak meteorit, dianggap sebagai penyebab utama kepunahan tersebut.
6. Hutan hujan carboniferous lenyap

Setelah periode Devonian, periode Karbon menyaksikan perkembangan hewan darat dengan kemampuan bertelur di lingkungan terestrial, serta kemunculan serangga bersayap. Hiu mencapai puncak kejayaannya, sementara trilobit semakin langka. Hutan hujan yang luas, dengan pohon-pohon raksasa, meningkatkan kandungan oksigen di atmosfer hingga mencapai 35%. Sekitar 305 juta tahun yang lalu, zaman es singkat menurunkan kadar karbon dioksida dan menyebabkan kematian hutan besar serta kepunahan 10% spesies di Bumi. Pohon-pohon yang membusuk dari periode ini kemudian menjadi sumber bahan bakar karbon yang digunakan saat ini, sehingga memberi nama pada periode tersebut.
7. Kepunahan zaman Permian-Triassic

Setelah hutan hujan runtuh, hewan bertelur yang paling sukses bertahan di darat mulai mendominasi hewan lainnya, menghasilkan berbagai macam reptil dan synapsid. Sekitar 252 juta tahun yang lalu, Bumi mengalami bencana besar yang kemungkinan disebabkan oleh dampak meteorit atau aktivitas vulkanik, memusnahkan 90-99% kehidupan dalam peristiwa yang dikenal sebagai The Great Dying. Sebagai perbandingan, manusia saat ini telah menyebabkan kepunahan sekitar 0,01% dari semua spesies hewan yang ada. Meskipun jumlah ini tidak sebanding dengan kepunahan massal sebelumnya, tetap merupakan peringatan penting bagi keberlanjutan kehidupan di Bumi.
8. Kepunahan zaman Triassic-Jurassic

Setelah kehancuran pada akhir periode Permian, reptil kembali mendominasi, dan dinosaurus mulai muncul. Pada awalnya, dinosaurus tidak mendominasi reptil lainnya dan ukurannya tidak lebih besar dari seekor kuda. Spesies dinosaurus yang terkenal karena ukuran dan bentuknya yang menyeramkan adalah keturunan dari mereka. Dinosaurus besar seperti Tyrannosaurus, Stegosaurus, Triceratops, dan sauropoda berleher panjang muncul pada zaman Jurassic atau periode Kapur.
Sekitar 205 juta tahun yang lalu, 65% dari spesies pada periode Trias punah, termasuk semua hewan darat berukuran besar. Banyak dinosaurus berhasil bertahan karena ukurannya yang relatif kecil. Kebanyakan kepunahan massal berlangsung selama satu juta tahun atau lebih, tetapi peristiwa ini hanya memerlukan waktu sekitar sepuluh ribu tahun. Penyebabnya kemungkinan adalah letusan gunung berapi besar yang memuntahkan sejumlah besar karbon dioksida atau sulfur dioksida, yang mengakibatkan perubahan iklim mendadak.
9. Akhir kepunahan zaman Jurassic

Selama periode Jurassic, reptil laut raksasa seperti Plesiosaurus mendominasi lautan, Pterosaurus menguasai langit, dan dinosaurus seperti Stegosaurus, Diplodocus, serta Allosaurus menguasai daratan. Tumbuhan seperti konifer, sikas, ginkgo, dan pakis tumbuh subur. Dinosaurus kecil mulai mengembangkan bulu, dan burung mulai muncul.
Sekitar 200 juta tahun yang lalu, 20% spesies, terutama spesies laut, punah. Kerang dan karang yang sebelumnya melimpah hampir lenyap, meskipun beberapa yang selamat perlahan mengisi kembali lautan. Kepunahan ini terutama memengaruhi spesies laut dan tidak banyak berdampak pada hewan darat. Salah satu teori menyebutkan bahwa lempeng tektonik samudra tenggelam sedikit, menyebabkan lautan menjadi lebih dalam dan memusnahkan makhluk laut yang beradaptasi dengan perairan dangkal.
10. Kepunahan di zaman Kapur Tersier

Setelah periode Jurassic, dinosaurus berkembang pesat selama periode Kapur, menghasilkan berbagai bentuk yang kita kenal hari ini. Kehidupan pulih sepenuhnya dari kepunahan Ordovisium-Silur, dengan jumlah spesies yang bahkan melampaui periode Ordovisium. Synapsid berevolusi menjadi mamalia pertama.
Sekitar 65 juta tahun yang lalu, sebuah meteorit besar jatuh di Chicxulub, Meksiko, menyebabkan perubahan iklim yang drastis dan memusnahkan 75% spesies, termasuk dinosaurus. Lapisan iridium yang ditemukan di batuan berusia 65 juta tahun menjadi bukti peristiwa ini. Reptil kecil dan mamalia berhasil bertahan dari kepunahan tersebut, dan mamalia mulai menggantikan dinosaurus sebagai hewan dominan di darat.
Dengan memahami penyebab dan akibat dari peristiwa-peristiwa ini, kita diharapkan dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah bencana serupa di masa depan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan aktivitas manusia yang semakin intensif. Mari kita jadikan sejarah sebagai cermin, bukan hanya untuk melihat masa lalu, tetapi juga untuk merencanakan masa depan yang lebih baik bagi semua makhluk hidup di Bumi.