Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Tindakan Raja Henry VIII dari Inggris yang Penuh Kontroversi 

potret lukisan Henry VIII (commons.wikimedia.org/Hans Holbein the Younger)

Banyak yang mungkin mengingat Henry VIII sebagai sosok raja yang membunuh dua dari enam istrinya, menceraikan dua istrinya, kehilangan satu istrinya saat melahirkan, dan meninggal sebelum dia bisa membunuh yang terakhir, karena hal inilah Henry VIII dianggap banyak orang sebagai egomaniak dan tidak memiliki perasaan.

Akan tetapi, Henry VIII bukan saja terkenal dengan kekejamannya itu, dia adalah orang yang serakah, paranoid, munafik, homofobik, dan selalu kalah perang. Jadi, selama pemerintahannya yang panjang, Henry VIII melakukan banyak hal buruk. Inilah fakta Henry VIII yang bisa dibilang cukup kacau.

1. Henry VIII suka menghambur-hamburkan uangnya

ilustrasi pesta (commons.wikimedia.org/Jan Baptist Lambrechts)

Henry VIII mewarisi kerajaan yang kaya dari ayahnya yang bernama Henry VII. Mendiang Henry VII memiliki total kekayaan sebesar 494 juta dolar AS atau setara Rp7,4 triliun. Sayangnya, Henry VIII yang diwarisi kekayaan ayahnya itu tidak bisa mengelola uang dengan baik, karena hanya satu tahun setelah ia mewarisi takhta pada usia 18 tahun, dia menghabiskan sebagian besar pendapatan tahunan kerajaan senilai 18 juta dolar AS atau setara Rp270 miliar untuk pesta Natal.

Hedonisme semacam itu berlanjut sepanjang masa pemerintahan Henry. Saking senangnya dengan pesta, ia memperluas dapur Istana Hampton Court. Perjamuannya juga menyajikan 14 hidangan untuk 600 orang. Makanannya pun tak lazim, seperti hidangan ekor berang-berang panggang, merak panggang utuh, dan kepala babi hutan.

2. Henry VIII menciptakan agama baru agar ia bisa bercerai dengan istri pertamanya

ilustrasi pengadilan Catherine dari Aragon (commons.wikimedia.org/Tudor tidbits)

Henry VIII terkenal karena berselisih dengan Gereja Katolik. Di lain kesempatan, Henry juga pernah menjadi pembela setia Katolik. Dia bahkan menyandang gelar "Pembela Iman", yang diberikan kepadanya oleh seorang paus sebagai ucapan terima kasih karena dia menentang pemimpin Reformasi Protestan, Martin Luther. 

Pada tahun 1527, istri pertama Henry, Catherine dari Aragon, tidak bisa mememberikan keturunan laki-laki untuk melanjutkan takhta kerajaan. Jadi, Henry menceraikannya dan menikah dengan perempuan lain. Perempuan itu adalah seorang dayang bernama Anne Boleyn. Namun, Paus melarang perbuatan tersebut. Henry memutuskan untuk menciptakan agama baru, Gereja Inggris, yang kemudian menjadi Kepala Tertinggi dan mengabulkan perceraiannya dengan istri pertamanya. 

3. Henry VIII suka mengeksekusi banyak orang, termasuk istrinya sendiri

ilustrasi penangkapan sebelum dieksekusi (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Melansir kabar The BS Historian, 2,6 persen dari seluruh populasi Inggris, dihukum mati selama pemerintahan Henry VIII. Meskipun angkanya belum pasti, tapi Henry memang mengeksekusi banyak orang. Siapa pun yang tidak setuju dengan UU Suksesi, misalnya, dianggap bersalah atas pengkhianatan.

Ironisnya, Undang-Undang Suksesi mengharuskan semua rakyatnya untuk bersumpah dan mengakui bahwa Anne Boleyn adalah ratu yang sah dan semua anak mereka adalah pewaris takhta yang sah, meskipun Henry sendiri tidak pernah mengambil sumpah itu sejak dia mengeksekusi Anne dan putri mereka dinyatakan tidak sah karena Anne gagal memberinya seorang putra.

Henry juga mengeksekusi bidat, calon saingan takhta (termasuk seorang perempuan berusia 67 tahun), rekan dari kedua istrinya, pemimpin pemberontakan yang disebut Ziarah Rahmat, dan Thomas Cromwell. Namun, jumlah kematian sebenarnya mungkin tidak mencapai 1.000 orang.

4. Henry VIII mengeksekusi seorang biarawati

ilustrasi seorang biarawati (commons.wikimedia.org/Henriette Browne)

Di antara banyak korban eksekusi Henry VIII adalah seorang perempuan bernama Elizabeth Barton. Eksekusi ini cukup mengejutkan karena Elizabeth Barton adalah seorang biarawati.

Elizabeth Barton terkenal karena dia menjadi seorang biarawati tidak lama setelah dia mengaku diberikan penglihatan oleh Tuhan. Salah satu dari banyak penglihatannya berkaitan dengan perceraian Henry VIII dan Catherine dari Aragon.

Barton meramalkan bahwa perceraian antara mereka bisa menjatuhkan kejayaan Henry. Jika dia menikahi Anne Boleyn, katanya, Henry akan kehilangan kerajaannya dan mati sebagai penjahat. Prediksi ini dianggap sebagai ancaman bagi Henry, jadi dia menangkap Barton.

Henry kemudian mengarang banyak hal dan memfitnah Barton bahwa dia menjalin hubungan yang tidak pantas dengan para pendeta, dan Henry juga memaksanya untuk mengatakan bahwa Barton mengarang semua ramalannya. Henry lalu mengeksekusinya dan memberinya kehormatan sebagai satu-satunya perempuan yang kepalanya dipaku di Jembatan London.

5. Menyita biara-biara di Inggris untuk kepentingan pribadinya

ilustrasi biara (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Melansir laman History UK, setelah Tindakan Supremasi Henry pada tahun 1534 di mana dia menyatakan dirinya sebagai pemimpin Gereja Inggris yang baru dibentuk, dia mulai mengamati biara-biara. Henry memutuskan untuk menyita properti semua biara di Inggris karena pundi-pundinya terkuras untuk membiayai banyak pesta mewahnya. Jumlahnya kira-kira seperempat dari seluruh tanah pertanian Inggris.

Pertama, Henry menutup biara-biara kecil. Kedua, dia mulai membubarkan biara-biara yang lebih besar, dan kemudian menjual tanah itu kepada para pendukungnya. Setiap biarawan atau biarawati yang menentang aksinya itu akan dieksekusi. Total perampasan itu sekitar £1,5 juta atau setara Rp24,5 miliar.

6. Henry VIII tidak ahli dalam berperang

potret lukisan Henry VIII (commons.wikimedia.org/Hans Holbein the Younger)

Selama masa pemerintahan Henry VIII, dia berusaha untuk menaklukkan Skotlandia, yang mendorong Skotlandia untuk bersekutu dengan Prancis. Sementara itu, Henry mengasingkan Kaisar Romawi Suci, yang merupakan keponakan dari istri pertamanya, karena alasan ingin menceraikan istrinya. 

Henry berperang dengan Prancis tiga kali. Pada akhir perang, dia mendapatkan pelabuhan Boulogne, tetapi perang yang memakan biaya yang besar membuatnya bangkrut sehingga hal itu tidak sepadan. Juga, putra Henry, Edward, menjual pelabuhan itu kembali ke Prancis ketika Henry sudah meninggal.

7. Henry VIII adalah raja Inggris pertama yang membuat undang-undang anti-gay

ilustrasi undang-undang dalam sebuah tulisan (commons.wikimedia.org/Archives nationales (France))

Henry VIII adalah homofobia. Pasalnya, pada masa Henry VIII, homofobia bukanlah hal yang tabu. Melansir British Library, pada tahun 1533, Henry VIII mengesahkan undang-undang yang disebut "Undang-Undang Buggery", yaitu undang-undang yang menghukum mati mereka yang melakukan hubungan sesama jenis, yang juga menghukum tindakan sodomi antara laki-laki dan perempuan atau antara manusia dan hewan.

Buggery Act (Undang-Undang Buggery) bertahan hingga abad ke-19. Dua orang terakhir yang dieksekusi karena kejahatan tersebut terjadi pada tahun 1835.

8. Henry VIII merusak mental Anne Boleyn sebelum mengeksekusinya

Ilustrasi Anne Boleyn di Menara London, pada saat-saat pertama penangkapannya. (commons.wikimedia.org/Édouard Cibot)

Henry memerintahkan seorang pendekar ahli pedang dari Prancis untuk mengeksekusi istri keduanya, Anne Boleyn. Dikutip laman History Revealed, Anne Boleyn sebelumnya dituduh melakukan banyak kejahatan seperti perzinahan, inses, sihir, dan persekongkolan melawan raja. Anne dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati, tetapi sebelum dieksekusi, dia menyaksikan saudara laki-lakinya dipenggal di Tower Hill lewat kamarnya di Menara London.

Eksekusinya sendiri ditunda dua kali. "Saya mendengar bahwa saya tidak akan mati sebelum tengah hari," katanya kepada pengawal, "dan karena itu saya sangat menyesal, karena saya pikir saya sudah mati dan melewati rasa sakit saya."

Henry VIII tidak mau bertemu Anne pada minggu-minggu menjelang eksekusinya, dan dalam waktu 24 jam setelah kematiannya, Henry bertunangan dengan istri ketiganya, Jane Seymour.

9. Henry VIII menceraikan istrinya karena menurutnya jelek

potret lukisan Jane Seymour (commons.wikimedia.org/Hans Holbein the Younger)

Setelah kematian Anne Boleyn, Henry VIII menikahi Jane Seymour, tetapi Jane Seymour meninggal karena komplikasi persalinan. Teganya, Henry kembali berkencan dengan perempuan bernama Anne dari Kleve, yang akan menjadi calon istri keempat Henry.

The Anne Boleyn Files mencatat bahwa Henry menganggap Anne dari Kleve adalah perempuan yang jelek. Dia tidak menyukainya sampai-sampai dia menjulukinya "Flanders Mare". Pernikahan mereka singkat, karena Henry menceraikannya tidak lama setelah mereka menikah.

10. Eksekusi Catherine Howard

ilustrasi lukisan Catherine Howard (commons.wikimedia.org/Hans Holbein the Younger)

Mungkin ada benarnya tuduhan bahwa istri kelima Henry, Catherine Howard, tidak setia. Gadis itu dipaksa menikah dengan Henry di usia 19 tahun. Namun, Henry mengetahui bahwa pengantin barunya itu pernah menjalin hubungan dengan beberapa laki-laki, tetapi hubungannya dengan Thomas Culpepper yang membuat Henry sangat marah. Kemungkinan besar, Catherine Howard melakukan perzinahan dengan Culpepper, karena pasangan itu telah bertunangan sebelum pernikahannya dengan Raja Henry VIII.

Karena kecurigaan ini, Henry membuat hukum bahwa perempuan yang menikah dengan raja dengan keadaan tidak suci, dianggap sebagai kejahatan. Henry pun menuduhnya melakukan pengkhianatan, tetapi sebelum dieksekusi, Catherine melarikan diri ke lorong Istana Hampton Court. Dia berharap bisa menghubungi Henry di kapel dan membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Ironisnya, pengawalnya menangkap dan menyeretnya kembali ke kamarnya. Hari ini, lorong itu disebut "Galeri Berhantu" karena konon arwahnya masih gentayangan.

Banyak penjahat dunia tidak pernah benar-benar membayar kejahatan mereka, dan Henry VIII tentu saja tidak pernah diadili secara resmi atas semua orang yang dia bunuh. Namun, sebelum kematiannya, Henry VIII menderita sejumlah penyakit seperti infeksi kaki akibat bisul yang dideritanya, tekanan darah tinggi dan diabetes tipe dua. Dia meninggal karena gagal ginjal dan hati, meninggalkan istri keenamnya, Catherine Parr.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us