4 Fakta Cockchafer, Spesies Kumbang yang Punya Siklus Hidup Panjang

- Kumbang cockchafer memiliki antena khas yang membedakan jantan dan betina serta pygidium pada betina.
- Kumbang cockchafer memiliki bulu halus yang menutupi tubuhnya, membuatnya terlihat "berdebu" saat terbang atau hinggap.
- Siklus hidup kumbang cockchafer bisa mencapai 5 tahun, dimulai dari telur hingga menjadi kumbang dewasa yang bisa terbang.
Cockchafer merupakan nama umum yang merujuk pada jenis kumbang yang tergolong ke dalam keluarga Scarabaeidae, yang mana berkerabat dekat dengan kumbang kotoran Mesir. Istilah 'cockchafer' sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Inggris Kuno yang berarti "kumbang besar". Di beberapa wilayah, mereka juga disebut 'May bugs', karena kemunculan mereka yang umum di bulan Mei.
Perlu diketahui bahwa di Eropa, cockchafer dikenal sebagai hama pertanian karena larvanya memakan akar tanaman. Oleh karena itu, mereka pernah dibasmi secara massal dengan menggunakan metode pestisida awal. Di balik reputasinya itu, kumbang cockchafer menyimpan beragam fakta menarik yang kerap luput dari perhatian.
1. Bentuk antena khas

Meskipun terlihat mirip, ada perbedaan visual yang jelas antara kumbang cockchafer jantan dan betina. Kumbang jantan memiliki sepasang antena yang sangat unik menyerupai kipas. Sebagaimana dilansir laman Buglife, kumbang cockchafer jantan memiliki tujuh 'daun', sedangkan kumbang cockchafer betina hanya memiliki enam. Masih dalam laman yang sama dijelaskan bahwa antena berdaun tersebut berfungsi untuk mendeteksi feromon, sehingga memungkinkan kumbang cockchafer jantan menemukan betina sekalipun dalam kondisi gelap.
Selain jumlah 'daun' pada antena yang lebih sedikit daripada jantan, kumbang cockchafer betina memiliki bentuk antena yang terbilang lebih sederhana. Di sisi lain, betina akan menunjukkan ujung runcing di perutnya, yang dikenal sebagai pygidium, yang sering disalahartikan sebagai sengatan yang mengintimidasi. Mereka sebenarnya sama sekali tidak berbahaya bagi manusia, dan pygidium hanya digunakan untuk mendorong telur ke dalam tanah.
2. Memiliki bulu

Dikenal dengan nama ilmiah Melolontha melolontha, kumbang cockchafer memiliki ukuran tubuh yang terbilang besar dengan panjang tubuh mencapai 3 cm. Kumbang cockchafer dewasa memiliki kepala gelap, biasanya hitam atau cokelat kehitaman. Bagian sayap depan yang keras atau disebut dengan Elytra berwarna cokelat kemerahan.
Jika kebanyakan jenis kumbang tidak berbulu, cockchafer justru memiliki bulu-bulu yang hampir menutupi sebagian besar tubuh mereka, seperti di bagian kepala, toraks (bagian tengah tubuh), dan juga pada sayapnya yang keras. Selain itu, bulu-bulu tersebut bertekstur halus berwarna putih pucat. Bulu-bulu inilah yang terkadang membuat kumbang cockchafer terlihat sedikit "berdebu" saat terbang atau hinggap.
3. Siklus hidup panjang

Meskipun kehadirannya hanya terasa selama beberapa minggu di musim semi, kumbang cockchafer sebenarnya memiliki salah satu siklus hidup terpanjang di antara serangga. Dari telur hingga menjadi kumbang dewasa yang bisa terbang, keseluruhan prosesnya bisa memakan waktu hingga 5 tahun. Ini berarti, saat kumbang tersebut terbang berputar-putar di sekitar lampu, ia baru saja mengakhiri perjalanan panjang yang sebagian besar tidak terlihat oleh mata.
Panggung utama kehidupan cockchafer berlangsung di dalam kegelapan tanah. Selama bertahun-tahun, ia hidup dalam bentuk larva yang gemuk, berwarna putih krem, dan berbentuk C, yang dikenal sebagai grub. Dilansir Koppert, larva cockchafer membutuhkan waktu tiga atau empat tahun untuk berkembang sepenuhnya.
4. Penerbang lambat dan berdengung keras

Kumbang cockchafer dikenal sebagai penerbang yang lambat dan tidak begitu mahir. Saat malam tiba, gerakannya di udara terlihat canggung dan tidak stabil, seolah ia belum sepenuhnya menguasai sayapnya. Mereka seringkali menabrak objek, seperti dinding atau jendela.
Sementara itu, dengungan keras yang dihasilkannya saat terbang adalah ciri khas yang tak terpisahkan dari penerbangannya. Suara nyaring dan khas tersebut dihasilkan dari kepakan sayapnya yang cepat, yang kemudian menjadi tanda kehadiran pertama mereka, terutama pada malam-malam yang tenang di akhir musim semi. Dengungan ini adalah bagian tak terpisahkan dari misi pencarian pasangan mereka, dan menjadi tanda bahwa perjalanan panjang di bawah tanah telah berakhir.
Kendati cockchafer dianggap sebagai hama bagi tanaman, tetapi mereka juga menyimpan sisi unik dan kisah yang luar biasa. Perjalanan panjang bertahun-tahun cockchafer di kegelapan tanah sebagai larva hanyalah persiapan untuk berapa minggu singkat di permukaan. Hal tersebut menjadi pengingat akan keajaiban metamorfosis yang jarang ditangkap penglihatan secara langsung.