Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta B-1B Lancer, Pesawat Pengebom Supersonik Andalan Militer AS

potret B-1B Lancer yang sedang mengudara di atas Samudra Pasifik (commons.wikimedia.org/Staff Sgt. Bennie J. Davis III-USAF)
potret B-1B Lancer yang sedang mengudara di atas Samudra Pasifik (commons.wikimedia.org/Staff Sgt. Bennie J. Davis III-USAF)

Pesawat pengebom (bomber) B-1B Lancer mungkin tidak sepopuler armada bomber strategis milik Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat (AS) lainnya seperti B-52 Stratofortress dan B-2 Spirit, meskipun B-1B Lancer telah terlibat dalam berbagai misi dan operasi tempur yang dilancarkan oleh militer AS. Desain tampilan visualnya yang sangar dan gahar menjadi salah satu lambang supremasi AS di udara sejak kelahirannya di era perang dingin untuk menjadi kekuatan penggentar (deterrence power) yang ditujukan ke Uni Soviet kala itu. Saat ini B-1B Lancer masih operasional sebagai bagian dari kekuatan 3 serangkai pengebom strategis AU AS bersama B-52 Stratofortress dan B-2 Spirit.

Menurut Britannica, sejatinya B-1B Lancer merupakan versi upgrade dan modifikasi dari varian B-1A yang merupakan desain asli dari bomber B-1 yang memiliki kecepatan Mach 2,2 namun B-1A hanya sampai pada tahap prototipe dan tidak diproduksi. B-1B Lancer yang terbang perdana pada tahun 1984 didesain untuk mengurangi emisi radar dan memiliki top speed di angka Mach 1,25. Bomber tersebut memiliki kemampuan penetrasi ke wilayah musuh dengan cepat dan melakukan serangan presisi di ketinggian rendah (low level). Pada tahun 1988 telah diproduksi sebanyak 100 unit B-1B Lancer dan saat ini masih beroperasi 45 buah armada pesawatnya di AU AS, termasuk sejumlah pesawat yang "dibangkitkan" kembali dari tempat penyimpanan untuk beroperasi kembali.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai bomber yang dijuluki "The Bone" ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Awalnya didesain sebagai pembawa senjata nuklir

Awalnya bomber B-1B Lancer yang diproduksi oleh pabrikan Rockwell International (diakuisisi oleh Boeing pada tahun 1996) didesain serta dirancang untuk membawa arsenal nuklir militer AS dan direncanakan untuk menggantikan pengebom B-52 yang telah mulai menua. Flyingmag melansir, selama dekade pertama setelah operasionalnya, B-1B Lancer pada dasarnya adalah platform pesawat pengebom pembawa arsenal nuklir yang menjadi bagian dari kekuatan nuklir strategis AS bersama rudal balistik antar benua berbasis darat dan rudal balistik berbasis kapal selam.

B-1B Lancer merupakan pengebom nuklir strategis AS yang memiliki kemampuan untuk terbang cepat di ketinggian rendah guna menghindari radar peringatan dini Uni Soviet kala itu. Namun runtuhnya Uni Soviet di tahun 1991 dan berakhirnya perang dingin menyebabkan B-1B Lancer mengubah misinya mulai tahun 1994. Akhirnya AU AS mengadapatasi B-1B Lancer yang diawaki oleh 4 orang kru ini untuk membawa amunisi konvensional non-nuklir baik yang  berpemandu maupun tak berpemandu dalam jumlah yang besar untuk memberikan dukungan udara jarak dekat maupun pengeboman taktis.

2. Bomber dengan muatan bom konvensional terbesar

B-1B Lancer merupakan pengebom yang mampu membawa muatan bom konvensional terbesar di inventory AU AS (commons.wikimedia.org/ Gustavo Gonzalez-USAF)
B-1B Lancer merupakan pengebom yang mampu membawa muatan bom konvensional terbesar di inventory AU AS (commons.wikimedia.org/ Gustavo Gonzalez-USAF)

B-1B Lancer adalah bomber yang mampu mengangkut muatan bom konvensional terbesar di dalam inventory AU AS dibandingkan dengan dua bomber strategis lainnya, B-52 Stratofortress dan B-2 Spirit. Menurut Simpleflying, B-1B Lancer dapat membawa sekitar 34.019 kg bom di dalam 3 ruang penyimpanan senjata internalnya dan bila diperlukan masih bisa ditambah dengan sejumlah bom yang dapat digantung di 6 cantelan eksternalnya (hardpoints). B-52 Stratofortress "hanya" memiliki kemampuan mengangkut sekitar 31.500 kg bom yang dibawa di dua ruang penyimpanan senjata internalnya dan cantelan eksternalnya. Sedangkan B-2 Spirit mampu membawa muatan bom maksimal sekitar 23.000 kg di dua ruang penyimpanan senjata internalnya.

B-1B Lancer mampu membawa berbagai jenis bom konvensional baik bom jatuh bebas maupun bom berpemandu seperti berbagai bom Mk-series, bom JDAM (Joint Direct Attack Munition)-series,  bom cluster, berbagai macam peluru kendali udara ke darat dan yang menggentarkan pihak musuhnya adalah kemampuannya membawa rudal LRASM (Long-Range Anti-Ship Missiles) dan rudal JASM (Joint Air-to-Surface Standoff Missiles). Sejumlah informasi menyebutkan bahwa sebuah gugus tempur B-1B Lancer yang terdiri atas 5 buah pesawat mampu menembakkan sekitar 180 rudal LRASM terhadap gugus tempur kapal induk yang menjadi lawannya. Bomber ini mampu beroperasi secara global ke seluruh dunia dengan dukungan pengisian bahan bakar di udara.

3. Berdesain sayap unik dan berkecepatan supersonik

potret tiga buah bomber strategis milik AU AS dalam formasi terbang bersama: B-52 Stratofortress (kiri), B-1B Lancer (tengah) dan  B-2 Spirit (kanan) (commons.wikimedia.org/Balon Greyjoy)
potret tiga buah bomber strategis milik AU AS dalam formasi terbang bersama: B-52 Stratofortress (kiri), B-1B Lancer (tengah) dan B-2 Spirit (kanan) (commons.wikimedia.org/Balon Greyjoy)

B-1B Lancer merupakan bomber  yang memiliki desain sayap yang dikenal dengan sayap variable-sweep wing  atau sayap ayun yang bisa ditarik ke belakang maupun dikembalikan ke posisi semulanya ke depan selama penerbangan. Dikutip dari laman Airforce, konfigurasi sayap di posisi depan digunakan sewaktu takeoff, mendarat, pengisian bahan bakar di udara serta dalam skenario penggunaan senjata di ketinggian tinggi (high-altitude). Konfigurasi sayap ditarik ke belakang (sweep settings) digunakan ketika pesawat bergerak dengan kecepatan subsonik tinggi dan supersonik. Desain sayap variable-sweep wing tersebut meningkatkan kemampuan manuver bomber tersebut baik di ketinggian rendah dan tinggi dengan kecepatannya yang tinggi.

B-1B Lancer merupakan satu-satunya bomber operasional AU AS saat ini yang memiliki kecepatan supersonik atau melebihi kecepatan suara dengan Mach 1,25. Dengan kecepatannya bomber tersebut awalnya didesain untuk menembus pertahanan udara Uni Soviet secara cepat di ketinggian rendah untuk menghindari radar. Untuk bomber yang lebih baru seperti B-2 Spirit dan nantinya B-21 Raider yang masih dalam tahap pengujian, memiliki kecepatan subsonik karena B-2 Spirit dan B-21Raider didesain lebih kepada kemampuan silumannya (stealth) yang tak kasat radar dan daya tahannya dalam misi yang membutuhkan durasi waktu yang panjang dibandingkan dengan kecepatan.

4. Combat proven

potret pengebom B-1B Lancer yang sedang melakukan pengisian bahan bakar di udara (commons.wikimedia.org/Gerald R. Willis-USAF)
potret pengebom B-1B Lancer yang sedang melakukan pengisian bahan bakar di udara (commons.wikimedia.org/Gerald R. Willis-USAF)

B-1B Lancer juga telah teruji di medan pertempuran sesungguhnya (combat proven). Kehadirannya pertama kali di palagan tempur terjadi di tahun 1998 dalam operasi bertajuk Desert Fox di Irak. Kala itu B-1B Lancer berhasil melakukan penetrasi terhadap sistem pertahanan udara Irak dan menghancurkan targetnya. Operasi tersebut memvalidasi peranan bomber konvensial dalam sebuah operasi militer gabungan.

Enam buah B-1B Lancer juga terlibat dalam operasi dukungan udara NATO pada tahun 1999 di Balkan untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk etnis Albania di Kosovo oleh Serbia. Operasi tersebut membuahkan hasil dengan penarikan pasukan Serbia dari Kosovo. B-1B Lancer juga terlibat dalam operasi Enduring Freedom di Afghanistan (2001-2014) dan operasi Iraqi Freedom di Irak (2003-2011). Hingga saat ini bomber tersebut masih diandalkan militer AS dan masih terlibat dalam konflik-konflik militer yang melibatkan AS dan sekutunya.

5. Akan diganti bomber baru di masa depan

B-1B Lancer ditenagai oleh 4 mesin General Electric F101-GE-102 turbofan dengan afterburner (commons.wikimedia.org/Jeff Fitch)
B-1B Lancer ditenagai oleh 4 mesin General Electric F101-GE-102 turbofan dengan afterburner (commons.wikimedia.org/Jeff Fitch)

Bomber yang memiliki dimensi panjang: 44,5 m, tinggi: 10,4m, panjang rentang sayap 41,8 m (konfigurasi sayap posisi depan) ini setidaknya telah beroperasi selama 38 tahun sejak pertama kali resmi memasuki dinas operasional di AU AS pada tahun 1986. Bersama bomber B-52 yang lebih tua, B-1B Lancer telah menjadi salah satu pesawat bomber ikonik tertua yang masih beroperasi dalam sejarah aviasi dunia militer. Dalam laman resminya Boeing  mengungkap bahwa setidaknya B-1B Lancer masih akan terus menjadi andalan AU AS setidaknya hingga tahun 2040 nanti hingga bomber penggantinya siap dan memasuki dinas operasional.

Dilansir Military, diketahui pada saat ini militer AS sedang menguji dan mengembangkan bomber generasi terbaru bernama B-21 Raider. B-21 Raider diperlihatkan ke publik di akhir tahun 2022 silam dan merupakan bomber pertama yang dibuat AS setelah lebih dari 30 tahun. B-21 Raider yang lahir dengan teknologi abad ke-21 mempunyai kemampuan yang mumpuni dalam teknologi siluman tak kasat radar musuh (stealth), kemampuannya dalam membawa senjata nuklir dan konvensional hingga peperangan elektronik. Bomber baru tersebut akan menggantikan peran B-1B Lancer dan juga B-2 Spirit secara bertahap setelah tahun 2030-an nanti.

Negara-negara besar dan kuat saat ini terus-menerus berlomba-lomba mengembangkan teknologi pertahanannya, semoga kedepannya teknologi pertahanan tersebut murni untuk kebutuhan pertahanan dan bukan sebagai bentuk ancaman atau bahkan untuk melakukan agresi terhadap negara lain, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dodi Wijoseno
EditorDodi Wijoseno
Follow Us