Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Kita Sering Mengingat Momen Memalukan Secara Tiba-Tiba?

meningat momen memalukan seara tiba-tiba
ilustrasi meningat momen memalukan seara tiba-tiba (pexels.com/Mike Greer)
Intinya sih...
  • Sistem error monitoring otak memicu aktivitas intrusive memory recall
  • Memori memalukan tertanam kuat karena konsolidasi emosional
  • Guilt loop mempertahankan kemunculan cringe attack
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya kenapa kita sering ingat hal memalukan secara tiba-tiba ketika sedang melakukan aktivitas. Seolah otak sengaja membuka kembali ingatan lama yang ingin kamu hapus permanen. Fenomena ini sering terasa mengganggu karena muncul begitu saja tanpa pernah kamu minta.

Kejadian tersebut biasanya membuat kamu terdiam sejenak, lalu merasakan sensasi cringe yang sulit dijelaskan. Hal ini ternyata berhubungan erat dengan cara otak memproses kesalahan, emosi, dan ingatan jangka panjang, lho. Penasaran kenapa bisa terjadi? Berikut penjelasannya!

1. Sistem error monitoring otak memicu aktivitas intrusive memory recall

teringat momen memalukan
ilustrasi teringat momen memalukan (pexels.com/KATRIN BOLOVTSOVA)

Intrusive memory recall merujuk pada ingatan yang muncul tanpa kendali sadar, biasanya terkait kejadian emosional atau kejadian yang dianggap keliru. Kejadian ini sering dipicu oleh ketidaksesuaian stimulus kecil, misalnya nada suara seseorang yang mirip dengan situasi memalukan, detail visual yang mengingatkan suasana lama, atau isyarat yang memicu evaluasi diri. Otak merespons mismatch stimulus ini karena menganggapnya sebagai potensi sinyal bahaya atau kesalahan.

Error monitoring system di otak berperan besar dalam proses tersebut. Sistem ini melibatkan anterior cingulate cortex (ACC) yang berfungsi mendeteksi error, conflict, dan pelanggaran ekspektasi. Saat kamu pernah mengalami situasi memalukan, tubuh memberikan tanda kesalahan sosial yang kemudian direkam oleh ACC. Stimulus kecil yang tidak sesuai ekspektasi dapat memicu ACC untuk mengaktifkan respons yang sama, meskipun kejadian asli sudah lama berlalu.

Area ini bekerja cepat sebelum kamu sempat memprosesnya secara sadar. Aktivasi ACC kemudian mengarahkan hippocampus dan amygdala untuk mengakses memori yang memiliki label emosional kuat, termasuk kejadian memalukan. Mismatch kecil seperti perubahan ekspresi orang lain, kata yang kamu dengar, atau gerakan tubuh tertentu dapat cukup untuk membuka kembali memori tersebut. Aktivasi ini menjadi reaksi otomatis yang mengikuti pola prediksi otak, bukan keinginan kamu.

2. Memori memalukan tertanam kuat karena konsolidasi emosional

teringat momen memalukan
ilustrasi teringat momen memalukan (pexels.com/Timur Weber)

Memori yang memiliki muatan emosional tinggi cenderung terkonsolidasi lebih kuat melalui aktivitas amygdala. Proses konsolidasi emosional ini menjelaskan kenapa memori memalukan bisa bertahan bertahun-tahun. Amygdala memperkuat proses encoding ketika peristiwa melibatkan rasa malu, kecanggungan sosial, atau pelanggaran norma, karena otak menganggap kejadian tersebut penting untuk pembelajaran masa depan.

Kamu mungkin tidak mengingat detail aktivitas sehari-hari, tetapi kamu dapat mengingat detik demi detik sebuah kejadian memalukan. Hal ini terjadi karena konsolidasi yang melibatkan peningkatan aktivitas noradrenalin pada saat kejadian. Sistem saraf memperlakukan memori tersebut sebagai informasi risiko sosial, sehingga meningkatkan probabilitas memori itu muncul kembali dalam konteks apa pun yang dianggap relevan oleh otak.

Proses retrieval enhanced consolidation juga memperkuat memori tersebut. Setiap kali kamu mengingat atau memutar ulang kejadian memalukan di kepala, otak sebenarnya melakukan re-encoding yang memperkuat jejak memori itu. Konsolidasi berulang ini membuat memori memalukan menjadi sangat stabil dan mudah aktif dalam situasi apa pun. Hal ini menjelaskan kenapa memori memalukan cenderung lebih kuat dibanding memori positif yang tidak melibatkan sinyal ancaman atau evaluasi diri.

3. Guilt loop mempertahankan kemunculan cringe attack

teringat momen memalukan
ilustrasi teringat momen memalukan (pexels.com/Alex Green)

Fenomena cringe attack merupakan bentuk intrusi memori yang muncul tiba-tiba, biasanya diikuti respons fisik seperti menegang, menarik napas dalam, atau mengalihkan pandangan. Kondisi ini berhubungan erat dengan guilt loop, yaitu siklus kognitif ketika otak memproses ulang kesalahan sosial secara berulang meskipun kejadian telah berlalu lama.

Guilt loop bekerja karena prefrontal cortex mencoba mengevaluasi ulang memori tersebut untuk mencari bagian mana yang dianggap salah atau bermasalah. Evaluasi berulang ini menyebabkan memori memalukan tetap aktif dalam jaringan neural, sehingga lebih mudah muncul meski kamu tidak sedang memikirkannya. Otak menganggap evaluasi tersebut belum selesai sehingga terus melakukan monitoring internal.

Cringe attack kerap muncul saat kamu sedang dalam mode low cognitive load, misalnya saat mandi, berjalan, atau melamun. Kondisi ini membuka ruang bagi intrusive memory recall karena prefrontal cortex tidak memegang beban tugas yang berat. Ketika guilt loop memasuki fase evaluasi otomatis, memori memalukan menjadi pilihan paling mudah untuk diakses karena memiliki jejak emosional kuat. Siklus ini biasanya berhenti ketika kamu mengalihkan fokus secara aktif, tetapi akan kembali ketika kondisi otak berada dalam keadaan rileks tanpa tugas spesifik.

Kamu mungkin pernah merasa heran ketika otak memunculkan kembali satu potongan adegan memalukan seolah itu baru terjadi kemarin, meski kamu tidak sedang memikirkan apa pun. Reaksi spontan tersebut menunjukkan betapa sensitifnya sistem kognitif kita terhadap detail kecil yang tidak sesuai dengan prediksi otak. Kamu sendiri pernah merasakan ingatan itu muncul tiba-tiba sampai bikin kamu menghentikan aktivitas?

Referensi:

“Why Do I Remember Embarrassing Things I've Done?” Psychology Today. Diakses pada Desember 2025

“How to Survive A Cringe Attack” The Cut. Diakses pada Desember 2025

“Retrieval as a fast route to memory consolidation” Anthony, James. Diakses pada Desember 2025

“Cringe Attacks and AuDHD: Why They Happen and How to Cope” Danielle Dryden. Diakses pada Desember 2025

“Dealing with Earned Guilt Loops” Thinking Direction. Diakses pada Desember 2025

“Understanding the Cycle of Guilt” Psych Central. Diakses pada Desember 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Perempuan yang Mengubah Dunia dengan Karya Literasi

15 Des 2025, 10:04 WIBScience