5 Fakta Baning Cokelat, Berkomunikasi Melalui Anggukan Kepala

Baning cokelat atau asian forest tortoise juga dikenal sebagai asian brown tortoise dan mountain tortoise. Mereka berada dalam famili Testudinidae dan memiliki nama ilmiah Manouria emys. Panjang tubuhnya kisaran 50--60 sentimeter dan beratnya 25 kilogram. Mereka adalah spesies kura-kura terbesar di Asia. Cangkang kura-kura dewasa berwarna cokelat tua atau kehitaman.
Sementara cangkang kura-kura muda cokelat kekuningan dengan corak cokelat tua. Tidak banyak informasi mengenai baning cokelat di alam liar, tapi fakta berikut sudah bisa membantumu mengenalinya lebih baik.
1. Wilayah penyebaran baning cokelat

Penyebaran baning cokelat berada di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Membantang dari bagian timur ekstrem India yaitu Assam hingga Bangladesh. Di Asia Tenggara, mereka berada di bagian selatan dan timur Myanmar, Thailand dan Malaysia. Untuk lebih spesifiknya di Indonesia, baning cokelat bisa kamu temui di Sumatra dan Kalimantan.
Animal Diversity menginformasikan bahwa baning cokelat menghuni habitat beriklim sedang dan lembap yang dipengaruhi oleh musim hujan. Mereka lebih menyukai suhu 13 hingga 29 derajat celcius. Agar bisa bertahan hidup, spesies muda butuh suhu di atas 18 derajat celcius. Baning cokelat tidak pernah berkeliaran jauh dari sumber air di habitatnya.
2. Penyendiri yang lambat

Berdasarkan informasi dari Animalia, baning cokelat merupakan spesies penyendiri yang lambat dan menghabiskan banyak waktunya di permukaan tanah. Mereka lebih aktif saat senja dan siang hari ketika suhunya tidak terlalu tinggi. Di siang hari, baning cokelat akan bersembunyi di tanah lembap atau berendam di sungai dangkal untuk mendinginkan diri. Spesies ini juga sangat pemalu.
3. Apa yang dimakannya?

Kebanyakan menu makan dari baning cokelat terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Biasanya memakan rerumputan, sayuran, dedaunan, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan, terkadang juga mengonsumsi rebung bambu. Untuk melengkapi dietnya, mereka bisa memburu invertebrata kecil dan amfibi. Tidak ada informasi lebih jauh mengenai cara berburu dari spesies ini.
4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Walaupun pemalu, baning cokelat masih harus berkomunikasi satu sama lain. Menganggukkan kepala adalah salah satu bentuk komunikasi sosial dan banyak digunakan saat musim kawin. Terdapat dua jenis anggukan kepala, yaitu horizontal dan mengangkatnya tinggi. Selama masa pendekatan di musim kawin, betina biasanya tidak membalas anggukan kepala. Tapi di luar itu, betina terkadang menganggukkan kepala sebagai balasan.
Cara komunikasi lainnya adalah vokalisasi, jantan cenderung mendengus atau melenguh. Jantan dan betina memiliki panggilan kawin untuk mengiringi gerakan kepalanya. Panggilan jantan biasanya lebih lama dan lebih sering disuarakan dibandingkan betina. Tujuan lain dari vokalisasinya masih belum diketahui dengan pasti.
5. Sistem perkawinan baning cokelat

Tidak banyak informasi mengenai sistem perkawinan baning cokelat. Tapi, diketahui bahwa mereka hanya menempatkan telur-telurnya di sarang yang dibangun betina di antara serasah dedaunan. Betina menggunakan kedua kaki depan dan belakangnya untuk mengumpulkan material pembangunan sarang.
Setelah selesai, betina bisa menghasilkan hingga 50 telur yang akan dijaganya. Mereka bahkan tidak ragu untuk mengusir pemangsa dan pengganggu agar menjauh dari area tersebut. Masa inkubasinya berlangsung selama 63--84 hari.
Baning cokelat ternyata sangat pemalu, tapi bukan berarti tidak berkomunikasi satu sama lain, ya. Cara komunikasinya unik, melalui anggukan kepala dan vokalisasi. Saat ini, baning cokelat diklasifikasikan sebagai Critically Endangared oleh IUCN dan tren populasinya mengalami penurunan. Ancaman utamanya adalah manusia yang banyak memburunya untuk dijadikan sebagai makanan, pengobatan tradisional dan bahkan perdagangan hewan peliharaan ilegal.