Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Bulukwata, Burung Hantu yang Aktif di Siang Hari

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Imran Shah)
Intinya sih...
  • Bulukwata, burung hantu terkecil di Asia
  • Tubuh mungil dengan pola garis-garis khas, aktif di siang hari
  • Suara khas yang menyerupai ketukan kayu, pemakan serangga dan vertebrata kecil
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bulukwata, atau yang dikenal secara ilmiah sebagai Glaucidium cuculoides, adalah salah satu burung hantu terkecil di Asia. Meski ukurannya mungil, burung ini punya suara nyaring dan karakter kuat yang membuatnya mudah dikenali di tengah hutan.

Berbeda dari burung hantu yang selalu gelap dan menyeramkan, bulukwata justru tampil dengan corak garis-garis horizontal di tubuhnya. Burung ini aktif di siang hari, membuatnya lebih mudah diamati dibanding burung hantu lain yang biasanya hanya muncul malam hari. Yuk, simak lima fakta unik tentang si mungil yang menarik perhatian ini.

1. Tubuh mungil dengan pola garis-garis khas

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Bulukwata memiliki tubuh yang sangat kecil dibandingkan kebanyakan burung hantu. Dengan panjang rata-rata 20 sampai 23 cm, ia hanya sebesar burung pipit besar, tapi lebih tebal dan berotot. Ciri paling kentara adalah corak garis-garis cokelat dan putih di bagian dada dan perutnya, yang membentuk pola seperti pagar.

Selain itu, bulukwata memiliki mata besar berwarna kuning cerah yang kontras dengan bulu kecoklatan di wajahnya. Kepalanya tidak memiliki "telinga" runcing seperti burung hantu lain, sehingga terlihat bulat dan lucu. Penampilannya yang menggemaskan membuatnya sering disalahartikan sebagai burung biasa, padahal ia adalah predator kecil yang tangguh.

2. Aktif di siang hari, bukan malam

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Berbeda dari kebanyakan burung hantu yang nokturnal, bulukwata justru lebih aktif di siang hari. Ia sering terlihat bertengger di cabang terbuka atau menyamar di antara dedaunan, mengawasi lingkungan sekitarnya untuk mencari mangsa. Kebiasaan ini membuatnya lebih mudah dilihat oleh pengamat burung.

Karena aktif di siang hari, bulukwata juga lebih sering terdengar suaranya saat pagi atau sore. Ia mengeluarkan serangkaian suara yang cepat dan berulang, kadang diselingi nada tinggi. Suara ini bukan hanya untuk menarik pasangan, tapi juga untuk menandai wilayah kekuasaannya dari burung lain.

3. Suara khas yang menyerupai ketukan kayu

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Len Worthington)

Salah satu ciri paling menonjol dari bulukwata adalah suaranya yang unik. Ia mengeluarkan suara berirama seperti "kuk-kuk-kuk-kuk" yang cepat dan monoton, mirip dengan suara ketukan palu kecil pada kayu. Suara ini bisa terdengar hingga jarak puluhan meter di hutan yang tenang.

Suara ini biasanya dikeluarkan oleh jantan untuk menarik perhatian betina atau menegaskan wilayah teritorialnya. Menariknya, suara ini sering disalahartikan sebagai suara burung lain atau bahkan suara alat musik tradisional oleh masyarakat lokal. Namun, bagi pengamat burung, suara ini menjadi petunjuk pasti keberadaan bulukwata di suatu area.

4. Pemakan serangga dan vertebrata kecil

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Shiv's fotografia)

Meski tubuhnya kecil, bulukwata adalah predator yang efisien. Ia memangsa serangga besar seperti belalang, jangkrik, dan kumbang, tapi juga tidak segan memangsa vertebrata kecil seperti kadal, katak kecil, dan bahkan burung pipit muda.

Burung ini berburu dengan cara duduk diam di cabang tinggi, lalu tiba-tiba menyambar mangsa dengan cepat. Ia menggunakan penglihatan tajam dan pendengaran akurat untuk mendeteksi gerakan kecil dari mangsanya. Setelah menangkap mangsa, ia akan memakannya utuh atau merobeknya menjadi bagian kecil terlebih dahulu.

5. Tidak membuat sarang sendiri, tapi memakai lubang pohon

Burung Bulukwata
Bulukwata (commons.m.wikimedia.org/Imran Shah)

Bulukwata tidak membuat sarang dari ranting atau daun seperti burung pada umumnya. Ia memanfaatkan lubang pohon yang sudah ada, sering kali bekas sarang burung pelatuk atau keropos karena usia. Betina akan bertelur 2–4 butir di dalam lubang tersebut dan mengeraminya selama sekitar 28 hari.

Selama masa pengeraman, jantan bertugas mencari makan untuk betina dan nantinya untuk anak-anaknya. Anak bulukwata lahir buta dan bergantung sepenuhnya pada induknya selama beberapa minggu. Mereka baru bisa terbang setelah berusia sekitar 4 minggu.

Bulukwata mungkin kecil, tapi ia punya peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Dengan memangsa serangga dan hewan kecil, ia membantu mengendalikan populasi hama. Selain itu, keberadaannya menjadi indikator kesehatan hutan. Semoga dengan lebih banyak orang yang tahu tentangnya, bulukwata bisa terus berkicau di alam liar tanpa gangguan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Jenis Arthropoda yang Bisa Jadi Pet Menakjubkan di Terrariummu

16 Okt 2025, 21:49 WIBScience