5 Fakta Bunga Scaevola, Mampu Tumbuh di Tanah Berpasir

- Bentuk bunga mirip kipas karena hanya memiliki lima kelopak
- Legenda Hawaii, cinta yang dipisahkan bunga setengah
- Mampu tumbuh di tanah berpasir
Pernah menemui bunga kecil berbentuk kipas yang tumbuh subur di pot gantung atau pinggir pantai? Itulah bunga scaevola atau sering juga disebut fan flower. Dengan ciri khas kelopaknya yang seolah terbelah seperti setengah lingkaran, scaevola selalu berhasil mencuri perhatian siapa saja yang lewat di dekatnya.
Selain tampilan yang unik, scaevola ternyata menyimpan banyak cerita menarik, baik dari sisi sejarah penamaan, adaptasi habitat, sampai banyak mitos dan manfaatnya. Nah, berikut ini lima fakta unik tentang bunga scaevola yang patut kamu tahu!
1. Bentuk bunga mirip kipas karena hanya memiliki lima kelopak

Salah satu hal paling mencolok dari scaevola adalah bentuk bunganya yang menyerupai kipas atau setengah lingkaran. Ini karena kelopaknya sebenarnya berjumlah lima, tapi tumbuh dalam satu sisi sehingga tampak seolah dipotong separuh.
Ciri khas ini menginspirasi nama fan flower dan juga nama genusnya, scaevola, yang diambil dari bahasa Latin yang berarti tangan kiri, merujuk pada bentuk bunganya yang asimetris. Hal ini menjadikan scaevola mudah dikenali di antara bunga-bunga lain.
2. Legenda Hawaii, cinta yang dipisahkan bunga setengah

Di Hawaii, scaevola dikenal dengan nama "naupaka" yang erat kaitannya dengan legenda lokal. Konon, ada kisah tentang sepasang kekasih yang dipisahkan oleh takdir dan setiap kali mereka berusaha bertemu, bunga yang ingin mereka berikan justru terbelah dua. Akhirnya, semua bunga di daerah itu berubah menjadi setengah, seperti bunga scaevola.
Mitos ini menambah kesan magis pada bunga scaevola, dan membuatnya menjadi simbol kisah cinta yang tragis di beberapa budaya Pasifik.
3. Mampu tumbuh di tanah berpasir

Scaevola berasal dari Australia bagian barat daya, dan juga ditemukan di banyak pesisir tropis dunia seperti Indonesia, Hawaii, Afrika, sampai Pasifik. Keunggulan utamanya adalah mampu tumbuh di tanah berpasir, bahkan dalam kondisi bertabur semprotan air laut yang asin.
Adaptasinya ini bikin scaevola sering digunakan untuk membantu mencegah erosi pantai. Tak heran, bunga ini juga masuk kategori flora pionir di banyak pulau dan pantai tropis yang beriklim panas dan minim air tawar.
4. Tahan panas, tidak mudah layu, minim perawatan

Kalau kamu mencari bunga yang tidak rewel, scaevola salah satu pilihan juara. Tanaman ini tahan panas, tidak gampang layu, dan umumnya bebas dari gangguan hama atau penyakit serius.
Selain itu, scaevola tidak perlu sering dipangkas karena bunganya self-cleaning, alias mampu membersihkan sendiri bunga yang layu tanpa perlu repot. Hal ini bikin scaevola sangat diminati sebagai tanaman gantung ataupun penghias taman untuk daerah beriklim panas.
5. Penting untuk serangga penyerbuk dan burung

Selain indah dipandang, bunga scaevola juga punya peran ekologis penting. Bunganya menghasilkan nektar yang menarik perhatian kupu-kupu, lebah, dan serangga penyerbuk lainnya. Beberapa spesiesnya juga menghasilkan buah yang tersebar lewat burung pemakan buah dan arus laut.
Perannya ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem di pesisir dan taman, menjadikan scaevola tidak hanya berharga secara estetika tapi juga untuk kelestarian lingkungan sekitar.
Jadi, bunga scaevola tidak hanya unik karena bentuk dan kisah di baliknya, tapi juga punya kontribusi besar untuk lingkungan serta mudah dirawat. Kalau ingin taman terlihat beda dan sekaligus mendukung ekosistem, scaevola pantas jadi pilihan!



















