Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Tanaman Waru, Ternyata Bisa Jadi Sabun Antibakteri

Waru (commons.wikimedia.org/MurielBendel,)
Waru (commons.wikimedia.org/MurielBendel,)
Intinya sih...
  • Waru merupakan tanaman berperawakan pohon dengan daun berbentuk hati, tingginya mencapai 8-20 meter, dan sering ditemukan di pesisir pantai.
  • Bunga waru memiliki perubahan warna dari kuning menjadi jingga kemerahan menjelang sore hari karena peningkatan flavonoid dan antosianin setelah mekar.
  • Waru memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas bukit pasir di pantai, mencegah abrasi, serta dapat diolah menjadi sabun cair antibakteri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa yang tidak kenal dengan tanaman satu ini? Tanaman dengan ciri khas daun berbentuk seperti hati yang khas ini tentu sering kita lihat bukan? Ini adalah waru (Hibiscus tiliaceus) yang banyak kita jumpai tumbuh di sekitar kita.

Mungkin sebagian dari kita hanya sekadar mengetahuinya saja tanpa menelisik lebih jauh mengenai tanaman satu ini. Ternyata waru menyimpan banyak keunikan dan manfaat, lho! Salah satunya adalah potensi daunnya yang bisa dijadikan sabun antibakteri, lho! Wah menarik, bukan? Penasaran dengan fakta-fakta menarik waru lainnya? Yuk, simak penjelasan mengenai lima fakta menarik waru yang jarang diketahui banyak orang di artikel ini!

1. Terkenal dengan daunnya yang berbentuk hati

Daun waru (commons.wikimedia.org/Renjusplace)
Daun waru (commons.wikimedia.org/Renjusplace)

Waru merupakan tanaman berperawakan pohon yang sering kita jumpai di pesisir pantai dan sungai. Karakter morfologi yang menjadi ciri khas waru adalah daunnya yang berbentuk seperti hati. Dilansir Cabi Digital Library, pohon waru dapat tumbuh setinggi 8 hingga 12 meter, bahkan ada yang mampu mencapai ketinggian hingga 20 meter. Pohon waru biasanya membentuk cabang-cabang yang bengkok dan menyebar sehingga sering dikenal sebagai tanaman peneduh. Daun sendiri termasuk daun sederhana yang tumbuh berselang-seling, memiliki pinggiran bergelombang dan sedikit berbulu halus.

2. Bunganya bisa berubah warna di sore hari

Bunga waru akan berubah warna menjelang sore hari (commons.wikimedia.org/A. J. T. Johnsingh)
Bunga waru akan berubah warna menjelang sore hari (commons.wikimedia.org/A. J. T. Johnsingh)

Waru dikenal dengan bunga berwarna kuningnya. Waru memiliki bunga besar, mencolok yang akan gugur di sore hari. Tapi, apakah kamu tahu jika bunga waru bisa berubah warna lho ketika sore hari? Apabila kamu memperhatikan bunga waru, pasti kamu akan takjub dengan perubahan warnanya. Dilansir Transylvanian Review of Systematical and Ecological Research, warna bunga waru perlahan akan berubah dari kuning menjadi jingga kemerahan menjelang sore hari, dan kemudian akan gugur. Mahkota bunga, dan bagian reproduksi bunga akan gugur dalam satu kesatuan, sedangkan kelopak dan ovarium bunga tetap berada di tangkai bunganya.

Lantas apa yang menyebabkan warna bunga waru bisa berubah di sore hari? Perubahan  warna pada bunga waru disebabkan oleh peningkatan kadnungan flavonoid dan antosianin setelah bunga mekar. Dilansir jurnal Natural Product Communications, setelah bunga waru mekar, terjadi peningkatan konsentrasi flavonoid dan antosianin dalam mahkota bunga yang menyebabkan perubahan warna bunga, mulai dari kuning menjadi jingga kemerahan.

3. Tumbuh subur di pesisir pantai dan tahan terhadap air asin

Habitat waru (flickr.com/Dinesh Valke)
Habitat waru (flickr.com/Dinesh Valke)

Waru banyak ditemukan di daerah pesisir pantai dan laut, dan memang tumbuh subur di habitat ini. Tak heran jika tanaman ini dikenal dengan nama sea hibiscus karena mudah sekali dijumpai di pesisir. Waru ini dikenal sebagai tanaman yang tangguh. Dilansir jurnal Transylvanian Review of Systematical and Ecological Research diketahui bahwa waru merupakan pohon pesisir yang tumbuh cepat di pesisir pantai dan hutan bakau dengan salinitas tinggi. Selain itu, waru juga dapat tumbuh di sepanjang aliran sungai yang memiliki salinitas netral. Oleh karena itulah, waru sering dijumpai di tepi pantai atau dekat muara sungai.

4. Berperan dalam mencegah terjadinya abrasi

Habitat waru (flickr.com/Dinesh Valke)
Habitat waru (flickr.com/Dinesh Valke)

Penanaman waru di pesisir pantai dan hutan bakau bukanlah tanpa alasan, lho! Waru memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas bukit pasir di pantai, menjadi penghalang angin laut, mencegah abrasi, dan menjaga kestabilan tanah. Selain itu, keberadaan pohon ini juga berperan sebagai tanaman peneduh di pesisir pantai dan sungai. Ternyata waru tidak hanya cantik dan rindang, tetapi juga memiliki peran besar dalam menjaga ekosistem pesisir. Keren, ya?

5. Daunnya bisa diolah menjadi sabun antibakteri

Daun waru (commons.wikimedia.org/JMK)
Daun waru (commons.wikimedia.org/JMK)

Fakta menarik dari waru adalah daunnya bisa diolah menjadi sabun cair, lho! Dilansir jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, daun waru memiliki kandungan senyawa saponin, flavonoid, polifenol, dan triterpenoid. Kandungan senyawa ini membuat daun waru memiliki potensi aktivitas antimikroba yang terbukti efektif melawan bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini dibuktikan melalui pengujian yang menunjukkan bahwa senyawa dalam daun waru dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus melalui diameter zona hambat yang tinggi.

Bagaimana, menarik bukan fakta-fakta dari pohon waru? Ternyata waru bukan hanya sekadar tanaman peneduh di pesisir pantai saja, namun keunikan dan potensi yang dimiliki waru ternyata lebih dari itu. Mulai dari bunganya yang unik, kemampuannya hidup di lingkungan yang beragam terutama di lingkungan bersalinitas tinggi, hingga perannya dalam mencegah abrasi pantai. Tak hanya itu, daunnya juga memiliki potensi besar dalam bidang kesehatan, karena dapat diolah menjadi sabun cair antibakteri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitri Ismawati
EditorFitri Ismawati
Follow Us