5 Fakta Perkembangbiakan Ayam, Bisa Bertelur Tanpa Jantan

Ayam adalah salah satu hewan yang paling akrab dengan kehidupan manusia. Selain menjadi sumber protein hewani, ayam juga memiliki cara perkembangbiakan yang menarik untuk diketahui. Bagi sebagian orang, mungkin cara ayam berkembang biak terlihat sederhana, tetapi ada banyak hal unik yang sebenarnya terjadi dalam proses tersebut.
Penulis akan membahas lima fakta menarik tentang cara perkembangbiakan ayam. Fakta-fakta ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membantu kita lebih memahami keunikan dari salah satu unggas yang sering kita jumpai sehari-hari.
1. Sperma ayam jantan bisa bertahan dalam beberapa minggu

Ayam berkembang biak secara seksual, dan pembuahan terjadi di dalam tubuh ayam betina. Setelah pejantan dan betina melakukan perkawinan, sperma pejantan akan disimpan di saluran reproduksi betina. Uniknya, sperma ini dapat bertahan hidup hingga beberapa minggu di dalam tubuh betina, memungkinkan proses pembuahan terjadi kapan saja selama periode tersebut.
Dilansir PennState Extension, sperma yang tersimpan kemudian akan bertemu dengan sel telur betina di saluran oviduk untuk proses pembuahan. Setelah pembuahan terjadi, zigot akan mulai berkembang menjadi embrio di dalam telur. Proses ini berlangsung cepat, sehingga dalam beberapa jam setelah pembuahan, cangkang mulai terbentuk di sekitar telur untuk melindungi embrio.
Fakta menarik lainnya adalah betina bisa menghasilkan telur tanpa perlu dibuahi, meskipun telur ini tidak akan menetas menjadi anak ayam. Ini yang sering kita konsumsi sehari-hari sebagai telur ayam.
2. Telur ayam memiliki mekanisme perlindungan alami

Setelah terbentuk, telur ayam dilengkapi dengan berbagai lapisan perlindungan alami. Lapisan pertama adalah membran telur, yang berfungsi sebagai pelindung utama terhadap bakteri. Lapisan berikutnya adalah putih telur, yang kaya akan protein dan berfungsi memberikan nutrisi kepada embrio.
Bagian paling menarik adalah cangkang telur yang terbuat dari kalsium karbonat. Meskipun terlihat keras, cangkang ini sebenarnya memiliki ribuan pori kecil yang memungkinkan pertukaran udara bagi embrio di dalamnya. Pori-pori ini juga membantu menjaga kelembapan telur selama masa inkubasi.
Selain itu, warna cangkang telur sering kali menjadi identitas unik suatu spesies ayam. Misalnya, ayam ras biasanya menghasilkan telur berwarna cokelat atau putih, sedangkan ayam kampung dapat menghasilkan telur berwarna kehijauan atau biru pucat.
3. Ayam betina bisa bertelur tanpa kehadiran ayam jantan

Ayam betina memiliki kemampuan unik untuk bertelur tanpa perlu kawin dengan pejantan. Hal ini dimungkinkan karena proses pembentukan telur dalam tubuh betina tidak memerlukan pembuahan untuk terjadi. Namun, telur yang dihasilkan tanpa pembuahan tidak akan menghasilkan embrio.
Mengutip Poultry Extension, kemampuan ini merupakan salah satu alasan mengapa peternakan ayam petelur tidak memerlukan kehadiran ayam jantan. Ayam betina dapat terus bertelur secara rutin dengan siklus tertentu, biasanya satu butir setiap 24-26 jam.
4. Proses penetasan telur bergantung pada suhu

Telur ayam memerlukan suhu tertentu agar dapat menetas menjadi anak ayam. Proses penetasan ini biasanya dilakukan secara alami oleh induk betina yang mengerami telurnya. Suhu ideal untuk proses ini adalah sekitar 37,5 derajat celcius, yang secara alami diberikan oleh tubuh induk ayam selama masa pengeraman.
Masa pengeraman biasanya berlangsung selama 21 hari. Selama periode ini, induk ayam akan jarang meninggalkan sarangnya dan hanya keluar sesekali untuk makan atau minum. Perilaku ini menunjukkan dedikasi induk ayam dalam melindungi telurnya.
Saat ini, proses penetasan juga bisa dilakukan secara buatan menggunakan mesin penetas telur. Mesin ini dirancang untuk memberikan suhu dan kelembapan yang sesuai, sehingga mempercepat proses produksi di peternakan besar.
5. Anak ayam memiliki naluri bertahan hidup sejak menetas

Begitu menetas, anak ayam sudah dilengkapi dengan naluri alami untuk bertahan hidup. Salah satu contohnya adalah kemampuan mereka untuk mencari makanan sendiri. Meskipun terlihat rapuh, anak ayam sudah memiliki refleks untuk mematuk makanan di sekitarnya.
Bulu halus yang menutupi tubuh anak ayam juga memiliki fungsi penting. Selain menjaga suhu tubuh, bulu ini membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Anak ayam juga memiliki naluri untuk mendekati induknya atau sumber kehangatan lainnya untuk menjaga suhu tubuhnya, dikutip Rangiora Vet Centre.
Induk ayam biasanya sangat protektif terhadap anak-anaknya, terutama pada minggu-minggu pertama setelah menetas. Induk akan menunjukkan makanan dan mengajarkan anak-anaknya cara bertahan hidup di lingkungan sekitar.