5 Fakta Sains tentang Dasar Lautan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an 

Fenomena menakjubkan yang satu ini pertama kali didapati oleh Yves Costeau, yang merupakan seorang pakar Oceanografi dari Prancis. Salah satu sungai dalam lautan yang terkenal ialah Cenote Angelita yang ada di Meksiko. Cenote Angelita terletak pada kedalaman sekitar 35 meter atau 115 kaki.

Pada Cenote Angelita terdapat kabut pembatas antara air tawar dengan air asin yang dinamakan Halocline. Halocline ini terbentuk dari gas hidrogen sulfida. Di sekitar sungai juga akan terlihat ranting-ranting pohon dan juga penampakan bukit.

Dalam Al-Qur'an sendiri dijelaskan dalam surah Al-Furqan ayat 53 yang artinya: ''Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia Jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.'' 

Secara umum, api dan air adalah dua elemen yang tidak bisa bersatu. Api akan padam jika bertemu dengan air. Namun, terdapat fenomena yang menakjubkan dimana api bisa berada di dalam air. Fenomena api di dasar lautan pertama kali ditemukan pada saat terjadinya Perang Dunia II.

Saat itu, banyak ilmuwan yang mulai meneliti dan menjelajahi samudera ataupun laut untuk mencari bahan-bahan mineral. Kemudian mereka  menemukan fakta mengejutkan dimana terdapat banyak gunung api di dasar lautan. Fenomena api di lautan ini telah disebutkan terlebih dulu dalam Al-Qur'an dalam QS. Ath Thur ayat 6 yang memiliki arti: "Demi laut dengan api di dalamnya." 

Pada kedalaman laut 1000 meter, cahaya sudah tak ada lagi. Tidak hanya gelap, kondisi ini juga dibarengi dengan adanya gelombang di dasar lautan. Sekitar tahun 1900M, para peneliti mengungkapkan adanya kegelapan dan gelombang di dasar laut.

Dalam Al-Qur'an hal ini telah diterangkan lebih dulu lewat surah An-Nur ayat 40 yang artinya: "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun." 

Fenomena seperti ini terjadi di Selat Gibraltar. Para ilmuwan menerangkan bahwa penyebab terjadinya fenomena tersebut karena perbedaan karakteristik air laut dari Samudera Atlantik dan air Laut Mediterania, yakni dari segi suhu air, kerapatannya, serta kadar garam. 

Tidak hanya terjadi di antara Samudera Atlantik dan Laut Mediterania, hal yang serupa juga terjadi pada Sungai Rhone dan Arve di Kota Jenewa, Swiss, dimana kedua sungai airnya bertemu, namun, tak menyatu. Dari arah selatan, Sungai Arve memiliki arus air yang lebih cepat dan membawa pasir putih. Sementara Sungai  Rhone dari arah utara memiliki arus yang lebih lambat dari Sungai Arve serta membawa air danau yang warnanya lebih gelap.

Dalam Al-Qur-an sendiri sudah diterangkan dalam surah Ar-Rahman ayat 19-20 yang memiliki arti: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing." (QS. Ar-Rahman: 19-20). 

Dikutip dari Live Science, telah ditemukan gunung berapi di Samudera Hindia sebelah barat, tepatnya di di lepas pantai Madagaskar yang tingginya mencapai 820 meter. Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan fenomena ini ialah QS. Ath Thur ayat 6. 

Menurut BIG ( Badan Informasi Geospasial) beserta beberapa kementerian dan lembaga menyatakan bahwa terdapat delapan gunung api di dasar laut Indonesia yang sudah ditelaah. Gunung-gunung tersebut tersebar di tiga provinsi, yaitu di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera, dan Sulawesi Utara.

Menilik berbagai fenomena alam yang ternyata sudah disebutkan terlebih dahulu dalam Al-Qur'an memang selalu berhasil membuat kita takjub. Semoga makin menambah wawasan serta keimanan sahabat umat muslim, ya! Amin.