Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tembok Theodosian, Benteng Legendaris Konstantinopel

Tembok Theodosian
Tembok Theodosian membentang 6 km (commons.wikimedia.org/CrniBombarder!!!)
Intinya sih...
  • Kaisar Theodosius II memerintahkan pembangunan Tembok Theodosian di Konstantinopel pada tahun 413 M karena lonjakan populasi.
  • Tembo Theodosian memiliki desain bertahan ganda dengan sistem pertahanan berlapis yang berhasil menahan puluhan pengepungan besar selama berabad-abad.
  • Pada 1453, Tembok Theodosian runtuh akibat serangan meriam raksasa dan bantuan orang dalam, mengakhiri Kekaisaran Bizantium, namun tetap menjadi inspirasi arsitektur pertahanan Eropa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Konstantinopel (kini Istanbul) pernah diperebutkan beberapa kekaisaran di masa lalu karena letaknya yang strategis. Ditengah perebutan kekuasaan yang tiada akhir, Kekaisaran Bizantium berhasil mempertahankan kekuasaannya di Konstantinopel selama 1000 tahun berkat upaya pembangunan sebuah tembok masif. Tembok itu bernama Tembok Theodosian.

Dengan desain bertahan ganda dan daya tahan terhadap puluhan pengepungan besar, Tembok Theodosian jadi standar emas dalam arsitektur militer kala itu. Dilansir World History, banyak sejarawan menyebut tembok ini sebagai salah satu sistem pertahanan kota paling efektif sepanjang sejarah abad pertengahan. Penasaran seperti apa megahnya Tembok Theodosian? Berikut fakta menarik yang layak untuk disimak.

1. Dibangun oleh Kaisar Theodosius II saat Konstantinopel makin ramai

Tembok Theodosian
Sebagian Tembok Theodosian yang telah direstorasi (worldhistory.org/Bigdaddy1204, Mark Cartwright)

Setelah Kaisar Constantine Agung memindahkan ibu kota Romawi ke Bizantium pada abad ke-4 dan menamainya Konstantinopel, kota ini tumbuh cepat sebagai pusat politik dan agama. Byzantine Legacy menjelaskan, pada tahun 413 M, Kaisar Theodosius II memerintahkan pembangunan tembok baru yang lebih luas karena lonjakan populasi. Tembok ini akhirnya dikenal sebagai Tembok Theodosian, mencakup area kota yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Pembangunannya dipimpin oleh seorang pejabat tinggi bernama Anthemius. Seiring waktu, tembok ini sempat diperbaiki besar-besaran setelah gempa dahsyat pada tahun 447 M.

2. Desain bertahan ganda yang bikin musuh frustrasi

Tembok Theodosian
Potongan melintang Tembok Theodosian (commons.wikimedia.org/Glz19)

Tembok Theodosian merupakan pertahanan berlapis. Sistem pertahanannya terdiri dari: parit besar di depan (kira-kira selebar 20 m, sedalam 7 m), tembok luar setinggi 8 m, tembok dalam setinggi 12 m, serta lebih dari 90 menara pengintai dan pertahanan, berjarak 60-70 m. Dengan demikian, musuh yang berhasil melewati tembok luar masih harus berhadapan dengan tembok dalam yang lebih tinggi, sambil diserang dari atas dan sisi lain oleh pasukan di menara. Desain ini memungkinkan tentara Bizantium bertahan secara strategis.

3. Bertahan dari puluhan pengepungan besar selama berabad-abad

Tembok Theodosian
Tembok Theodosian setinggi 12 m (commons.wikimedia.org/Carole Raddato)

Sejak dibangun, Tembok Theodosian menghadapi banyak ancaman besar: bangsa Hun, Avar, Arab, Bulgaria, Rus, hingga pasukan Perang Salib. Namun selama lebih dari seribu tahun, tak satu pun berhasil menjebolnya. Pengepungan besar dari pasukan Arab pada abad ke-7 dan ke-8, yang bahkan dibantu armada laut, tetap gagal.

Konstantinopel memang pernah diduduki oleh Kekaisaran Latin selama 57 tahun pada masa Kekaisaran Bizantium, sebelum akhirnya direbut kembali. Namun, pendudukan ini bukan terjadi karena kegagalan pertahanan Tembok Theodosian. Dilansir laman Shadows of Constantinople, dalam peristiwa tahun 1204 M, tembok darat itu tidak benar-benar dijebol. Pasukan Latin justru berhasil masuk melalui laut dan memanfaatkan lemahnya pertahanan di sisi barat laut kota.

4. Runtuh karena meriam dan bantuan orang dalam

Tembok Theodosian
Parit selebar 20 meter Tembok Theodosian (commons.wikimedia.org/CrniBombarder!!!)

Pada 1453, Sultan Mehmed II dari Utsmaniyah membawa kekuatan baru yang mengubah segalanya, yaitu meriam raksasa buatan insinyur asal Hungaria bernama Orban. Meriam ini mampu menembakkan peluru batu seberat 500 kg ke arah tembok. Setelah pengepungan selama 53 hari, bagian tembok akhirnya jebol. Tapi bukan hanya karena meriam, sejarah mencatat adanya pembukaan gerbang kecil oleh pihak dalam, yang dimanfaatkan oleh pasukan Utsmaniyah untuk masuk cepat ke kota. Hari itu menandai kejatuhan Konstantinopel dan berakhirnya Kekaisaran Bizantium.

5. Jadi inspirasi arsitektur pertahanan Eropa

Tembok Theodosian
Salah satu gerbang masuk Tembok Theodosian (worldhistory.org/Carole Raddato, Mark Cartwright)

Desain Tembok Theodosian menginspirasi banyak sistem pertahanan kota di Eropa pada Abad Pertengahan. Ide tentang benteng bertingkat, menara berjajar, dan zona pertahanan berlapis menjadi acuan dalam pembangunan benteng-benteng kerajaan di Prancis, Jerman, dan Inggris. Bahkan, menurut World History, dalam dunia militer, tembok ini disebut sebagai arsitektur pertahanan paling maju sebelum era meriam.

Kini, meskipun tidak lagi utuh, bagian-bagian Tembok Theodosian masih berdiri di Istanbul. Pemerintah Turki telah merestorasi beberapa bagiannya, dan tembok ini kini menjadi situs sejarah penting yang sering dikunjungi wisatawan. Sungguh mengagumkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us