Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Soang Salju, Cantik, tapi Makannya Rakus!

soang salju terbang (pixabay.com/stocksnap-894430)
soang salju terbang (pixabay.com/stocksnap-894430)

Tahukah kamu kalau ada jenis soang cantik yang tinggalnya di dekat kutub utara? Namanya soang salju atau snow goose. Angsa berleher pendek satu ini aslinya dari Amerika Utara. Mereka berkembang biak di wilayah tundra yang beriklim ekstrem.

Sepintas, soang salju terlihat seperti soang pada umumnya. Badannya gemuk. Bulunya berwarna putih. Suaranya pun berisik. Namun, gak semua soang salju berwarna putih salju, lho. Bahkan, soang salju yang gak berwarna putih sempat dikira jenis unggas lain! Yuk, simak lima fakta unik soang salju yang dirangkum khusus buatmu berikut ini.

1. Berkembang biak di Arktik

soang salju merentangkan sayap (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)
soang salju merentangkan sayap (commons.wikimedia.org/Andy Reago dan Chrissy McClarren)

Soang salju atau snow goose merupakan jenis soang asli Amerika Utara. Menurut laman All About Birds, mereka berkembang biak dalam koloni di wilayah tundra Kanada dan Alaska. Di luar musim kawin, unggas air ini mengisi hari-harinya dengan mencari makan dan beristirahat. Saat musim kawin, betina bertugas mengerami telur, sementara jantan sibuk menjaga betina dari predator. 

Kalau musim dingin tiba, soang salju bermigrasi ke selatan dalam kawanan besar. Kawanan ini membentuk pemandangan menakjubkan di atas langit bagaikan badai salju. Selama perjalanan jauhnya itu, soang salju biasanya beristirahat dengan bertengger di suatu tempat atau mengapung di atas air. 

2. Sudah tangguh sejak baru menetas

tampilan soang salju (commons.wikimedia.org/Andrew C)
tampilan soang salju (commons.wikimedia.org/Andrew C)

Hidup di wilayah tundra itu gak mudah. Di wilayah ekstrem yang saking dinginnya pohon gak bisa tumbuh, soang salju sudah dituntut untuk menjadi tangguh sejak kecil. Mereka sudah bisa membuka mata usai menetas. Tubuhnya diselimuti bulu-bulu lembut yang disebut down feathers untuk menjaganya tetap hangat. Dalam beberapa hari, soang salju sudah bisa menstabilkan suhu tubuhnya sendiri. 

Mereka juga sudah bisa berenang dan makan sendiri dalam kurun waktu 24 jam, menurut National Geographic. Dalam 3 minggu pertama, mereka harus berjalan mengikuti induknya dari sarang menuju tempat yang ditumbuhi banyak makanan untuk pertumbuhannya. Dilansir All About Birds, perjalanan ini bisa menempuh jarak sejauh 50 mil atau sekitar 80 kilometer, lho!

3. Gak semuanya berwarna putih

soang salju berwarna gelap (commons.wikimedia.org/Andrew)
soang salju berwarna gelap (commons.wikimedia.org/Andrew)

Soang salju tampil seperti soang pada umumnya. Tubuhnya gemuk dengan bulu berwarna putih. Untuk mengenalinya, kamu bisa melihat bagian ujung sayapnya yang berwarna hitam dan bercak kehitaman di paruhnya. Menariknya, gak semua soang salju berwarna putih seperti salju. Ada juga yang berwarna “biru”.

Soang salju biru ini punya bulu berwarna kebiruan atau abu-abu gelap. Biasanya, bagian leher dan kepalanya tetap berwarna putih, beberapa juga punya bercak putih di bagian perut. Dulunya, dua versi soang salju ini sempat dianggap sebagai dua spesies yang berbeda. Nyatanya, keduanya berasal dari jenis burung yang sama, hanya saja ada satu gen yang mengontrol perbedaan warna ini.

4. Cara makannya agresif

soang salju terbang (commons.wikimedia.org/Manjith Kainickara)
soang salju terbang (commons.wikimedia.org/Manjith Kainickara)

Saat makan tanaman, soang biasanya memotong bagian tanaman yang disukainya seperti daun atau tangkai dengan paruhnya. Namun, soang salju beda. Unggas air satu ini punya kebiasaan makan yang destruktif. 

Soang salju punya kebiasaan menyantap hampir seluruh bagian dari tanaman dengan mencabutnya sampai ke akar. Jadi gak cuma makan dedaunan, mereka juga melahap bagian batang, umbi, biji, bahkan sampai akar. Mereka dibekali paruh bergigi yang menurut laman Britannica membantunya memakan seluruh bagian tanaman. Perilaku makannya ini dikhawatirkan bisa merusak habitatnya sendiri. 

5. Perburuan soang salju sempat dilarang

kawanan soang salju mendarat (commons.wikimedia.org/John Brighenti)
kawanan soang salju mendarat (commons.wikimedia.org/John Brighenti)

Soang salju sempat jadi hewan langka karena aktivitas perburuan yang berlebihan. Untuk melindungi populasinya, perburuan soang salju dilarang pada 1916. Untungnya, populasi mereka kembali meningkat. Kebiasaannya bersarang di tempat terpencil membuatnya gak begitu terdampak oleh aktivitas manusia. Jadinya, populasi mereka cepat pulih. Menurut All About Birds, perburuan diizinkan lagi pada 1975.

Kini, soang salju jadi salah satu jenis unggas air yang paling banyak jumlahnya di Benua Amerika. Bahkan, di beberapa wilayah Arktik, jumlahnya begitu banyak sampai dikhawatirkan akan merusak habitatnya sendiri dengan cara makannya yang agresif. Gak cuma spesiesnya sendiri, mereka juga berpotensi mempengaruhi spesies burung air lainnya.

Sungguh hewan yang unik, ya! Setelah tahu lebih banyak tentang soang salju, bagaimana pendapatmu tentang unggas air satu ini? Apa kamu tertarik untuk melihatnya secara langsung di habitatnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us