5 Fakta Unik Ular Garter Tenggorokan Kuning, Bisa Dijumpai di Meksiko

- Habitat utamanya di dataran tinggi Meksiko, tapi juga ditemukan di Amerika Serikat
- Makanannya mencakup kadal, cacing, mamalia kecil, dan serangga
- Panjangnya hanya sekitar 77 centimeter dengan warna kuning yang mencolok
Ular garter merupakan ular berukuran kecil tidak berbisa yang berasal dari benua Amerika. Ia tidak agresif, gerakannya gesit, dan punya warna yang beragam, mulai dari cokelat, kuning, merah, jingga, hingga biru. Spesies ular garter juga ada banyak dan salah satunya adalah Thamnophis pulchrilatus atau ular garter tenggorokan kuning. Nah, ular tersebut punya beberapa fakta unik.
Pertama, warna kuningnya sangat mencolok dan menjadi salah satu ciri khasnya. Ia juga termasuk spesies endemik yang hanya bisa ditemukan di Meksiko. Soal makanan, ular ini sangat suka memangsa hewan berukuran kecil. Tak cuma itu, bahkan reptil ini bisa hidup di dataran tinggi. Penasaran dengan fakta-fakta tersebut? Maka dari itu, simak pembahasan berikut dengan seksama.
1. Dataran tinggi merupakan habitat utamanya

Dilansir The Reptile Database, ular berukuran kecil ini merupakan satwa endemik Meksiko. Lebih lanjut, penyebarannya mencakup beberapa daerah, seperti Quéretaro, Durango, Nayarit, Hidalgo, dan Guanajuato. Uniknya, ada beberapa laporan yang menyatakan kalau ular garter tenggorokan kuning juga ditemukan di Amerika Serikat. Hanya saja, laporan tersebut tidak valid dan kemungkinan hanya misidentifikasi.
Soal habitat, ular ini bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti hutan pinus dan dataran tinggi. Ia memang tinggal di hutan, namun selayaknya spesies ular garter lain ular garter tenggorokan kuning merupakan hewan terestrial. Jadi, daripada memanjat pepohonan atau semak-semak, ia lebih sering terlihat di atas tanah. Dalam hal ini, rerumputan, bebatuan, dan area berkayu jadi tempat favoritnya.
2. Bisa memakan kadal hingga cacing

Secara umum, makanan ular garter tenggorokan biru tak jauh berbeda dari spesies ular garter lain. Dilansir HINTERLAND WHO'S WHO, ular garter bisa memakan katak, kodok, salamander, kadal, mamalia kecil, serangga, hingga cacing. Semua spesies ular garter bukan termasuk ular yang berbisa. Tak hanya itu, bahkan ular garter tidak memiliki lilitan yang kuat. Jadi, saat berburu dan menangkap mangsa ia hanya mengandalkan sergapannya yang gesit dan giginya yang kuat. Setelah mangsa tertangkap, ular ini akan memakannya hidup-hidup.
3. Panjangnya tak mencapai 1 meter

Layaknya spesies lain, ular garter tenggorokan abu-abu bukanlah ular berukuran besar. Dilansir Gartersnake.info, panjangnya hanya sekitar 77 centimeter. Walau begitu, terkadang juga ada individu berukuran besar yang mampu tumbuh hingga sepanjang 91 centimeter. Gak cuma kecil, reptil ini juga memiliki sisik berlunas, kepala yang agak memanjang, dan badan yang ramping.
Lebih lanjut, ukuran bukan hal yang menonjol ular ini. Sebaliknya, tubuhnya yang diselimuti warna kuning dan hitam justru lebih mencolok. Pertama, bagian tengah dan atas tubuh ular ini diselimuti warna hitam pekat. Kemudian, warna kuning terlihat di leher atau tenggorokan, di samping tubuh, di punggung, dan bagian bawah tubuh. Kemudian, corak tutul hitam juga terlihat di beberapa bagian.
4. Memipihkan tubuh saat merasa terancam

Di balik ukurannya yang kecil, ternyata ular garter tenggorokan kuning memiliki strategi pertahanan yang cukup unik, lho. Dilansir iNaturalist, ia akan memipihkan badan agar tubuhnya terlihat lebih besar dan membuat predator takut. Tak hanya itu, saat merasa terancam ular ini juga akan menyembunyikan kepala dan menekuk badannya. Terakhir, ia juga akan menggoyangkan ekornya, mirip seperti ular derik. Bedanya, ekor ular garter tenggorokan kuning tidak bersuara. Nah, saat predator kabur, nantinya ia akan berhenti melakukan semua hal tersebut dan akhirnya pergi menjauh.
5. Mulai terancam akibat kerusakan habitat

Sebenarnya, hewan ini bukan termasuk hewan yang terancam punah. Berdasarkan data IUCN Red List, ia dimasukan ke kategori least concern atau risiko rendah. Artinya, ia tidak memiliki risiko kepunahan dalam waktu dekat. Walau begitu, populasinya mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir. Nah, penurunan populasi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti kerusakan habitat, aktivitas manusia, deforestasi, industrialisasi, dan urbanisasi. Jika dibiarkan, status konservasi ular ini bisa berubah dalam waktu dekat.
Ukuran kecil tak semena-mena membuat ular garter tenggorokan kuning menjadi ular yang terkesan biasa saja. Justru, tubuh kecil tersebut menyimpan keunikan dan berbagai hal menarik yang gak ada di ular lain. Nah, dari ular ini kita belajar kalau ukuran bukanlah segalanya. Justru, hewan-hewan kecil yang tidak terlalu terkenal tak kalah hebat dan eksotis dari hewan lain yang lebih besar.